Penyandang disabilitas memiliki hak politik seperti warga lainnya. Hal ini disadari oleh penyandang disabilitas netra Sikdam Hasyim Gayo.

Dia mantap terjun ke dunia politik dan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) dari salah satu partai yang akan berkontestansi dalam ajang pemilu tahun depan.

Sikdam adalah sosok yang telah banyak meraih penghargaan. Dia juga memiliki latar belakang pendidikan tinggi yakni lulusan pascasarjana. Sikdam sering menjadi pembicara pada forum berskala nasional maupun internasional.

Peraih penghargaan Liputan6 Award ini aktif mengurus lembaga swadaya, mengajar, hingga berkesempatan bertemu langsung dengan keluarga kerajaan Inggris.

Dia bahkan mendapatkan penghargaan International Award for Young People dari Pangeran Philip tahun 2014, di mana dia menjadi difabel pertama penerima penghargaan tersebut.

Caleg daerah pemilihan (Dapil) Aceh II dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengapresiasi kebijakan PPP yang memberikan peluang untuk kelompok disabilitas maju menjadi wakil rakyat.

”Kami sangat bersyukur atas kepercayaan PPP kepada kelompok disabilitas,” kata Sikdam belum lama ini.

Sikdam merasa yakin berjuang bersama PPP karena partai berlambang Ka’bah itu memiliki enam prinsip perjuangan, yang salah satunya ialah prinsip persamaan.

Menurut dia, prinsip persamaan mencerminkan sikap setara dan terbuka bagi siapa saja, termasuk kelompok difabel.
“Prinsip PPP adalah persamaan. Bagi saya, inklusif artinya terbuka. PPP salah satu partai paling ramah disabilitasnya di Indonesia dan terbukti pada Pemilu 2024 yang terbanyak mencalonkan PPP,” ujarnya.

Pria berkacamata ini mengaku termotivasi untuk menjadi wakil rakyat guna memperjuangkan aspirasi kelompok difabel.

“Di Indonesia, ada sekitar 22 juta penyandang disabilitas, tunanetra, Tuli, dan lainnya. Mayoritas dari mereka masih terdiskriminasi untuk mendapatkan pendidikan yang baik, pekerjaan layak, akses, dan lain-lain. Itu alasan saya ingin memperjuangkan mereka lewat PPP,” tambahnya.

Sikdam merupakan pendiri Disability Youth Center Indonesia. Sikdam lahir dan tumbuh dengan penglihatan normal hingga usia 21 tahun akibat kecelakaan mobil yang menyebabkan kedua matanya hanya bisa lihat cahaya.

Lebih dari setahun, Sikdam mengalami depresi berat, bahkan sempat terbetik ingin mengakhiri hidup. Bersyukur ada sosok ibunya yang begitu sabar dan tabah menghadapi cobaan tersebut. Ibunya sering mengajaknya berkunjung ke panti-panti disabilitas. Banyak orang yang lebih malang dari dirinya.

Inilah titik balik mantan mahasiswa Sekolah Tinggi Bahasa Asing American English Institute Bali untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Sikdam mulai membuka kursus bahasa Inggris khusus anak-anak SD secara gratis di rumahnya di Depok Jawa Barat, di tahun 2012. Anak-anak yang dia didik berhasil mendapat nilai bahasa Inggris rata-rata 8.

Hasil ini membuatnya mulai berpikir untuk bisa mendapatkan uang dengan keahliannya mengajar. Dia mulai mengikuti kegiatan organisasi, salah satunya di Yayasan Wisma Cheshire, Jakarta yang fokus memberdayakan para penyandang disabilitas.

Selain mengajar, Sikdam bersama sejumlah rekannya di tahun 2013 mendirikan komunitas Disabilities Youth Centre yang fokus membela dan memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas di bidang pendidikan, pekerjaan, akses, kesehatan, dan layanan publik.

Sumber foto: ppp.or.id

Penyandang disabilitas memiliki hak politik seperti warga lainnya. Hal ini disadari oleh penyandang disabilitas netra Sikdam Hasyim Gayo.

Dia mantap terjun ke dunia politik dan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) dari salah satu partai yang akan berkontestansi dalam ajang pemilu tahun depan.

Sikdam adalah sosok yang telah banyak meraih penghargaan. Dia juga memiliki latar belakang pendidikan tinggi yakni lulusan pascasarjana. Sikdam sering menjadi pembicara pada forum berskala nasional maupun internasional.

Peraih penghargaan Liputan6 Award ini aktif mengurus lembaga swadaya, mengajar, hingga berkesempatan bertemu langsung dengan keluarga kerajaan Inggris.

Dia bahkan mendapatkan penghargaan International Award for Young People dari Pangeran Philip tahun 2014, di mana dia menjadi difabel pertama penerima penghargaan tersebut.

Caleg daerah pemilihan (Dapil) Aceh II dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengapresiasi kebijakan PPP yang memberikan peluang untuk kelompok disabilitas maju menjadi wakil rakyat.

”Kami sangat bersyukur atas kepercayaan PPP kepada kelompok disabilitas,” kata Sikdam belum lama ini.

Sikdam merasa yakin berjuang bersama PPP karena partai berlambang Ka’bah itu memiliki enam prinsip perjuangan, yang salah satunya ialah prinsip persamaan.

Menurut dia, prinsip persamaan mencerminkan sikap setara dan terbuka bagi siapa saja, termasuk kelompok difabel.

“Prinsip PPP adalah persamaan. Bagi saya, inklusif artinya terbuka. PPP salah satu partai paling ramah disabilitasnya di Indonesia dan terbukti pada Pemilu 2024 yang terbanyak mencalonkan PPP,” ujarnya.

Pria berkacamata ini mengaku termotivasi untuk menjadi wakil rakyat guna memperjuangkan aspirasi kelompok difabel.

“Di Indonesia, ada sekitar 22 juta penyandang disabilitas, tunanetra, Tuli, dan lainnya. Mayoritas dari mereka masih terdiskriminasi untuk mendapatkan pendidikan yang baik, pekerjaan layak, akses, dan lain-lain. Itu alasan saya ingin memperjuangkan mereka lewat PPP,” tambahnya.

Sikdam merupakan pendiri Disability Youth Center Indonesia. Sikdam lahir dan tumbuh dengan penglihatan normal hingga usia 21 tahun akibat kecelakaan mobil yang menyebabkan kedua matanya hanya bisa lihat cahaya.

Lebih dari setahun, Sikdam mengalami depresi berat, bahkan sempat terbetik ingin mengakhiri hidup. Bersyukur ada sosok ibunya yang begitu sabar dan tabah menghadapi cobaan tersebut. Ibunya sering mengajaknya berkunjung ke panti-panti disabilitas. Banyak orang yang lebih malang dari dirinya.

Inilah titik balik mantan mahasiswa Sekolah Tinggi Bahasa Asing American English Institute Bali untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Sikdam mulai membuka kursus bahasa Inggris khusus anak-anak SD secara gratis di rumahnya di Depok Jawa Barat, di tahun 2012. Anak-anak yang dia didik berhasil mendapat nilai bahasa Inggris rata-rata 8.

Hasil ini membuatnya mulai berpikir untuk bisa mendapatkan uang dengan keahliannya mengajar. Dia mulai mengikuti kegiatan organisasi, salah satunya di Yayasan Wisma Cheshire, Jakarta yang fokus memberdayakan para penyandang disabilitas.

Selain mengajar, Sikdam bersama sejumlah rekannya di tahun 2013 mendirikan komunitas Disabilities Youth Centre yang fokus membela dan memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas di bidang pendidikan, pekerjaan, akses, kesehatan, dan layanan publik.

Sumber foto: ppp.or.id

Penyandang disabilitas memiliki hak politik seperti warga lainnya. Hal ini disadari oleh penyandang disabilitas netra Sikdam Hasyim Gayo.

Dia mantap terjun ke dunia politik dan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) dari salah satu partai yang akan berkontestansi dalam ajang pemilu tahun depan.

Sikdam adalah sosok yang telah banyak meraih penghargaan. Dia juga memiliki latar belakang pendidikan tinggi yakni lulusan pascasarjana. Sikdam sering menjadi pembicara pada forum berskala nasional maupun internasional.

Peraih penghargaan Liputan6 Award ini aktif mengurus lembaga swadaya, mengajar, hingga berkesempatan bertemu langsung dengan keluarga kerajaan Inggris.

Dia bahkan mendapatkan penghargaan International Award for Young People dari Pangeran Philip tahun 2014, di mana dia menjadi difabel pertama penerima penghargaan tersebut.

Caleg daerah pemilihan (Dapil) Aceh II dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengapresiasi kebijakan PPP yang memberikan peluang untuk kelompok disabilitas maju menjadi wakil rakyat.

”Kami sangat bersyukur atas kepercayaan PPP kepada kelompok disabilitas,” kata Sikdam belum lama ini.

Sikdam merasa yakin berjuang bersama PPP karena partai berlambang Ka’bah itu memiliki enam prinsip perjuangan, yang salah satunya ialah prinsip persamaan.

Menurut dia, prinsip persamaan mencerminkan sikap setara dan terbuka bagi siapa saja, termasuk kelompok difabel.

“Prinsip PPP adalah persamaan. Bagi saya, inklusif artinya terbuka. PPP salah satu partai paling ramah disabilitasnya di Indonesia dan terbukti pada Pemilu 2024 yang terbanyak mencalonkan PPP,” ujarnya.

Pria berkacamata ini mengaku termotivasi untuk menjadi wakil rakyat guna memperjuangkan aspirasi kelompok difabel.

“Di Indonesia, ada sekitar 22 juta penyandang disabilitas, tunanetra, Tuli, dan lainnya. Mayoritas dari mereka masih terdiskriminasi untuk mendapatkan pendidikan yang baik, pekerjaan layak, akses, dan lain-lain. Itu alasan saya ingin memperjuangkan mereka lewat PPP,” tambahnya.

Sikdam merupakan pendiri Disability Youth Center Indonesia. Sikdam lahir dan tumbuh dengan penglihatan normal hingga usia 21 tahun akibat kecelakaan mobil yang menyebabkan kedua matanya hanya bisa lihat cahaya.

Lebih dari setahun, Sikdam mengalami depresi berat, bahkan sempat terbetik ingin mengakhiri hidup. Bersyukur ada sosok ibunya yang begitu sabar dan tabah menghadapi cobaan tersebut. Ibunya sering mengajaknya berkunjung ke panti-panti disabilitas. Banyak orang yang lebih malang dari dirinya.

Inilah titik balik mantan mahasiswa Sekolah Tinggi Bahasa Asing American English Institute Bali untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Sikdam mulai membuka kursus bahasa Inggris khusus anak-anak SD secara gratis di rumahnya di Depok Jawa Barat, di tahun 2012. Anak-anak yang dia didik berhasil mendapat nilai bahasa Inggris rata-rata 8.

Hasil ini membuatnya mulai berpikir untuk bisa mendapatkan uang dengan keahliannya mengajar. Dia mulai mengikuti kegiatan organisasi, salah satunya di Yayasan Wisma Cheshire, Jakarta yang fokus memberdayakan para penyandang disabilitas.

Selain mengajar, Sikdam bersama sejumlah rekannya di tahun 2013 mendirikan komunitas Disabilities Youth Centre yang fokus membela dan memperjuangkan hak-hak para penyandang disabilitas di bidang pendidikan, pekerjaan, akses, kesehatan, dan layanan publik.

Sumber foto: ppp.or.id