Rumah Produksi Starvision kembali hadir meramaikan jagat hiburan untuk para penikmat film dengan mempersembahkan karya film terbarunya yang berjudul Ghost Writer.

Film yang di produseri oleh Ernest Prakarsa ini menyuguhkan cerita horor namun dikemas dengan beragam rasa, seperti komedi dan drama, di film ini penonton dibuat ketakutan, sedih bahkan mengocok perut.

“Ide cerita Ghost Writer pertama datang pada saya ketika Nonny Boenawan menjadi salah satu peserta kelas penulisan skenario yang saya adakan di Jakarta tahun 2018 silam, ketika membaca ide cerita Nonny, saya langsung membayangkan berbagai potensi yang menarik untuk digarap dari cerita ini. Saya pun mempresentasikannya kepada Pak Chand Parwez, yang juga tertarik akan originalitas idenya, “ ungkap Ernest.

“Akhirnya kami berdua menandemkan Nonny dengan Bene Dion Rajagukguk, sekaligus menjadikan ini proyek debut Bene di kursi sutradara, “ imbuh Ernest.

Proses persiapan hingga shooting berjalan dengan lancar, didukung kerjasama tim yang solid dan deretan pemain yang bukan hanya bertalenta namun juga berdedikasi tinggi.

“Kami pun berlanjut ke proses editing, di mana saya semakin merasa bahwa film ini punya keunikan yang sangat menarik, sebuah kombinasi yang apik antara komedi, horor, dan drama keluarga yang digarap serius, “ katanya.

Hal senada juga dikatakan Chand Parwes selaku produser, “Saya mengenal Bene Dion Rajagukguk sejak film Ngenest sebagai Stand Up Comedian. Sejak itu beberapa kali kerjasama sebagai pemain, penulis sekenario dan komedi konsultan, “ tutur Chand Parwez.

Passion Bene Dion membuat saya yakin akan kesanggupannya jadi sutradara. Setelah menyelesaikan beberapa episode Cek Toko Sebelah series di HOOQ, saya bareng Ernest Prakasa mempersiapkan debut Bene Dion melalui Ghost Writer . Bene juga membantu Nonny Boenawan menulis script komedi dibalut horor, dengan drama yang kental tentang keluarga, “ imbuhnya.

Pun demeikian dengan sang sutradara Bene Dion Rajaguguk, menurutnya komedi horor adalah genre yang sangat jarang digarap oleh industri film tanah air. Bahkan sulit menyebutkan judul film dengan genre ini dalam lima tahun terakhir.

“Ghost Writer memberikan saya tantangan dan motivasi untuk menghasilkan karya yang unik dan segar. Sejak proses pengembangan dan penulisan naskah bersama Nonny Boenawan, saya sudah merasakan sensasi dan keseruan yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya, “ katanya.

“Sebagai sutradara debutan, mengerjakan sebuah film dengan banyak elemen, drama, komedi, dan horor, membuat Bene Dion  grogi dan sangat berhati-hati, tetapi sekaligus gembira. Niat untuk belajar total juga membuat saya memutuskan tidak menggunakan co-director, “ imbuhnya.

Bene berharap semoga film ini tidak hanya membuat tertawa dan takut, tetapi juga meninggalkan kesan dan kenangan yang tidak mudah menguap. Semoga Ghost Writer menjadi sajian yang segar untuk industri film tanah air.

Film ini berkisah dari Naya (Tatjana Saphira) adalah seorang penulis novel one-hit-wonder yang sudah beberapa tahun ini mengalami masa keterpurukan. Alasan ekonomi akhirnya membuat Naya dan adiknya, Darto (Endy Arfian), terpaksa harus pindah ke sebuah rumah tua yang harga sewanya lebih murah. Suatu hari, Naya menemukan sebuah diary di rumah itu. Naya merasa kisah itu begitu emosional dan berpotensi untuk dijadikan novel. Naya pun menceritakannya kepada pacarnya, Vino (Deva Mahenra) yang mendukungnya Naya untuk menggarap kisah itu. Alvin(Ernest Prakasa), editor sekaligus manajer di kantor penerbitan Naya, juga sangat tertarik.

Ketika Naya memutuskan untuk mengerjakan novel tersebut, tiba-tiba muncul Galih (Ge Pamungkas), hantu penunggu rumah sekaligus pemilik dari diary yang ditemukan Naya. Ia marah karena Naya mencuri diary-nya. Akhirnya Naya berupaya untuk membujuk Galih agar membantunya mengerjakan novel tersebut. Belum selesai urusan Naya dan Galih, muncul teror dari sesosok hantu perempuan bernama Bening (Asmara Abigail).