KabariNews – Pameran kerajinan Indonesia (Inacraft) kembali digelar, kali ini pameran yang diikuti lebih dari 1400 peserta perusahaan kerajinan batik produsen maupun exsportir dari 34 provinsi di Indonesia, untuk yang ke-18 kalinya, kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 20 April hingga 24 April 2016 di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Jakarta. Berbagai produk kerajinan dari tekstil yang dipamerkan adalah batik, tenunan, bordir, songket, ikat pinggang dan beragam aksesoris, dan juga kerajinan kayu seperti patung, furniture berukir, bingkai lukisan, mainan edukasi untuk anak-anak dan sebagainya. Adapun barang-barang perhiasan dari emas seperti perak dan batu permata, serta barang kerajinan keramik berupa pottery dan gerabah, kemudian home decoration dan ribuan jenis barang kerajinan lainnya.

Memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 membawa suatu peluang sekaligus tantangan bagi ekonomi Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran
bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara yang akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi tiap negara.

Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu, dunia usaha Tanah Air tentu harus mengambil langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor kerajinan (handicraft).

Para perajin, produsen, pengusaha kerajinan, dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Indonesia diharapkan mampu mengantisipasi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam memasarkan produk-produk kerajinan unggulan Indonesia dengan melakukan beberapa peningkatan dalam hal kualitas pelaku usaha, efisiensi produksi dan manajemen usaha, penciptaan iklim usaha yang kondusif, serta peningkatan daya serap pasar produk lokal.

Dalam rangka mendukung upaya-upaya strategis pelaku handicraft dalam menyongsong Era pasar bebas ASEAN itu, INACRAFT ke-18 hadir dengan mengusung kekayaan warisan budaya salah satu daerah Indonesia di Bagian Barat, yakni Sumatera Barat dengan mengangkat tema: The Splendour of Minangkabau.

Kontribusi wilayah Sumatera terhadap nilai tambah sektor industri nonmigas nasional relatif cukup besar, yaitu mencapai 23,90 persen. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan produk industri handicraft dalam rangka peningkatan kualitas ekspor produk kerajinan Indonesia.

Semoga pameran INACRAFT 2016 sukses dan dapat mencapai tujuannya dalam melestarikan dan mengembangkan produk-produk kerajinan Indonesia sehingga industri kerajinan semakin berkembang dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk peningkatan penghasilan perajin. (1011)