KabariNews – Setelah Ngenest dan Cek Toko Sebelah, Starvision kembali mengangkat komedi tentang keberagaman. Film yang berjudul Generasi Micin vs Kevin ini bercerita tentang generasi yang seringkali disebut Gen-Z yang lahir di era 2000-an. Generasi ini sering dicap sebagai generasi instan atau generasi micin, padahal setiap generasi mempunyai tantangannya sendiri.

“Kegelisahan saya sebagai orang tua yang beda generasi dengan anak-anak, melahirkan ide film ini tentang kegelisahan remaja menghadapi kehidupannya dalam keluarga, sekolah, persahabatan dan cinta,” tutur Chand Parwez selaku Produser.

Lebih jauh Parwez menambahkan “Utamanya bagaimana mereka menemukan interest untuk masa depannya, dan menentukan passionnya, “ imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan sutradara Fajar Nugros, setelah Yowis Ben bersama Bayu Skak, Starvision kembali dengan penemuan karakter cerita terbarunya, Youtuber Kevin Anggara. Selain sama-sama Youtuber, Bayu Skak dan Kevin Anggara memiliki identitas masing-masing yang kuat kultur.

“Bayu dengan kultur Jawa yang kental. Dan Kevin dengan kultur Tionghoa yang kuat. Menjadikan project film ini menarik bagi saya karena isu-isu keberagaman dan kegelisahan-kegelisahan yang diangkat, “ ujar Fajar.

“Maka, bersama Produser Chand Parwez Servia, dan penulis Faza Meonk, saya mulai mendalami kegelisahan-kegelisahan anak jaman sekarang dan bagaimana kemungkinan-kemungkinan terjadi gesekannya dengan generasi-generasi sebelumnya, “ imbuhnya.

Film Generasi Micin vs Kevin akhirnya terkemas sebagai kisah yang kuat, lanjut Fajar, “Saya menyelami karakter Kevin, kekuatan utama karakternya kenapa viral pertama kali di Youtube benar-benar saya pakai di film ini. Kepolosan dan kegelisahannya sebagai seorang Generasi Z yang berlatar dari keluarga Tionghoa. Film juga memotret wajah keluarga Tionghoa kelas menengah di Jakarta, cara hidup, cita-cita mereka, serta koneksinya pada lingkungan, “ katanya.

Generasi Z adalah sekumpulan anak-anak masa kini yang selalu dicap instan. Sekumpulan anak-anak yang saat berteman, sudah tidak memikirkan latar belakang suku, agama, ras dan tingkat ekonomi. Mereka bersama karena keseruan hidup. Keseruan hidup Generasi Z ini yang berusaha sutradara tampilkan di film ini.

“Apa lontaran mereka, apa fokus mereka, apa yang mereka incar, apa yang mereka gelisahkan dalam fase usia mereka. Semua berusaha saya riset sebaik mungkin dan saya pakai sebagai senjata utama pergerakan film ini. Nah, gerak Generasi Z inilah yang menjadikan perjalanan filmnya menarik, karena kemudian gesekan-gesekannya terjadi dengan generasi-generasi sebelumnya, “ terang Fajar.

film ini selain menghibur juga dapat menjadi penyemangat bagi semua Generasi Z yang ada di Indonesia, tentang bagaimana mereka harus berani menjalani hidup, harus berani bertanggung jawab jika membuat kesalahan. Harus berani meraih apa yang dicita-citakan.

Film ini juga menjadi hiburan sekaligus acuan bagi generasi-generasi sebelum Generasi Z untuk menemukan cara bagaimana berkomunikasi dengan mereka.