KabariNews – Tertutup, minder, malu dan takut adalah sederetan sikap kebanyakan imigran gelap Indonesia di Amerika Serikat. Tetapi siapa sangka satu gadis kecil kelahiran Jakarta ini punya nyali besar secara terang-terangan mengaku di depan publik, bahwa dia adalah seorang imigran gelap dan tidak takut.

Nama lengkapnya Putri Siti Dyannie. Putri masih berusia 11 tahun ketika ikut orang tuanya hijrah ke Amerika Serikat di tahun 2005. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, begitu bunyi pepatah. Status imigrasi Putri praktis gelap begitu ijin tinggal kedua orang tuanya habis di Amerika.

Aktivis ASPIRE

Semenjak bersekolah di Lowell High School, San Francisco, Putri mulai membuka diri ke satu dua gurunya. Siswi teladan yang bercita-cita menjadi dokter anak ini sempat kuatir jika mimpinya bakal kandas gara-gara status imigrasinya.

Pada Maret 2011, Putri mulai bergabung dengan anak-anak muda pelajar keturunan Asia yang berstatus gelap di ASPIRE (Asian Students Promoting Immigrant Rights through Education). Lewat LSM San Francisco ini, Putri dilatih untuk berani membuka diri, menyuarakan hak-hak imigran dan belajar berorganisasi. Sejak menjadi aktivis itulah, Putri mulai getol menceritakan kisahnya kepada teman-teman sekelasnya dan berbicara di setiap acara umum yang digelar ASPIRE. Termasuk di acara Hari Buka Diri Nasional sebagai imigran gelap.

Tahun lalu situasi gawat sempat melanda Putri sekeluarga. Putri dan orang tuanya nyaris di deportasi dari Amerika. Karena berani buka diri dan upaya bantuan hukum dari Asian Law Caucus, ada sekitar 16.000 tanda tangan masyarakat luas yang mendukung agar deportasi Putri dan keluarganya ditangguhkan. Singkatnya, pihak Imigrasi urung mendeportasi Putri sekeluarga karena Obama mengeluarkan kebijakan untuk menahan deportasi imigran gelap yang tidak punya catatan kriminal (Prosecutorial Discretion).

Musim panas tahun lalu Obama juga mengeluarkan kebijakan yang menangguhkan deportasi anak-anak muda berstatus gelap di Amerika. Putri yang sekarang kuliah di Diablo Valley College, Pleasant Hill, California ini berhasil mendapatkan kartu izin kerja sementara lewat program yang bernama DACA (Deferred Action for Childhood Arrival).

Tidak takut sebagai imigran gelap

Satu Mei lalu ada reli imigrasi besar mendukung Reformasi Imigrasi di seluruh penjuru Amerika. Putri ikut turun ke jalan dan berpidato di muka Balai Kota San Francisco. Dengan lantang gadis periang ini mengatakan, “Sekarang ini saya dengan bangga mengungkapkan bahwa saya adalah imigran gelap, tidak malu dan tidak takut”

Berstatus gelap kenapa tidak malu? Di tengah kesibukannya menjadi tutor mata kuliah Kimia di kampus, Putri menjawab bahwa berstatus gelap adalah bagian dari dirinya. Mahasiswi yang hobi menari ini merasa mendapat lebih banyak peluang, dukungan dan kesempatan menjadi pemimpin ketika berani terus terang. Cuplikan kisah Putri memang sempat dikutip dalam sebuah teater garapan Gary Soto yang berjudul In and Out of the Shadow di San Francisco.

Putri adalah satu contoh orang Indonesia dari gelombang jutaan anak muda gelap di Amerika yang berani mengambil risiko tentang keberadaannya di Amerika di era kepresidenan Obama yang simpatik terhadap nasib mereka. Banyak pengamat menilai bahwa gelapnya status anak muda ini bukan murni salah mereka. Karena mereka dibawa ke Amerika sewaktu kecil. Dan, mendepak anak-anak muda dari Amerika dianggap malah merugikan Amerika sendiri. Apalagi, jika anak muda yang gelap ini berprestasi tinggi dan memberi sumbangsih kepada Amerika.

Anak-anak muda tapi gelap di Amerika ini seringkali disebut DREAMers, atau pemimpi. Putri Siti Dyannie jelas bukan pemimpi sembarangan. Mahasiswi cerdas dengan nilai GPA cemerlang 3,93 ini sungguh tidak bermimpi ketika mendapat surat, diterima di program undergraduate Neurobiology di University California Berkeley dengan beasiswa 100 persen. Dan saat ini masih menanti jawaban dari Stanford dan Harvard.

Status imigrasi Putri sekarang memang bukan jaminan untuk memperoleh Green Card dan Kewarganegaraan Amerika suatu saat kelak. Di tengah perdebatan hangat Reformasi Imigrasi di Kongres, Putri bermimpi dan berharap status imigrasi dirinya dan kedua orang tuanya semakin terang.(1006)