KabariNews – Ketika melihat beberapa makanan yang tersedia, mungkin Anda langsung bernostalgia dan mengingat-ingat masa kecil. Karena memang ragam makanan yang disuguhkan ini rata-rata sudah langka di pasaran. Kecuali di tempat tertentu yang memang sengaja menawarkan jajanan jadul alias zaman dulu.

Telur cicak, gulali, sagon, susu bubuk, permen kayu, cokelat alam, kwaci gajah (kuaci biji semangka), tingting gepuk, mie lidi, permen rokok, permen devos, kaluwa jeruk, permen sanca, permen sapi, cokelat payung, permen karet Yosan, Anak Mas, dan coklat payung merupakan beberapa jenis jajanan yang dulu digemari.

Tak ada yang berubah dari jajanan jadul ini, baik rasa atau pun kemasannya. Semuanya memang dilakukan untuk memberikan sentuhan originalitas serta membangkitkan memori masa kecil akan semua makanan ini. Bentuk dan logo kemasannya pun masih dipertahankan sesuai era kejayaan camilan ini di masa lalu.

Dede L Wiratmadinata, tertarik untuk melestarikan jajanan langka tersebut, karena memang jajanan ini punya nilai historis bagi penikmatnya. Melalui label Unique Counter, Kang Dede sapaan akrabnya mengumpulkan ragam jajanan tradisional dan langka dan memasarkannya lewat pameran-pameran kuliner di mal. “Kami mulai dari 2006 di Bandung, awalnya mau melestarikan, tapi begitu melihat banyak peminat, jadi semangat” ungkap Kang Dede saat ditemuai di acara JFFF, Kampoeng Tempo Doeloe di Lapiaza Kelapa Gading, Jakarta.

Kang Dede mengakui tidak mudah menemukan produsen jajanan jadul, ada beberapa yang masih memproduksi tapi tidak sedikit juga yang sudah gulung tikar. “Pemasarannya tidak seperti dulu di jual bebas di pasaran, saat ini hanya dijual untuk kalangan tertentu yang memang dengan sengaja ingin menikmati jajanan jadul” ujarnya pada Kabari.

Meski cukup sulit, bukan berarti makanan tersebut adalah barang palsu atau duplikat. Hingga sekarang, produsen makanan ringan tersebut masih ada dan aktif beroperasional meski jumlahnya tidak banyak. “Kita kerjasama dari beberapa produsen yang masih buat meski ngga seperti dulu, tapi kalau benar-benar udah ngga ada, ya kita produksi
sendiri. Bahan rasa dan kemasan jadi pertimbangan kita, karena itu yang utama” imbuhnya.

Ada sekitar 50 – 100 item jajanan jadul yang ditawarkan, karena jajanan yang dipajang disesuaikan dengan lapak di pameran. Unique Counter hadir di beberapa pameran kuliner, setelah sukses di Bandung, kini usaha panganan kecil tempo dulu ini pun sudah mulai merambah sampai Jakarta, Bekasi dan kota-kota besar lainnya. “Kita jualannya dari pameran ke pameran, Alhamdulillah banyak yang masih ingat. Bahkan stok kita sering kurang karena saking banyaknya yang minat” ungkap Kang Dede. Tak ayal dagangan Kang Dede mendapat banyak perhatian dari pengunjung. Beberapa di antaranya bedecak girang seperti menemukan sesuatu yang sudah lama tidak dijumpainya. “Ya ampun cokelat jago, ih ada pemen cicak juga. Pak ini dijual?” tanya salah satu konsumen.

Yuni salah satu pengunjung mengaku senang bisa menemukan panganan kegemarannya saat kecil. “Snack ini udah lama banget aku cari-cari (sambil menunjuk Anak Mas), udah ngga ada di warung-warung. Semoga rasanya ngga beda ya, aku kangen banget” katanya sambil bergegas mengambil jajanan yang diinginkannya.

Untuk kisaran harganya mulai dari Rp 5000 – Rp 25.000. Harga tersebut dikatakan wajar mengingat aneka makanan yang mampu membuktikan ingatan masa kecil sulit sekali ditemukan. Masihkan Anda ingat dan kangen dengan jajanan tempo dulu ini? (1001)