Selama lebih dari tujuh dekade, Bir BINTANG telah menjadi bagian dari momen kebersamaan di Indonesia. Tahun 2025, BINTANG menghadirkan ‘BINTANG Dunia Tanpa Syarat’, sebuah instalasi imersif yang berlangsung dari 8 hingga 16 Februari 2025 di M Bloc Space, Jakarta Selatan. 

Melalui pengalaman ini, BINTANG ingin menciptakan ruang untuk melampaui perbedaan dan merayakan keberagaman yang sejalan dengan semangat “Bersama BINTANG, Berbeda Bersama” yang telah diluncurkan sejak 2022.

Bekerja sama dengan Haluu, pengalaman imersif ini mengajak pengunjung menjelajahi tujuh ruangan tematik yang mengangkat berbagai label sosial, mulai dari gap generasi, zodiak, penampilan fisik, sampai stereotip profesi yang seringkali membatasi individu untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya. 

Marketing Director Multi Bintang Indonesia, Jessica Setiawan, mengatakan di Indonesia, keinginan untuk hidup harmonis seringkali membuat kita menekan perbedaan dan kehilangan jati diri. Lewat ‘BINTANG Dunia Tanpa Syarat’, BINTANG ingin menciptakan ruang di mana setiap orang dapat terhubung tanpa stereotip atau label. Sebab, kebersamaan yang sesungguhnya lahir saat kita bisa menerima dan merayakan perbedaan,” ucapnya.

Instalasi imersif ini dibuka dengan live podcast session yang menghadirkan Founder Makna Talks, Iyas Lawrence, aktor dan presenter, Kevin Julio, dan Ratih Novrita Sari, Marketing Manager PT Multi Bintang Indonesia. 

Dalam siniar tersebut, Kevin mengatakan “pernah mengalami stigma sebagai seorang aktor, dengan banyak ‘syarat’ yang menilainya. ”Tapi saya belajar bahwa kata-kata seperti ‘syarat’, ‘ketentuan’, dan ‘stigma’ tidak boleh menghambat kita untuk berkarya,” terangnya. Ratih,

Sementara itu, Ratih Novrita Sari, Marketing Manager PT Multi Bintang Indonesia menjelaskan kita sering dihakimi berdasarkan ekspektasi sosial dengan hal-hal yang diharapkan dari diri kita. “BINTANG melihat ini sebagai isu yang lebih jauh lagi, di mana orang tidak bisa dilihat dari apa yang terlihat saja, tapi setiap manusia adalah individual yang unik. Kita harapkan setelah mengalami pengalaman melalui Instalasi Imersif ini, kita tidak mau, ini hanya sekadar percakapan saja tapi jadi pengalaman nyata. Dengan pengalaman ini orang jadi belajar menerima perbedaan tanpa syarat dan ketentuan,” ungkap Ratih.

Dikatakan Ratih, di setiap ruangan dalam Instalasi Imersif ini, mewakili setiap stereotype yang biasa kita lihat di masyarakat. Yang pertama adalah generation labelling. “Misalnya di sosial media kita suka bahas Gen Z begini, milenial begini. Padahal setiap generasi menghadapi tantangan masing-masing, mereka punya keunikan dan gak bisa dikotak-kotakin. Ada juga area zodiak, dimana udah biasa banged, kita menghakimi kepribadian orang berdasarkan zodiaknya, misalnya Gemini itu red flag, seharusnya judgement ini gak boleh, karena orang itu lebih dari rasi bintang. Ada juga ngebahas, dengan melihat orang itu berdasarkan pekerjaan mereka. Padahal cara orang menjadi sukses itu beda-beda. Satu lagi, kita bahas penampilan. Don’t judge the book by the cover, misalnya kita lihat orang berpakain unik, langsung kita hakimi orang ini seperti ini,” tukas Ratih.

BINTANG Dunia Tanpa Syarat adalah ruang di mana pengunjung bisa membuka pikiran dan menghadapi tantangan untuk melampaui berbagai label sosial yang selama ini membatasi mereka. Berbagai ruangan hadir untuk membawa pengunjung menantang stereotip, baik yang diberikan oleh masyarakat maupun yang mereka lekatkan pada diri sendiri.

Pada akhir perjalanan, pengunjung diajak menanggalkan stiker seperti zodiak dan umur yang mereka terima di ruangan sebelumnya, lalu menempelkannya pada totem BINTANG merah raksasa di ruangan terakhir. Hal ini menjadi sebuah pernyataan kebebasan yang mengajak semua orang untuk melepaskan diri dari label yang membatasi mereka.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 210

Simak wawancara liputan Kabari  dibawah ini.