Di Warung Indonesian Halal Restaurant, pelanggan disuguhi beberapa makanan terbaik di Indonesia. Sepiring nasi pecel, nasi yang disajikan dengan sayuran yang disiram saus kacang manis; bakwan panas dari penggorengan; dan sederetan sup, semur, dan salad menutupi meja saat para pelanggan dengan bersemangat menyantapnya.

Saat dibuka, Sri Astuti pemilik restoran, memutuskan untuk fokus pada makanan Indonesia. “Kami orang Indonesia,” katanya. “Ini akan menjadi milik Indonesia, dan itu akan menjadi selera kami.”

Astuti dan suaminya, Deni Mulyana, membuka Warung pada April 2020, tepat saat pandemi COVID melanda berbagai sektor ekonomi termasuk industri restoran. Meskipun sulit dibuka selama waktu yang tidak terduga, restoran ini telah mendapatkan popularitas yang stabil di dan sekitar Atlanta.

“Para ekspatriat dan orang-orang yang pernah ke Indonesia dan mengenal makanan Indonesia, mereka sangat mengapresiasi dan menyukai makanan tersebut,” ujarnya. “Mereka memberi tahu kami bahwa itu membuat mereka merasa seperti kembali ke Indonesia. Ketika kita keluar negeri, kita membawa Indonesia di hati kita,” kata Astuti disadur dari southernfoodways.org.  

Bahkan ketika dia berusaha untuk membangun kehidupan di Amerika Serikat, dia mengatakan  menemukan dirinya ingin mempromosikan Indonesia. Awalnya, Astuti mencoba menjalankan stand makanan Indonesia-Asia di festival-festival lokal. Namun pada akhirnya, dia bertekad untuk fokus pada cita rasa dan masakan tanah airnya.

Astuti menjelaskan meskipun masakan Indonesia dipengaruhi oleh makanan dari banyak negara lain, namun tetap memiliki cita rasa tersendiri. Meskipun awalnya menantang, dia berkomitmen untuk mengomunikasikan makanan dan budaya Indonesia.

Makanan halal

Sebagai seorang Muslim Indonesia, Astuti yang berimigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 2001 ini akrab dengan komunitas Muslim yang beragam di Amerika Serikat. Astuti menyadari bahwa sekitar 75.000 orang Atlanta diidentifikasi sebagai Muslim. Berasal dari negara yang hampir 90 persen Muslim, Astuti melihat peluang; Dia bisa memasarkan makanan Indonesia sebagai makanan halal, menarik Muslim Atlanta dari berbagai negara.

Astuti memutuskan bahwa Warung pasti akan menjadi orang Indonesia, tetapi dia dan suaminya mengambil pendekatan unik untuk mempromosikannya. Dia meneliti demografi daerah tersebut dan menyadari berapa banyak Muslim yang tinggal di dekatnya. Maka, seperti yang dia jelaskan, “Mari kita perkenalkan kita sebagai restoran Muslim Indonesia kepada komunitas Muslim di sini.”

“Daging disembelih di sini dengan cara yang halal,” kata Astuti, jadi masuk akal untuk memasarkan Warung bukan hanya sebagai restoran Indonesia tetapi juga tujuan makan yang ramah halal.

Astuti mengatakan bahwa  pelanggan terbesarnya adalah Muslim non-Indonesia. Para tamu datang untuk menikmati makanan yang lezat dan sesuai dengan nilai-nilai agama mereka.

“Luar biasa, kami mendapat sambutan yang luar biasa. Banyak umat Islam di daerah ini bukan dari Indonesia,” kata Astuti yang pernah belajar di Institut Perhotelan dan Pariwisata Nasional. Dan dirinya dengan senang hati memperkenalkan masakan baru kepada pelanggan non-Muslim Indonesia.

Astuti tetap setia pada keterampilan kuliner yang didapatnya dari ibunya. Rendang daging sapi, rebusan daging sapi hangat yang merupakan salah satu hidangan paling terkenal di Indonesia, direndam dalam santan dan aromatik dan dimasak selama berjam-jam, sampai dagingnya empuk.

Pun dengan sate ayam, ayam berbumbu yang disajikan dengan tusuk sate, dimasak di atas api, menawarkan rasa berasap untuk menyeimbangkan saus kacang yang menutupi potongan daging. Ikan nila goreng, atau ikan goreng, disajikan dengan nasi dan sayuran kukus. Dan ada banyak sambal dan kecap manis bumbu utama Indonesia untuk dinikmati.

Lingkungan beragam budaya

Di Warung Indonesia, Astuti  ingin memperkuat masakan yang kurang terwakili di Amerika Serikat. Warung Indonesia terletak di Doraville, pinggiran kota hanya lima belas mil timur laut dari pusat kota Atlanta.

Sejak tahun 1980-an, populasi imigran telah meningkat pesat dan menjadikan daerah tersebut sebagai rumah bagi salah satu populasi Asia Selatan terbesar di negara ini. Diperkirakan 69 persen penduduk Doraville berbicara bahasa selain bahasa Inggris di rumah.

Sebuah toko daging dan kelontong halal Bangladesh berada tepat di sebelah Warung, dan lingkungan sekitarnya dipenuhi dengan restoran internasional, termasuk Vietnam, India, dan Ethiopia. Warung Indonesia dengan cepat mengukir ceruknya sendiri. Restoran ini telah menjadi hub bagi komunitas lokal Indonesia, serta bagi pengunjung Muslim yang tertarik dengan sebutan halal.

Menurut Astuti, warga Atlanta Indonesia telah memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap upaya mereka.  Astuti berharap restorannya bisa menjadi anomali, dan menjadi contoh apa yang mungkin terjadi ketika pemilik restoran imigran tetap setia pada visi, nilai, dan masakan mereka dan sejauh ini, hal itu bekerja.