Dr. Yovi Yoanita Mkes, seorang ahli gizi dengan sertifikasi FAAFM, ABAARM, dan Cht, mengungkapkan bahwa konsumsi gula tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan otak seperti depresi dan gangguan kognitif.

Berikut adalah penjelasan rinci dari Dr. Yovi mengenai bagaimana konsumsi gula berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan otak:

1. Perubahan Gula Darah

Konsumsi gula tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti oleh penurunan yang cepat juga. Fluktuasi gula darah ini dapat mempengaruhi suasana hati dan energi secara keseluruhan, yang dapat berkontribusi pada gejala depresi.

2. Peradangan

Diet tinggi gula dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, termasuk otak. Peradangan kronis ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi.

3. Resistensi Insulin

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Resistensi insulin telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif dan peningkatan risiko gangguan kognitif seperti penyakit Alzheimer.

4. Keseimbangan Neurotransmitter

Gula berlebih dalam diet dapat mengganggu keseimbangan neurotransmitter dalam otak, seperti serotonin dan dopamin, yang memainkan peran penting dalam regulasi suasana hati dan fungsi kognitif. Gangguan dalam keseimbangan neurotransmitter ini dapat menyebabkan gejala depresi dan gangguan kognitif.

Dr. Yovi menekankan pentingnya menjaga asupan gula dalam batas yang wajar untuk menghindari efek negatif pada kesehatan otak.

Mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat membantu mempertahankan keseimbangan gula darah yang stabil, mengurangi peradangan, mencegah resistensi insulin, dan menjaga keseimbangan neurotransmitter dalam otak. Semua ini berkontribusi pada kesehatan mental dan kognitif yang optimal.

Sumber foto: Suzy Hazelwood

Baca Juga: