KabariNews – Organisasi kemanusiaan medis internasional Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) mendapat informasi bahwa kantor paten China baru saja menolak permohonan Gilead Science untuk paten utama obat hepatitis C, ‘sofosbuvir’. Obat ini, serta beberapa antiviral lainnya, adalah ‘tulang punggung’ dari beberapa pengobatan kuratif untuk penyakit hepatitis C. Namun harganya sangat tinggi di beberapa negara, sehingga membatasi akses orang-orang yang membutuhkannya. Hepatitis C telah menjadi krisis kesehatan masyarakat global, lebih dari 150 juta orang di dunia mengidap penyakit ini, dan 350.000-500.000 orang tewas setiap tahunnya akibat komplikasi yang ditimbulkan penyakit tersebut.

Aplikasi paten ditolak setelah adanya ‘pre-grant challenge’ atau ‘oposisi sebelum pemberian paten’ yang diajukan oleh Initiative for Medicines, Access & Knowledge (I-MAK). Berbagai oposisi lainnya telah diajukan oleh beberapa pihak terhadap aplikasi paten obat ‘sofosbuvir’, yakni di India, Argentina, Rusia, Brazil dan di Kantor Paten Eropa. Paten utama ‘sofosbuvir’ sudah ditolak di Mesir dan India.

China adalah pemasok terbesar di dunia untuk bahan-bahan farmasi aktif (atau bahan mentah) untuk semua jenis obat. Ada batasan-batasan tentang penggunaan bahan mentah ‘sofosbuvir’ karena adanya hambatan paten. Kapasitas China semakin meningkat untuk memproduksi obat dan vaksin hingga menjadi produk jadi. Dengan keputusan menolak paten sekunder ‘sofosbuvir’ ini, kini kemungkinan ‘sofosbuvir’ versi generik memasuki pasar China semakin besar.

MSF sedang dalam proses meningkatkan perawatan hepatitis C, dan berencana memperluas cakupan ke sembilan negara. Saat ini MSF menangani pasien menggunakan ‘sofosbuvir’ di Pakistan. “Penolakan China terhadap paten utama ‘sofosbuvir’ menunjukkan ada tanda tanya besar apakah obat ini layak atau tidak untuk diberikan paten. Keputusan ini adalah sebuah sinyal kuat bagi negara-negara lain yang sedang meninjau aplikasi paten untuk obat tersebut. China dapat menjadi supplier penting untuk bahan-bahan mentah obat serta sebagai produsen produk jadi ‘sofosbuvir’. Kompetisi para produsen di China dapat mendorong turunnya harga ‘sofosbuvir’, sehingga semakin banyak orang yang mengaksesnya. Kami berharap negara-negara lain di mana Gilead akan mendaftarkan patennya mengamati perkembangan ini dengan seksama.” Tutur Rohit Malpani, Direktur Kebijakan dan Analisis, Access Campaign MSF

Sementara itu  Dr. Jennifer Cohn, Direktur Medis, Access Campaign MSF mengatakan  “Ini adalah berita baik untuk orang-orang yang mengidap hepatitis C, dan kami berharap semakin banyak orang di negara berkembang yang dapat mengakses sofosbuvir dengan biaya rendah. Harga tinggi yang dipatok Gilead menghambat orang-orang mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, di negara miskin dan bahkan di negara kaya. Obat Hepatitis C yang ampuh akan sia-sia jika tidak ada yang mampu membelinya.” (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/78115

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan

 

 

 

 

kabari store pic 1