Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Chicago pada Senin (24/8) menyelenggarakan acara temu bisnis di kota Greensburg, negara bagian Indiana, dalam rangka mempromosikan potensi kerja sama bidang perdagangan dan investasi serta pariwisata (TTI) sesuai fokus diplomasi ekonomi Indonesia.

Acara temu bisnis yang diadakan di restoran Mayasari Indonesian Grill milik diaspora Indonesia tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Greensburg, Joshua Marsh, dan para pebisnis dari  kamar dagang dan industri serta asosiasi pengusaha kedelai, dan asosiasi eksportir yang bernaung di kawasan Midwest Amerika Serikat (AS).

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk lebih meningkatkan lagi kerja sama Indonesia dengan Indiana,” ujar Konsul Jenderal RI Chicago, Meri Binsar Simorangkir, dalam sambutan pembukaannya. “Kerja sama tersebut antara lain dalam hal pengembangbiakan bibit kedelai unggul, peningkatan kerja sama ekspor kedelai, hingga kerja sama teknik berupa program pemagangan bagi pemuda Indonesia untuk belajar pola penanaman, pengelolaan panen hingga cara memproduksi produk-produk berbasis kedelai yang berkualitas.”

Indiana dipilih karena merupakan salah satu sentra produksi utama AS di bidang pertanian. Salah satu produk unggulan dari Indiana adalah kedelai berkualitas premium, yang didukung oleh bibit dan penguasaan teknologi pertanian yang maju. Untuk itu, Indiana dinilai juga sangat potensial untuk menjadi mitra Indonesia dalam transfer teknologi produksi kedelai, pengembangan kerja sama teknik, berbagi pengalaman dan penerapannya.

Walikota Marsh menyampaikan apresiasi dan tanggapan positif potensi kerja sama dengan Indonesia tersebut, serta menawarkan pembentukan kerja sama sister city antara kota Greensburg dengan kota serupa di Indonesia. Marsh juga mengungkapkan keinginannya dan pebisnis terkait untuk melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia, guna merealisasikan kerja sama sister city tersebut sekaligus mendorong peningkatan kerja sama antara kedua kota.

 “Untuk mewujudkan rencana-rencana kerja sama tersebut, kantor Walikota Greensburg siap untuk menyusun draf perjanjian sebagai payung kerja sama, sekaligus plan of action guna merealisasikannya, tentunya setelah pandemi Covid-19 ini berakhir,” tukas Walikota Marsh saat diskusi.

Selain promosi kerja sama, KJRI Chicago juga hadir untuk mendukung kiprah diaspora Indonesia di Greensburg, Mayasari Effendi, yang aktif mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia di Indiana melalui restoran Mayasari Indonesian Grill miliknya, khususnya menu makanan tempe dengan berbagai variasi hidangan.

Tak hanya mempromosikan budaya melalui hidangan Indonesia, Mayasari juga akan mendirikan pabrik tempe skala besar pertama di kawasan Midwest. Lahan dan peralatan pabriknya telah siap, serta diperkirakan dapat beroperasi penuh pada awal 2021. Selama ini, Mayasari dan keluarga yang memiliki industri rumah tangga untuk produksi tempe hanya bisa menghasilkan ratusan bungkus saja, namun setelah didirikannya pabrik tersebut diharapkan nantinya bisa memproduksi 1,6 juta bungkus per minggunya. Menurut Mayasari Effendi, keinginannya dan keluarga untuk mendirikan pabrik tempe di Greensburg tersebut dikarenakan semakin banyaknya publik di AS yang mengonsumsi tempe, tidak hanya berasal dari Greensburg akan tetapi pesanan juga datang dari negara-negara bagian lainnya.

Selama ini, tempe lebih umum dikonsumsi dalam skala besar di Pantai Timur dan Barat AS, sehingga rencana pabrik tempe di Midwest ini adalah sesuatu yang baru, atau “venturing into new turfs.

Masih terkait pengembangan kerja sama pertanian, dalam acara ini juga dilakukan pertemuan virtual dengan CEO Global Green Energy Solutions Corporation (GLOGENS), Steve Budiono, perwakilan produsen pupuk batubara Futura yang berlokasi di Sacramento, California. Pupuk batubara ini merupakan hasil penelitian inventor asal Indonesia dan baru-baru ini mendapatkan pengakuan berupa hak paten dari Pemerintah AS. Selain memaparkan keunggulan pupuk batubara, ia juga menawarkan kerja sama investasi berupa pendirian pabrik pupuk batu bara di kawasan Midwest.

“Indiana merupakan salah satu penghasil batu bara terbesar di AS,” ujar Steve. “Sehingga tepat kiranya pabrik pertama pupuk batubara didirikan di negara bagian ini, guna memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku, sekaligus memudahkan distribusi pupuk yang dihasilkan kepada para petani Indiana.”

Asosiasi Kedelai Indiana dan Departemen Kerja Sama Pembangunan Ekonomi Kota Greensburg yang turut hadir juga telah menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki lebih lanjut tawaran pendirian pabrik pupuk batu bara tersebut. Mereka juga sepakat bahwa Indiana adalah lokasi yang strategis bagi pendiriannya.

Sesuai data terkini, Indonesia saat ini masih mengimpor kedelai dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestiknya. Selama 5 tahun terakhir, impor kedelai Indonesia dari AS umumnya diperoleh dari negara Bagian Illinois dan Ohio.

Sebagai salah satu wilayah di AS yang juga menjadi sumber produksi kacang kedelai berkualitas dan indutsri yang berkembang, kiranya Indiana memiliki potensi untuk meningkatkan perdagangan ekspor dan impornya dengan Indonesia.  

Dalam rangkaian acara temu bisnis ini, Konjen RI Chicago juga mengunjungi lahan pertanian kedelai milik diaspora Indonesia, lokasi calon pabrik tempe pertama di Midwest, serta perusahaan pemasok bibit tanaman dan kacang kedelai terbesar di Midwest bernama Steward Seed.

Sesuai dengan topik pembahasan tentang kacang kedelai, pada acara temu bisnis ini para hadirin juga menikmati makanan khas Indonesia berbasis kedelai yakni tempe, yang telah diolah menjadi salad tempe dan rendang tempe. Promosi kuliner khas nusantara tersebut sekaligus melengkapi sisi promosi destinasi pariwisata di Indonesia, di mana kekayaan kuliner dipandang juga mampu untuk menarik wisatawan berkunjung ke suatu negara. (Sumber: KJRI Chicago)