Setelah jeda satu setengah tahun sejak diterbitkannya buku Membongkar Gurita Cikeas; Di Balik Skandal Bank Century, George Junus Aditjondro kembali menggebrak keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin dia meluncurkan buku lanjutan berjudul “Cikeas Kian Menggurita”. Sebagian besar data buku itu tetap berbasis media massa.

’’Bahasan tentang skandal Century (dibuku kedua, Red) lebih dalam daripada buku saya yang pertama,’’ kata George saat diskusi bukunya di gedung DPR kemarin (19/7) seperti diwartakan Antara. George mengatakan, bukunya itu tidak terlepas dari sejumlah buku lain yang juga membahas kasus Century. Dia mencontohkan buku Skandal Gila Bank Century; Mengungkap Yang Tak Terungkap Skandal Keuangan Terbesar Pascareformasi karya mantan anggota Pansus Angket Century Bambang Soesatyo.

’’Berbagai laporan pansus dari berbagai partai saya dapatkan. Juga informasi dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan),’’ ungkap mantan wartawan Tempo itu. Bambang Soesatyo, politikus Golkar yang selama ini selalu berbicara miring tentang SBY, juga hadir dalam acara kemarin. Selain itu, ada anggota Komisi III DPR dari PDIP Eva Kusuma Sundari dan Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti.

George menyatakan sangat gembira karena buku pertamanya telah memberikan dorongan kepada sejumlah media massa untuk ikut menggali perusahaan-perusahaan keluarga Cikeas yang lain. Dari sana muncul nama PT Wanatirta Edhie Wibowo. ’’Ini adalah perusahaan keluarga Cikeas yang bergerak di bidang penebangan hutan,’’ kata George. Dia lantas menyebut Wijasih ’’Wiwiek’’ Cahyasari –kakak tertua Ani Yudhoyono– sebagai komisaris PT Wanatirta Edhie Wibowo.

’’Saya mengutip dari majalah Tempo, karena intervensi dari Wiwiek menyebabkan beberapa pelanggar atau pelaku illegal logging bisa dibebaskan, setelah Wiwiek turun tangan menghubungi beberapa petinggi polisi,’’ tutur pria berambut gondrong yang buku sebelumnya dibajak dalam bentuk fotokopi di jalanan Jakarta.

Dalam bukunya, George juga bercerita soal bisnis pertambangan nikel milik putra bungsu SBY, Edhie Baskoro (Ibas), di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Ada juga informasi mengenai klinik spesialis Kerta Medika milik mantan ketua umum Partai Demokrat yang juga adik ipar SBY, yakni Hadi Utomo, di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

’’Ibas yang memulai bisnis dari kue kering kini berhasil melebarkan sayap bisnisnya. Usahanya sudah masuk ke pertambangan nikel di bawah payung PT Yastra Energy dan PT Yastra Indonesia,’’ tulis pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 27 Mei 1946, itu. Walau kelompok bisnis milik Ibas itu masih sangat muda, yakni berdiri 30 April 2008, kata George, bidang usahanya sudah sangat lebar.

Selain di bidang pertambangan, ada PT Berlian Entertainment yang bergerak dalam pengorganisasian pertunjukan-pertunjukan hiburan. ’’Misalnya, dalam penyelenggaraan konser Justin Bieber baru-baru ini,’’ tulis George dengan mengutip pemberitaan di salah satu jaringan media online.

George menambahkan, dalam buku keduanya itu, ulasan mengenai praktik pelanggaran pemilu mendapat porsi lebih besar. Setidaknya ada 30 halaman yang membahas masalah itu. ’’Saya menyimpulkan sesuatu yang belum disimpulkan di buku pertama dan mungkin gongnya buku kedua ini bahwa kemenangan Partai Demokrat dan SBY-Boediono tidak sah. Saya menyarankan pemilu ulang dan para pelaku pelanggaran dalam pemilu pertama harus didiskualifikasi untuk ikut pemilu yang kedua (ulang, Red),’’ kata George.

Eva Kusuma Sundari memuji hasil buku George. Tapi, dia menegaskan bahwa kajian itu belum menjadi fakta hukum atau berkekuatan hukum. ’’Nasib’’ buku Gurita Cikeas jilid II bergantung kepada keseriusan penegak hukum dalam menindaklanjutinya. ’’Logikanya masuk akal. Tapi, belum bisa mengarah kepada kesimpulan hukum,’’ ujarnya. Bambang Soesatyo juga memberikan apresiasi. ’’Ini bukan buku mengada-ada atau lucu-lucuan. Buku ini memperlihatkan bagaimana pemerintahan kita dibangun,’’ kata Bambang.

Secara terpisah, Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengkritik keras George dan karyanya. ’’George itu gila sensasi dan haus panggung murahan,’’ sindir Ramadhan. Dia juga menuding buku yang ditulis George itu beraroma pesanan. ’’Saya ragu orang yang emosional dan pikirannya nggak stabil bisa menulis buku yang baik, kredibel, dan bermanfaat,’’ sindirnya lagi.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37051

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya,
Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :