KabariNews – Berawal dari ayah tercintanya yang mengidap diabetes, Gita Adinda Nasution, mahasiswi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara (USU) terpanggil untuk membuatkan obat untuknya. Dari satu ke lain jenis tanaman, ia mengurai kandungan-kandungannya, hingga tak dinyana, ia berhasil menyembuhkan sang Ayah dengan khasiat gula di tanaman tebu. Kini obat herbalnya terus menyebar hingga ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke Arab Saudi.

KolagitSiang itu di Gedung SMESCO, Jakarta, telepon seluler Gita Adinda Nasution (20) berdering. Yang empunya langsung menjawab dengan sigap. Sayup-sayup sedikit suara terdengar, rupanya si penelepon berasal dari Surabaya yang ingin membeli obat diabetes herbal temuannya. “Saya senang dapat melayani pasien-pasien diabetes. Bahkan kemarin-kemarin ada pembeli obat diabetes Kolagit Gita yang berasal dari Arab Saudi,” kata Gita sambil tersenyum cerah.

Ditemani sang Ibu tercinta, Lismawarti, Gita sedang berada di Jakarta dalam rangka memeriahkan perhelatan acara Wirausaha Muda Mandiri Expo yang digelar oleh PT Bank Mandiri selama beberapa hari. Dengan stand obat Kolagitnya yang mungil, perempuan muda yang mengambil Jurusan Analis Farmasi dan Makanan, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) itu terus menerus menerangkan obat diabetes hasil kerasinya kepada pengunjung.

Jumlah penderita diabetes di Indonesia memang sangat tinggi. Pada Hari Diabetes Dunia 14 November 2014 saja, Profesor Nam Cho, Ketua International Diabetes Federation untuk kawasan Asia Pasifik (IDF-WPR), mengatakan ada sekitar 9,1 juta penduduk Indonesia tanpa sadar telah hidup dengan diabetes.

Salah satunya adalah ayah Gita. Ia pun menceritakan awal pembuatan obat diabetes yang dinamakan Obat Diabetes Kolagit ini tatkala masih duduk di bangku SD, ayahnya, Bisman Nasution, pada pertengahan 2000-an divonis menderita penyakit diabetes. Gita kecil sedih sekali melihat kondisi ayahnya yang lemas, bahkan diabetes mulai menyerang penglihatan sang ayah hingga tak bisa beraktivitas apa-apa. Banyak obat dan terapi telah diberikan, tetapi nihil.

Waktu berjalan, Gita yang mulai duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu mulai mencari cara untuk menyingkap permasalahan apa yang menyebabkan orang terkena diabetes. Penyakit Diabetes Melitus (DM) atau istilah awamnya dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyaknya faktor, seperti makan yang berlebihan sehingga menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh menumupuk berlebihan.

Gita bersama teman kuliahnyaHanya saja, Gita berpendapat diabetes disebabkan bukan hanya karena gula darah saja, melainkan juga dihambat atau dibatasi oleh konsumsi karbohidrat. “Di Indonesia masyarakat terbiasa mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak, seperti nasi. Tatkala asupannya dibatasi maka akan menjadi masalah besar bagi mereka,” kata Gita.

Dikisahkannya, bagaimana ayah Gita merupakan pehobi makan, terutama makanan yang mengandung karbohidrat. Karena kondisi ayahnya itulah, maka Gita yang masih duduk di SMP memotivasi diri untuk menemukan obat yang cocok supaya ayahnya kembali sehat, tanpa harus dibatasi oleh asupan karbohidrat, tetapi kondisi gula darahnya bisa stabil.

Perlahan-lahan Gita mulai meracik bahan-bahan untuk obat diabetes di rumahnya. Ilmu meracik obat tentu belum diajarkan ketika Gita masih belajar di bangku SMP. Tetapi ia rajin mencari ilmu pengetahuan dengan banyak bertanya kepada orang dan juga menggali buku-buku di perpustakaan sekolah. Utamanya, informasi mengenai cara meracik obat herbal.

Eksperimen racikan banyak mengalami kegagalan, tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya. Sebaliknya, ia tercambuk untuk menghasilkan yang terbaik. Dalam uji keamanan, Gita tidak langsung mengujinya ke diri ayahnya. Jadi, saat kenaikan ke kelas 3 SMA Negeri 2 Plus Sipirok, obatnya itu diuji secara praklinis dan klinis di laboratorium Farmasi USU. Hasil uji coba laboratoriumnya cukup bagus. Enam ekor tikus pengidap penyakit gula sembuh setelah diberikan Kolagit. Bahkan Kolagit lebih ampuh dari obat diabetes hasil kimia.

Setelah aman dan tidak menimbulkan efek samping barulah obat herbal diabetesnya itu diujikan ke ayahnya. Hasilnya, pada 2012 lalu, ayahnya dinyatakan negatif diabetes. Kolagit yang memiliki arti Kopi Gula Gita ini diklaim dapat menetralisir atau menurunkan kadar gula dalam darah, memperbaiki dan memperjelas penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh, mengencangkan kulit, melancarkan pencernaan dan sebagai asupan energi.

Yang Membedakan Kolagit

Tebu bahan baku obat herbal diabetesOrang bilang, diabetes akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis-manis, sehingga gula-gula itu menumpuk dalam darah dan membuat pankreas sulit untuk mencerna dan mengolahnya. Tetapi, apa yang terjadi dengan temuan obat diabetes Gita?

Dikisahkan oleh Gita lebih lanjut, bahwa Kolagit dibuat dari bahan baku utama berupa tebu. Tanaman yang diolah menjadi gula pasir itu merupakan bahan dominan obat herbal tersebut, ditambah dengan bahan-bahan tanaman tambahan lainnya. Adapun untuk komposisi detail Kolagitnya, perempuan berkaca mata ini merahasiakannya. Ia tak hendak obat herbal diabetesnya ini akan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

Sungguh aneh bukan, gula yang dianggap sebagai biang dari penyakit diabetes ternyata menjadi obat dari penyakit kencing manis. Tetapi yang dimaksud di sini adalah tanaman tebu, bukan gula hasil olahan dari tanaman tersebut.

Fakta menarik lainnya, banyak orang berpendapat kalau produk diabetes itu harus dikonsumsi seumur hidup. Obat itu pun hanya berperan sebagai penurun kadar gula dalam darah saja. Berbeda dengan obat herbal yang berfungsi untuk mengobati. Jadi, obat kimia hanya memengaruhi organ tubuh, bukan memperbaikinya. Berbeda dari obat herbal yang selain memengaruhi organ tubuh, tetapi sekaligus memperbaikinya,” tutur pemenang pertama Wirausaha Muda Mandiri Kelompok Mahasiswa 2014.

“Prinsip obat herbal diabetes Kolagit mengambil dari penyakit polio di mana obat tersebut berasal dari virus polio itu sendiri. Caranya, virus polio dilemahkan dulu racunnya, lalu vaksinnya diambil. Virus polio ‘kan membawat penyakit. Kenapa yang membawa penyakit tidak terinfeksi oleh penyakit yang dia bawa? Jawabannya, karena setiap penyakit pasti membawa penawarnya juga.”

Gita dengan teman kuliah di Fakultas Farmasi USUDengan dibantu oleh ibunya tercinta, pada 2010 obat diabetes Kolagit Gita mulai diperjualbelikan dengan harga cuma-cuma. Awalnya Gita menjual di daerah tempat tinggalnya di Mandailing Natal, kemudian merambah ke Sumatera Utara.

Dari Sumatera Utara, dengan promosi melalui mulut ke mulut dan promosi online via jejaring sosial, Obat Kolagit mulai dilirik pangsa luar negeri dari Korea Selatan, Perancis, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Arab Saudi, California, Canada, dan Amerika Serikat.

“Ibu saya selalu mendukung upaya saya dengan Kolagit dalam menyembuhkan orang yang menderita diabetes. Untuk omzetnya sendiri, wah soal itu sih rahasia ya. Saya tidak ingin menjadi sombong,” kata Gita, dengan tawa riangnya.

Gita terus menyempurnakan kiprahnya dalam menekuni ilmu farmasi. Ia hanya berharap obat herbal Kolagit dapat bermanfaat bagi mereka yang mengonsumsinya. Herbal adalah obat yang sangat bagus dan juga dapat digunakan dalam jangka panjang.

“Mudah-mudahan obat herbal ini bermanfaat untuk orang lain. Semakin banyak yang bisa disembuhkan. Saya ingin apa yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi mahkluk hidup di dunia. Menolong orang lain itu memberi kepuasaan batin tersendiri. Bahagia sekali,” tuturnya. (1009)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/76962

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

lincoln

 

 

 

 

kabari store pic 1