Di saat mayoritas masyarakat dunia terhenti denyut kreativitasnya, di Bandung di penghujung tahun 2021 lahir sebuah kelompok kreatif yang berpusat pada upaya memperkenalkan ramuan musik yang terdengar menggelitik dan segar yang di permukaannya memperdengarkan “suara” seorang pelantun remaja bersuara mutiara.

Usianya masih belia, namun setiap tarikan suaranya dalam menafsirkan liriknya terdengar begitu lirih seolah-olah menyuarakan sisa-sisa kebesaran para pelantun terdahulu. Karakter itu semua disadari penuh oleh para pengiring musiknya.

Tim pengiringnya melengkapi diri dengan penulis dan penata musik yang kuat. Walau nama-nama mereka tidak begitu asing di lingkungan komunitasnya namun hasil dengar dari karya yang mereka tulis bersama tak urung menimbulkan kekaguman mendalam, sungguh di luar perkiraan sebelumnya.

Kolaborasi penulis dan arransemen musik gitaris jazz “musiman” Hardi Suryana dan pianis/keyboardist grup progresif Blue Ocean Project, Ditra Prasista, dibantu oleh tim pengiring yang merupakan lingkar artistik terdekat kedua pemusik di atas; pemetik bass fusion Leo Hansen, penggesek cello folk/indie pop Mega Ariyani, dan peniup flute etnik Dwi Nugroho.

Jalinan musik kelima pemusik ini berkelindan apik dengan karakter vokal yang berkesan sureal dan gaya pelafalan liriknya yang lain, terdengar begitu mewarnai lirik yang ditulis bersama oleh Selly dan Iboen (Mohamad Rifki) ini.

Kombinasi karya musik, lirik, aransemen, gaya vokal dan instrumentasi pada karya yang disuarakan oleh Favel Fatima ini mungkin sekilas umum disebut musik pop, atau bahkan pop jazzy. Tapi bila ditelusuri lebih dalam; “post pop” adalah sebutan yang lebih pas.

Lagu berjudul “When You Have A Dream” ini semoga bisa memberi nafas segar bagi perkembangan musik pop, … atau post-pop di kota Bandung/Indonesia, serta memicu lebih jauh hadirnya nama-nama baru pada skena musik post-pop.