KabariNews – Dulu violinist kenamaan Indonesia hanya Idris Sardi saja yang sering disebutkan. Namun kini, gadis remaja bernama Clarissa Tamara berhasil mencuri perhatian publik Indonesia. Di usianya yang masih belia, Clarissa
berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) di tahun 2009 sebagai “Artis Terbaik” dan “Karya Produksi Terbaik” dalam kategori World Music /Instrumentalia. Tak hanya itu, dia pun mencatatkan namanya sebagai pemegang rekor dunia versi Record Holder Republic sebagai The Fastest Violinist dengan kecepatan 273 bpm (beat per minute) dalam waktu 49,42 detik.

Siang itu di sebuah sekolah musik Cadenza Music School, pukul 15.00 WIB kami berkunjung lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan oleh pihak manajeman Clarissa Tamara. Datang dan disambut hangat oleh ibunda tercinta Clarissa Tamara, Margaretha Sugito. Kami pun dipersilakan untuk duduk di salah satu ruangan yang tak jauh dari tempat resepsionis berada. “Sebentar ya saya panggil Clarissa dulu” tutur sang bunda. Tak selang berapa lama, Clarissa Tamara pun tampak dengan balutan busana resmi namun kasual dengan tangan menjinjing tas yang berisi biola dan masuk ke ruangan.

Clarissa bercerita sejak kecil hidupnya tak jauh dengan musik, terlebih dengan musik klasik. Papanya, Ferdinand Marsa adalah seorang pianis yang berhasil membimbing Levi Gunardi di awal karirnya. Saat masih berumur dua tahun, Clarissa sering diajak oleh sang papa ke studio melakukan rekaman untuk jingle lagu. Mata Icha sapaan akrabnya, tertuju pada sebuah alat musik gesek. Saat itu dia tak menyadari sebenarnya apa nama alat musik itu. Namun keinginan begitu kuat sampai-sampai dia meminta sendiri untuk dapat bermain biola. Orang tua  menyanggupinya, alhasil Clarissa dibelikan sebuah biola.

Baca artikel selengkapnya di Kabari Digital