Halte berfungsi sebagai tempat pemberhentian dan menurunkan penumpang angkutan umum. Demi memberi kenyamanan kepada masyarakat pengguna kendaraan umum, tahun ini Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan akan membangun 17 halte Betawi.

Halte-halte yang dianggap sudah tidak layak, dipugar kembali agar bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Langkah ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan layanan publik. Pembangunan 10 halte tersebar di 10 kecamatan, diantaranya di Jl KH Shafi, Kebayoran Lama dan Jl Garuda, Pesanggrahan.

Agak berbeda dengan halte pada umumnya, halte ala Betawi tersebut dilengkapi dengan ornamen gigi balang yang menjadi ciri khas Betawi (biasanya digunakan di rumah adat Betawi), dilengkapi juga dengan pagar yang bisa melindungi calon penumpang, sekaligus untuk mencegah penyalahgunaan halte yang biasanya digunakan untuk parkir dan mangkal pedagang kaki lima.

Halte dibangun diatas lahan seluas 13 meter, karena didesain lebih nyaman, dengan sisi bangunan yang lebih baik, halte terpadu ini luas keseluruhannya mencapai 18-25 meter. Juni mendatang halte-halte unik ini akan digarap. Anggaran yang diperlukan untuk membangun satu halte sekitar Rp 50 juta. Biaya tersebut sudah termasuk untuk penghapusan halte sebelumnya dari daftar inventirisir Pemprov DKI.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?54663

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :