Akhir Juni lalu, Kabari  berkesempatan berbincang-bincang dengan Duta Besar RI untuk Amerika, Bapak Budi Bowoleksono atau yang akrab disapa dengan Bapak Sonny. Disela-sela kesibukannya, beliau berkenan menyempatkan waktu untuk berbagi informasi pada Kabari terkait kedekatan hubungan internasional Indonesia – AS. Berikut ini petikan wawancara Kabari dengan Dubes Sonny.

Kabari :

Sejak Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani Conference Partnership pada bulan Oktober 2010, hubungan Indonesia dan Amerika semakin dekat. Untuk kedepannya apa yang menjadi proritas untuk mempererat lagi hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat dan contoh program-program rancangan yang akan dilaksanakan kedepan ?

Dubes :

Sejak ditandatanganinya perjanjian Conference Partnership, hubungan kedua negara mencapai satu titik yang belum pernah tercapai sebelumnya. Sektor-sektor kerjasamanya juga konfersensif, dan ini menjadi tugas kita semua, termasuk KBRI untuk mencapai tujuan-tujuan dan potensi secara real dan terus mengedepankan kepentingan nasional. Ada banyak target-target yang telah ditentukan oleh  pemimpin kita yang harus dicapai. KBRI akan menjadi ujung tombak dalam kontribusi pencapaian target-target tersebut. Bukan hanya hubungan bilateral saja, kita coba memperkuat beyond bilateral, seperti hubungan kemitraan tingkat regional dan tingkat multilateral. Jadi memang setelah penandatanganan konferensi Partnership ada peluang yang secara real yang dapat diidentifikasi di berbagai bidang. Dan yang lagi kita kejar adalah kredibilitas yang tajam.

Ada beberapa hal yang dalam waktu dekat sudah dicanangkan, seperti target  perdagangan harus 30 miliar dollar pada tahun 2015, sekarang kita sekitar 27,4 atau koma 5 persisnya.

Volume perdagangan bilateral dengan Amerika sendiri sudah komitif, menjadikan Indonesia sebagai mitra dagangnya yang penting. Ini memang target yang tidak  mudah, tetapi saya kira dapat diupayakan dengan menggerakan seluruh mekanisme yang ada disini untuk mencapai target itu.

Lantas pelajar dan mahasiswa, kedua pemimpin sepakat kalau bisa jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika ini bertambah, ya menjadi 14,000. Hal ini juga bukan target yang mudah, karena sekarang baru 7 ribuan yang ada di Amerika.

Dubes SonnyKabari :

Apa saja yang sedang menjadi fokus untuk meningkatkan komoditas eksport Indonesia atau sebaliknya eksport Amerika ke Indonedia?

Dubes :

Sementara ini komoditi utama kita produk, sebagian besar masih komoditas eksport pakaian. Kita akan arahkan ke pakaian yang memiliki nilai tambah, dan bukan lagi produksi massal seperti produksi baju jaman dulu, tapi lebih fashionable dan punya mutu. Selain itu kita juga sedang mengembangkan produk lain seperti kopi. Kami gencar untuk mempromosikan kopi dengan kualitas tinggi, bukan seperti kopi yang diproduksi oleh Brasil atau Columbia. Kopi luwak sudah mulai dapat perhatian dan beberapa kopi-kopi berkulitas tinggi sedang mulai mendapat perhatian disini. Untuk itu kami bekerjasama dengan kementerian pedagangan dan kementerian yang terkait lainnya. Dengan atase perdagangan kami juga berkolaborasi.

Kabari :

Apakah Anda akan masih meneruskan program program dari Dubes yang sebelumnya?

Dubes :

Program-program itu semuanya berkelanjutan. Jadi sudah menjadi tugas saya disini untuk melanjutkannya. Ada tiga program yang  memang sudah ada dan terus kita lanjutkan. Seperti pengenalan budaya, waktu itu ada angklung yang di nasional monumen, kita akan  terus coba sebarluaskan angklung supaya momentumnya tidak hilang, dan itu salah satu contoh yang baik yang terus kita dorong.  Selanjutnya penguatan kerja sama kita dengan kongres, itu juga kami lagi kejar. Bulan November tahun 2013 Pak Dino meluncurkan kembali kaukus Indonesia di kongres. Tugas saya sekarang mencoba menjelaskan ke masing-masing anggota kongres tentang arti penting Indonesia buat mereka.

Kemarin saya ke Seattle dan bertemu dengan kongres Daniel Adam Smith, disana saya tunjukkan statistik arti pentingnya Indonesia.  Kenapa sasaran kita para anggota kongres? Karena anggota kongres ini penting dalam proses kebijakan, jadi kami ingin mereka mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai Indonesia.

Yang sedang kembangkan juga adalah kuliner. Kami memberi prioritas ekonomi praktis untuk kuliner Indonesia. Kami menganggap kuliner ini penting sebagai bagian dari promosi Indonesia yang nanti ujungnya adalah ekonomi dan itu searah dengan strategi objektif. Kenapa kuliner itu promosi efektif? Karena nanti banyak nilai ekonominya, seperti di bulan Mei lalu, itu kita undang chef dan pakar kuliner Indonesia. Lantas kita buatkan program yang bekerjasama dengan Stratford University dan Stratford University menjadikan kuliner Indonesia masuk ke kurikulum.

Kabari :

Bagaimana tanggapan dan apresiasi Anda, tentang kuliner Indonesia masuk kurikulum tersebut ?

Dubes :

Sudah dikurikulumkan, maka itu mereka minta chef kita datang untuk memberikan training, mereka biayai semua. Nanti juga di Pensylvania Avenue, Washington DC ada yang namanya Battle of Barbeque, kalau tidak salah akan mempresentasikan Indonesian Style Chicken Satay dan satu lagi salad dengan Indonesian Dressing, yaitu asinan. Ada juga acara talkshow di Fox 7 dan Channel News. Kami
juga akan bekerja sama dengan beberapa pihak dan nanti kami akan coba mendorong berbagai pihak supaya ada restoran-restoran Indonesia yang mungkin kita coba angkat kelasnya kelas fine dinning karena kuliner Indonesia sangat pantas untuk dapat penghargaan seperti itu.

Dubes Sonny dan ObamaKabari :

Diaspora dan diplomasi, bagaimana menurut Anda hubungan diantara keduanya?

Dubes :

Di era diplomasi modern dan yang melakukan diplomasi. Tak hanya di kantor – kantor pemerintah di luar negeri seperti KBRI atau  Konsulat Jenderal dengan diplomatnya, tetapi diplomasi sekarang diplomasi total. Diaspora menurut saya bisa melakukan kegiatan diplomasi yang efektif di berbagai bidang. Seperti yang kita lihat sekarang potensi Diaspora kita sangat luar biasa, contohnya di bidang ekonomi, kebudayaan dan bidang lain misalnya, peningkatan people to people contact. Jadi sekarang kami melihat Diaspora mempunyai peran strategis untuk mendukung diplomasi Indonesia, yang ujung-ujungnya nanti untuk kepentingan nasional Indonesia. Dan yang ingin saya garis bawahi, teman-teman Diaspora mempunyai tempat yang strategis dan sangat strategis untuk ikut berkontribusi dalam  pelaksanaan diplomasi ini.

Kabari :

Soal Diaspora, issue yang selalu hangat adalah soal orang Indonesia di Amerika yang undocumented, bagaimana tanggapannya ?

Dubes :

Pertama saya ingin tegaskan salah satu prioritas kami KBRI dan seluruh KJRI di Amerika adalah perlindungan warga negara Indonesia. Itu prioritasnya tinggi dan saya tidak ingin membedakan documented atau undocumented sepanjang orang Indonesia kita akan prioritaskan perlindungannya. Ya kalau ada masalah kita ingin pastikan mereka mendapat perlindungan hukum sebagai mana diatur undang-undang di sini dan kita juga. Kalau dia pelakunya kita pastikan dia dapat pengacara yang baik dari pemerintah sini dan mendapatkan pendampingan.  Kantor-kantor perwakilan Indonesia di Amerika ini menempatkan perlindungan warga itu tinggi. Kita semua tahu ya, teman- teman undocumented ini kan susah mendatanya dan issue ini sudah ada dari dulu, karena itu kami ingin sampaikan kalau ada masalah I can  assure you, dimana pun dia berada akan kita jangkau.

Kabari :

Indonesia akan terjadi perubahan kepemimpinan. Dan setiap kali ada perubahan dalam kepemimpinan atau pun menterinya akan diikuti terjadinya perubahan pollicy. Bagaimana KBRI dalam hal ini mengantisipasi perubahan tersebut?

Dubes :

Perubahan pastinya itu bagian dari keniscayaan dari kehidupan kita tetapi perubahan itu harus ke arah yang lebih maju. Tugas utama KBRI adalah memperjuangkan kepentingan Indonesia, kalau disini ya berarti di negara sini artinya apapun yang nanti kan menjadi kebijakan dan keputusan prioritas-prioritas nasional kita akan laksanakan dengan baik. Mungkin secara umum saya bisa memberikan gambaran begini, Indonesia sekarang Indonesia yang sudah matang sekali demokrasinya dan ini kita buktikan lagi di pemilu legislatif kemarin dan merupakan salah satu kegiatan excercise dari penguatan demokrasi, dan itu tidak kecil karena pemilu kita itu pemilu kedua terbesar di dunia. Pemilu yang dilakukan sehari itu membuktikan bahwa demokrasi kita sudah matang, institusi-institusi demokratis kita sudah kuat dan masyarakat kita sudah semakin dewasa dalam menyikapinya.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?67795

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

intero