Pernahkan Anda mengalami rasa ingin buang air kecil yang terus menerus, atau lebih dari dua-tiga kali dalam suatu waktu? Padahal ketika Anda ke belakang, hanya sedikit sekali air seni yang keluar.

Di Indonesia hal itu dinamakan anyang-anyangan. Nah, jangan sepelekan anyang-anyangan  ini, apalagi jika sering Anda alami. Karena bisa jadi merupakan gejala serius bagi kesehatan  Anda.

Selain anyang-anyangan, ada juga gejala yang sering kita anggap sepele dan kerap kita alami, yakni kesemutan. Kesemutan adalah rasa kebal di bagian tubuh tertentu misalnya telapak kaki atau jari-jari tangan. Seringkali kita anggap kesemutan sepele, akibat salah posisi duduk atau otot yang tegang.

Tapi jangan salah, bila kesemutan yang Anda alami tidak disebabkan oleh kedua hal itu, maka kesemutan adalah warning telah terjadi gangguan kesehatan yang serius.

Memang anyang-anyangan dan kesemutan adalah gejala umum yang sering dialami orang. Meski begitu, sebaiknya Anda waspada.

Anyang-Anyangan dan Infeksi Saluran Kemih

Dari sejumlah penelitian, besar kemungkinan jika anyang-anyangan sering terjadi, maka si penderita mengalami infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran kemih dengan penyulit dan infeksi saluran kemih tanpa penyulit. Disebut infeksi saluran kemih dengan penyulit jika ada batu dalam saluran kemih dan terjadi penyumbatan prostat. Dan disebut tak ada penyulit jika murni terinfeksi oleh kuman dari luar yang masuk ke saluran kencing.

Infeksi saluran kemih bisa menimpa siapa saja, laki-laki maupun perempuan. Tapi perempuan cenderung memiliki potensi lebih besar karena saluran uretra atau buang air kecil wanita lebih pendek, sekitar 4 cm dan posisinya berada dekat dua lubang.

Gejalanya sendiri tergantung pada letak lokasinya. Jika infeksi itu sudah menyerang ginjal, suhu tubuh akan tinggi, sakit di daerah pinggang dan air kencing yang keruh. Jika infeksinya  sudah menyerang perut bagian bawah, gejala yang muncul adalah anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil terus-menerus, muncul rasa sakit saat buang air kecil, terutama pada bagian akhir. Bahkan tak jarang mengeluarkan darah.

Kuman yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih, antara lain, Escherichia coli atau E.coli, Klebsiella, dan Pseudomonas. Dari ketiga kuman tersebut, penyebab paling utama adalah E. Coli yang ada dimana-mana, termasuk dalam tinja manusia.

Untuk memastikan apakah seorang mengalami infeksi saluran kemih atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan. Selain melihat gejalanya, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan kencing untuk mendeteksi adanya nanah atau bakteri.

Bila ada bakteri, langkah selanjutnya adalah mengembangbiakkan bakteri itu sehingga dapat diketahui jenisnya. Kemudian dilakukan tes sensitivitas bakteri tersebut terhadap berbagai  jenis obat antibiotika.

Umumnya dokter akan memberikan antibiotika selama satu atau dua minggu untuk memastikan apakah infeksi sudah benar-benar sembuh atau tidak. Selanjutnya akan dilakukan urinalisis ulangan. Pemeriksaan urinalisis ulangan akan membantu mengkomfirmasi, bahwa saluran kemih sudah bebas dari infeksi. Jika terdapat batu, pengobatannya bisa ditembak atau dioperasi.

Apakah Kesemutan?

Dalam bahasa kedokteran kesemutan dikenal dengan nama parestesia. Kesemutan adalah sensasi pada permukaan tubuh tertentu yang tidak dipicu rangsangan dari dunia luar. Parestesia itu timbul bila terjadi iritasi pada serabut saraf yang membawa sensasi kesemutan.

Kesemutan dapat terjadi jika syaraf dan pembuluh darah mengalami tekanan Misalnya, saat duduk bersimpuh atau menekuk kaki terlalu lama, maka syaraf dan aliran darah terganggu. Umumnya kesemutan akan mereda jika bagian tubuh yang mengalaminya digerakkan.

Namun bila hal itu tidak menghilangkan rasa kesemutan, jangan dianggap sepele, karena kesemutan jenis ini merupakan gejala penyakit serius. Pasalnya, cukup banyak gangguan kesehatan serius yang ditandai gejala kesemutan. Misalnya radang sumsum tulang (myelitis)  diabetes mellitus (kencing manis), Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Jantung, dan Rematik.

Jika Anda mengalami kesemutan, tapi kemudian tak kunjung menghilang setelah Anda menggerakan tubuh yang kesemutan, segeralah periksa ke dokter untuk mengetahui penyebabnya secara dini.  (pipit)

Untuk share
artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35104

Untuk

melihat Berita Indonesia / Kesehatan lainnya,
Klik

di sini

Klik di sini
untuk

Forum Tanya Jawab



Mohon
beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported

by :