Pemanasan global karena industri dan perlakuan yang salah
terhadap lingkungan menjadi sesuatu yang memprihatinkan kita semua.
Padahal, banyak yang bisa kita lakukan dengan lingkungan kita. Misalnya,
memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan menjadi
kompos, sedang anorganik bisa kita manfaatkan menjadi sesuatu yang
berharga. Tas misalnya.

Juariah, ibu asal Bandung terinspirasi dari media yang menampilkan
tas-tas dari sampah anorganik . “Awalnya ada pelatihan memisahkan
sampah-sampah organik dan anorganik. Tapi setelah melihat di televisi
dan pameran, maka terinspirasi untuk membuat tas-tas dari bahan
anorganik ini,” tutur Juariah.

Tas-tas dibuat dari sampah plastik produk-produk rumah tangga yang
mungkin tak pernah diduga bisa memberikan nilai ekonomi. Bungkus-bungkus
deterjen, kopi instan, mie instan, pewangi pakaian, makanan ringan,
bahan makanan, dan pembungkus-pembungkus lainnya dijadikan tas-tas unik
yang bisa digunakan untuk beraktivitas.

Menurut Juariah, bungkus-bungkus tersebut dibersihkan,
digabung-gabungkan untuk dipola sesuai dengan model tas yang akan
dibuat. Setelah itu langsung dijahit dengan mesin jahit biasa. Sebagai
lapisannya, digunakan juga kain untuk bahan tas yang warnanya
disesuaikan dengan bungkus-bungkus plastik. Tas-tas tersebut tak hanya
penggabungan dari bungkus-bungkus yang berbentuk persegi tapi ada pula
tas yang dianyam dari bungkus mie instan.

Kita juga bisa berkreasi dengan bahan daur ulang lain untuk membuat
tas. Tas dari kertas umpamanya. Yang harus kita lakukan adalah membuat
manik kertas. Kertas yang ada dihancurkan dan dibuat semacam bubur.
Setelah dicampur dengan perekat, kita bentuk dan kita keringkan.
Sehingga kita dapat memperoleh manik kertas. Dari manik kertas ini,
dapat dibuat tas sesuai keinginan kita. Kita dapat memperkaya wawasan
model dengan membuka buku tentang model tas.

Tas yang gaya juga bisa kita dapatkan dari bekas kaleng minuman. Saat
ini banyak sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk barang-barang
keperluan sehari-hari. Sementara sumber daya tambang tidak dapat
diperbaharui. Jika bisa pun butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun
untuk membentuknya. Suatu saat bahan tambang tersebut akan habis
dieksplorasi. Oleh karena itu, akan bijak jika kita ikut andil dalam
gerakan menyukseskan daur ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur ulang
karena siklus hidupnya tidak akan pernah berakhir.

Membuat baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi yang
digunakan untuk membuat baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita
mendaur ulang 1 ton baja, akan dihemat 1.131 kg bijih besi, 633 kg batu
bara, dan 54 kg kapur.

Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan wadahnya. Kaleng
bekas wadah makanan memiliki tutup yang cenderung tajam. Sebaiknya
bagian itu dimasukkan ke arah dalam, lalu digepengkan untuk menghemat
ruang di tempat sampah. Kaleng cat juga harus dibersihkan dari sisa-sisa
catnya dengan kertas koran dan biarkan kering, kemudian digepengkan.
Kertas kaleng minyak goreng juga begitu.

Tak hanya plastik, kertas dan kaleng yang bisa kita kreasikan menjadi
tas yang cantik. Bahan-bahan yang aneh, macam bekas ban motor/mobil, billboard
film, karung goni, peta, tutup botol minuman, pembatas jalan dan
beberapa bahan sampah anorganik lainnya bisa kita manfaatkan. Jadi
siapa bilang tak bisa gaya dengan bahan daur ulang ? Bisa bergaya sambil
ikut memperingan kerja lingkungan kita. (Indah)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36571

Untuk

melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik

di sini

Mohon beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________

Supported

by :