Modelo berawal dari keinginan Astuti Damayanti yang ingin fokus merawat anak. Bekerja di bidang konsultan dan kontraktor banyak menyita waktu. Ia pun mencari alternatif usaha sembari mengurus sang anak.

Kebetulan saat itu bisnis fashion online sedang merebak. Astuti pun memberanikan membuka usaha fashion yang diberi nama Modelo di tahun 2013. Kemudian memulai usaha konveksinya sendiri di tahun 2014.

Modelo sejauh ini memproduksi bermacam-macam jenis style fashion, mulai dari hijab kemudian ada aneka baju gamis. Modelo juga berkecimpung di seragam- seragam seperti seragam kantor, seragam pabrik dan yang berkaitan dengan fashion.

Diakui Astuti menjalankan bisnis fashion susah-sudah gampang. Ada kalanya mengalami pasang surut.    “Tinggal tergantung kitanya bagaimana kita mencari solusi untuk bisa  dikembangkan market tersebut. Seperti contohnya saat kemarin, fashion online saya turun karena ada persaingan diantara para bisnis online. Saya putar otak bagaimana caranya supaya online kita ini tetap berjalan,” tuturnya kepada KABARI.

Astuti lalu mencari  solusi karena ada karyawannya yang harus dibiayai hidupnya. Dan syukur pada saat pandemi  justru omset Modelo naik. “Jadi menurut saya kalau namanya usaha apapun itu harus tetap berpikir optimis bahwa kita itu bisa,” tambahnya.

Modelo juga menggunakan sistim reseller untuk online. Beberapa reseller yang tinggal di Hongkong, Malaysia, Singapura dan Arab Saudi, setiap minggunya order ribuan kerudung kepadanya. Pun negara lain seperti Nigeria untuk hijab sporty-nya.

Namun Modelo yang awalnya berbisnis online perlahan menambah model bisnisnya menjadi custom. Alasannya Astuti melihat kecenderungan tren dimana pada saat maju pesatnya bisnis online, Modelo ikut masuk ke dalam bisnis online. Sekarang model bisnis Modelo sudah tidak lagi berkecimpung di online tetapi pindah ke custom.

“Saat itu online mengalami penurunan, di sistem custom ini bagaimana caranya saya bisa memarketingkan custom fashion saya. Pastinya saya banyak posting kemudian juga saya share ke temen – temen, kolega dan lainnya,”tutur Astuti.

Bagaimana pun Modelo harus tetap eksis, Astuti selalu optimis sebagai pengusaha. “Sekali kita jatuh jangan pernah jatuh lagi maksudnya kalau memang kita sudah jatuh kita harus tetap semangat untuk naik.”

Astuti berkeinginan memiliki usaha konveksi yang besar supaya bisa merekrut banyak karyawan, dan dapat mensejahterakan karyawan. Otomatis dengan banyaknya yang bisa bekerja dengannya ia dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan perekonomian.

“Bagi saya omset itu adalah anugerah, jadi saya tidak berpatokan omset saya harus berapa tetapi yang penting adalah usaha saya semakin besar dan dapat merekrut banyak pekerja,” pungkasnya.

Simak wawancara KABARI dengan Astuti Damayanti disini