Museum Nasional Indonesia menawarkan berbagai program menarik dan acara yang dapat menjadi pilihan wisata budaya dan pendidikan di tengah menjamurnya pusat perbelanjaan di Jakarta yang biasanya dimanfaatkan untuk berakhir pekan.

Berbagai program diselenggarakan oleh museum untuk menarik pengunjung, antara lain seminar, pameran dan pagelaran yang berkaitan dengan budaya, kata Humas Museum Nasional Indonesia, Oting Rudy Hidayat. “Dalam setahun, museum bisa mengadakan tiga seminar dan satu seminar berskala internasional setiap dua tahun sekali,” katanya.

Oting menjelaskan, seminar biasanya diadakan bagi kalangan-kalangan tertentu dan umum, dalam bentuk rangkaian acara, maupun seminar lepas, misalnya seminar mengenai metodologi pengajaran sejarah bagi guru-guru sejarah. Seminar tersebut memberikan pengetahuan bagaimana cara mengajar sejarah yang lebih efektif dan menyenangkan.

Tahun 2010, pemerintah lewat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membuat program ‘Tahun Kunjung Museum’ yang berlaku seluruh Indonesia. Program ini ternyata membawa dampak positif bagi museum dari segi jumlah pengunjung hingga saat ini. “Program tersebut memiliki dampak yang besar terhadap museum. Dibandingkan 10 tahun lalu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya cagar budaya meningkat,” kata Oting.

Museum juga akan menyelenggarakan pameran wayang pada tanggal 17 September- 17 Oktober 2012. Dalam pameran juga terdapat pagelaran dan seminar tentang wayang. Selain itu, museum juga tengah mempersiapkan Khasanah Bawah Laut, yaitu pameran objek cagar budaya bawah laut yang akan diadakan pada 5 November – 5 Desember 2012.

Dalam rangka menyambut liburan sekolah pertengahan tahun lalu, Museum Nasional juga menyelenggarakan acara Coloring Your Holiday pada 27 Juni-15 Juli 2012, merupakan inisiatif pemerintah. Pengunjung tidak dipungut biaya dan hanya perlu membayar tiket masuk untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dengan tiket masuk Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak, pengunjung dapat mewarnai batik sepanjang 20 meter dan gambar, melukis kendi dan payung, serta mengikuti lomba foto bersama koleksi.

“Seluruh masyarakat juga dapat memanfaatkan seluruh fasilitas museum. Di sini terdapat amply theater yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan acara yang berhubungan dengan budaya,” ujar Oting.

Pengunjung hanya diminta suka rela menyumbang biaya perawatan dan kebersihan setelah menggunakan berbagai fasilitas museum.