Sebagai situs jejaring sosial yang masuk dalam top 5 situs paling banyak dikunjungi, pada masa pemilu ini banyak para caleg maupun capres yang memanfaatkannya untuk menarik simpati.

Namun situs ini ternyata bukan cuma buat menarik simpati atau sebagai ajang kampanye, ada pula yang membuat grup khusus bernama “Say No!!! to Megawati”. Supporters grup ini mengaku anti-Mega, dan  testimoni yang ditulis pada laman web ini, banyak komentar yang bernada sarkastik, menyindir, bahkan menghina dengan mengutak-atik  gambar Megawati.

Sampai saat ini belum diketahui siapa pendiri grup yang telah memiliki lebih dari 70 ribu supporter

ini. Namun semakin hari, supporter yang join dalam Facebook group “Say No! to Megawati” terus bertambah. Bahkan dalam hitungan menit, grup ini telah bertambah hingga ratusan. Sampai Senin siang (06/4), supporter grup ini sudah mencapai 75 ribu supporters!

Black Campaign?

Pramono Anung, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan pada Senin siang (6/04) mengatakan bahwa tindakan ini termasuk black campaign. Pramono mengatakan akan segera melaporkan kepada KPU.

Sedangkan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) mengatakan tindakan ini tak dapat digolongkan sebagai kampanye hitam dan sulit untuk dijerat dengan pasal dalam UU Pemilu. Di dalam Pasal 84 mengenai Larangan Kampanye, gerakan kampanye hitam dapat dikenai sanksi apabila pelaku adalah peserta, petugas atau pelaksana kampanye parpol. Di luar dari itu, tidak bisa dikenai pidana Pemilu.

Apabila benar hal itu adalah black campaign, maka pelaku bisa dijerat dengan hukuman penjara 24 bulan dengan denda maksimal 24 juta rupiah.

Sementara itu para blogger memiliki sudut pandang yang berbeda. Menurut Bapak Blogger Indonesia, Enda Nasution, grup Anti-Mega adalah murni suara hati ‘rakyat’ Facebook saja. Dan menurutnya, ini bukan yang pertama kali ada yang sentimen dengan Megawati.

Christin, blogger yang menetap di Belanda berpendapat, “Itu bukan black campaign, meski juga bukan cara yang baik untuk menyampaikan pendapat.” katanya.

Menurut Wicaksono yang lebih dikenal dengan Ndorokakung, grup Anti-Mega ini bukan kampanye hitam, melainkan kampanye negatif. “Kampanye negatif ini belum tentu dilakukan oleh tim pendukung kandidat presiden. Siapa saja bisa membuat halaman di Facebook sesuai dengan keinginan,” tambahnya.

Ternyata tidak hanya Megawati saja yang mendapat perlakuan serupa dari pengguna Facebook. Calon presiden dari partai Gerindra, Prabowo Subianto pun turut merasakan pahitnya cercaan rakyat pengguna Facebook. Bedanya yang bergabung dalam grup Anti-Prabowo baru sekitar 1.400 supporter saja.

Lain lagi dengan Susilo Bambang Yudhoyono, SBY dibuatkan grup yang isinya menyanjung SBY. “Say YES TO SBY” telah memiliki supporter sebanyak lebih dari 11 ribu.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?32901

Untuk melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket