Duo Kembar Rossy dan Rian, pendiri sekolah gratis bagi warga kolong tol di Lodan Ancol memperingati Hari Kartini dengan berupacara di Museum Kebangkitan Nasional. Museum dipilih agar para siswa yang lebih mengenal sosok para pahlawan, termasuk RA Kartini. Pasalnya di Museum Kebangkitan Nasional terdapat patung kartini. Terlihat Kartini yang sedang mengajar murid-muridnya.

Raden Ajeng Kartini, adalah salah satu pejuang Emansipasi Wanita cita-cita luhur R.A Kartini adalah ingin melihat perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Kisah RA Kartini jugalah yang menginspirasi Ibu Guru Kembar mendirikan sekolah yang bernama Sekolah Darurat Kartini. Sekolah ini sudah berdiri sejak 1990, dan masih melayani anak-anak marjinal hingga sekarang.

Kegiatan Hari Kartini 2022 digelar Akademi Indonesia Sekolah Darurat Kartini tidak hanya bersama siswanya, tapi juga para perempuan dari Istri Ikatan Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Pusat dan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT), Ibu Guru kembar menyebut tujuannya untuk lebih mengenalkan sejarah kepada para perempuan masa kini, dan menjadikan para pahlawan sebagai panutan.

Dalam kesempatan tersebut ketua umum Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT), Hastuti Kresna Budi Wibowo mengatakan peran kartini di masa modern terutama di era digital dan pandemi itu sangat diperlukan karena Kartini Indonesia yang diharapkan berjuang dalam hal kesehatan, perekonomian, dan pendidikan.

“Idealnya sebagai wanita bisa bertanggung jawab, berjuang, sebagai wanita kita harus nature, mengayomi, dan melindungi, “ katanya.

 

Sementara itu, Direktur Akademi Indonesia Adjat Wiratma yang turun mendampingi anak-anaknya di Museum menyampaikan jika ia lebih senang mengajak siswanya ke museum untuk belajar tentang sejarah dan kisah tokoh bangsa “mata air keteladanan itu harus terus diceritakan, dikenalkan pada generasi, sehingga mereka memiliki role model dalam menemukan jati dirinya sebagai penerus bangsa,” ujarnya.

Jumlah siswa sekolah ini sekarang tidak sebanyak dulu, banyak program Pemerintah yang telah mampu mengentaskan kehidupan siswa Sekolah Darurat itu. Yang kini jadi muridnya adalah anak dari warga yang masih belum memiliki Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk, sehingga belum tersentuh bantuan dari Pemerintah yang mensyaratkan data kependudukan untuk mendapatkannya.