KabariNews – Di tengah tekanan melambatnya ekonomi global, Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) tetap mengintensifkan promosi. “Kami terus berupaya meningkatkan ekspor melalui promosi, terutama saat perekonomian global mengalami perlambatan,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak, didalam siaran persnya, Jumat, (22/1).

Ditjen PEN membidik pasar potensial alat kesehatan di Kawasan Teluk dan Timur Tengah. Tahun ini, Indonesia akan berpartisipasi pada pameran Arab Health yang berlangsung pada 25-28 Januari 2016 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) mendatang.

Nus menegaskan bahwa peluang ekspor alat kesehatan Indonesia ke dunia cukup besar. Keikutsertaan Indonesia sekaligus memanfaatkan UEA sebagai hub atau pintu masuk ekspor di kawasan Timur Tengah dan negara-negara sekitarnya.

“UEA merupakan hub atau pintu masuk ekspor bagi kawasan Timur Tengah dan negara-negara sekitarnya yang membutuhkan berbagai produk peralatan kesehatan, terutama negara-negara yang tengah terlibat konflik,” jelas Dirjen Nus.

Tren ekspor peralatan kesehatan Indonesia ke dunia selama lima tahun terakhir (2010-2014) sebesar 6,42% dengan nilai ekspor sebesar USD 273,8 juta pada 2014. Sementara itu, potensi pasar Kawasan Teluk dan Timur Tengah juga sangat menjanjikan. Pada 2014, neraca perdagangan antara Indonesia dengan UEA menunjukkan surplus sebesar USD 748,8 juta bagi Indonesia. “Pemerintah melakukan berbagai upaya demi menggenjot ekspor karena pasar yang bisa digarap masih sangat besar,” ujar Nus optimis.

Arab Health merupakan pameran produk kesehatan terbesar untuk kawasan Afrika dan Timur Tengah yang dikunjungi oleh para importir, wholeseller, dan distributor dari berbagai negara. “Pameran ini sangat penting untuk produk kesehatan Indonesia semakin dikenal dan diserap oleh pasar di dua kawasan tersebut,” imbuh Nus. (1009)