Pasca Pemilu Legislatif 2009 mulai bermunculan gejala-gejala aneh para calon legislatif (caleg) yang mendapat sedikit suara. Mulai dari meminta kembali sumbangan yang pernah diberikan hingga bunuh diri!

Setelah pascapemilu, ada beberapa kasus yang melibatkan caleg dan semuanya memiliki beberapa persamaan, yakni akibat stress karena Pemilu.

Di Bulukumba, Sulsel, salah seorang caleg Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) berinisial ALKM memblokir jalan sepanjang 3km bersama tim suksesnya. Tindakan tersebut diduga karena perolehan suaranya tidak mencukupi untuk menjadi caleg terpilih. ALKM merasa berhak memaksa melakukan penutupan jalan Mappatunrung, Kecamatan Bukumpa, karena menurutnya jalan tersebut adalah tanah milik almarhum kakeknya yang merupakan pejuang 45. Apabila polisi atau pemerintah setempat memaksa untuk membuka pemblokiran jalan, ia mengancam akan membongkar aspal jalan dan mengganti dengan sebidang sawah seperti semula.

Lain lagi di Kulon Progo, Yogyakarta. Seorang caleg berinisial S menarik kembali sejumlah hadiah dan sumbangan yang ia berikan kepada warga Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Sumbangan yang pernah ia berikan antara lain semen untuk pembuatan jalan, alat musik dan sejumlah uang tunai. Ketika hasil perhitungan suara keluar, ternyata S kalah suara. Kemudian sejumlah suruhan S mendatangi kepala dusun dan meminta kembali barang-barang yang pernah diberikan oleh S.

Tindak tanduk yang disebutkan di atas hanya segelintir perilaku aneh yang tertangkap oleh media. Selain tindakan pemblokiran jalan dan penarikan sumbangan, ada juga para caleg yang stres hingga psikis mereka terganggu.

Di Palangkaraya, ada 5 pasien yang menderita gangguan jiwa pascapemilu 9 April. Dua di antaranya adalah caleg dari daerah tersebut, sedangkan tiga lainnya adalah simpatisan dari partai politik. Kelima pasien tersebut dirawat di Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalawa Atei Palangkaraya.

Yang paling gawat adalah SH (23), salah satu caleg dari kota Banjar yang ditemukan tewas di sebuah gubuk di tengah sawah pada hari Selasa (14/4) sekitar pukul 08.00 di Desa Bangunjaya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Wanita yang tengah hamil ini diduga bunuh diri karena minimnya perolehan suara.

Tindakan caleg yang disebutkan di atas merupakan efek dari stres akibat gagalnya memenuhi perolehan suara.

Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Stres yang berkepanjangan dapat membuat jiwa mereka tertekan dan menderita gangguan psikologi, bahkan dapat berakibat bunuh diri. Para caleg yang disebutkan memiliki indikasi bahwa mereka stres akibat tidak tercapainya harapan mereka.

Dari jauh hari sebelum pemilu, beberapa rumah sakit dan balai kesehatan telah menyiapkan ruang perawatan bagi mereka yang menderita gangguan jiwa akibat stres. Dan betul saja, pascapemilu mulai berdatangan pasien yang disinyalir menderita gangguan jiwa akibat stres memikirkan hasil suara.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?32943

Untuk melihat Berita Indonesia / Jakarta lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket