DSC_9893KabariNews – Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus menjadi momen paling dinanti seluruh rakyat Indonesia. Sudah menjadi tradisi, perayaan HUT RI diperingati sangat meriah, karena itu jangan heran jika berbagai pernik bernuansa Merah Putih dapat dijumpai dimana-mana. Tak hanya di gedung-gedung pemerintahan, fasilitas umum, pemukiman warga dari yang elit sampai pelosok kampung pun memasang bendera dan pernik bertema Merah Putih sebagai wujud cinta Tanah Air.

Jelang Agustus-an juga dimanfaatkan sejumlah pedagang bendera musiman untuk panen rejeki. Tak tanggung-tangguh omsetnya bisa berkali-kali lipat dibandingkan hari biasa. Rizki, pedagang bendera musiman ini mengaku dalam satu hari dirinya bisa mengantongi Rp 3-5 juta dari berjualan pernak-pernik Agustusan. “Kalau Agustus-an gini pelanggan ramai. Hasilnya lumayan bisa buat modal lagi nanti” katanya.

Bendera yang dijual Rizki cukup beragam, mulai dari ukuran kecil hingga besar. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 350.000 tergantung ukuran bendera. Jangan khawatir, harga masih bersahabat alias bisa ditawar kata Rizki. “Harga masih bisa dinego lah, tergantung mau borong berapa banyak, soal harga bisa dibicarakan lagi” paparnya.

DSC_9859Lapak Rizki tak sendirian, karena di Pasar Jatinegara puluhan bahkan ratusan lapak pedagang bendera musiman pun berpacu menjajakan dagangannya. Bendera, umbul-umbul, topi, balon, spanduk, kaos, pin, gantungan kunci, dan berbagai aksesoris merah putih lainnya pun menjadi pemandangan yang tak biasanya. Tak hanya itu saja, berbagai pelengkapan atau alat untuk perlombaan 17 Agustus juga jadi barang yang dicari konsumen. “Ada juga bakiak buat lomba bakiak, karung goni buat lomba karung, lomba kelereng, lomba makan kerupuk, lomba mewarnai, banyak tinggal apa yang dicari saja kita punya semua” katanya lagi

Sudah lebih dari lima tahun Rizki menjadi pedagang bendera musiman. Yang menguntungkan, semua pernak-pernik 17an tidak basi, jadi yang tidak laku bisa dijual kembali tahun depan. “Iya saya simpan, paling bungkusnya diganti baru jadi bisa dijual lagi tahun berikutnya” paparnya.

DSC_9807Tak berbeda dengan Rizki yang biasanya berjaulan celana, Ahmad pendagang jas hujan ini juga sementara beralih jadi berdagang bendera. Tergiur omzet besar, ia pun rela buka lapak dari pagi hingga malam. Meski buka lapak baru beberapa hari, dia mengaku sudah menjual lebih dari 20 potong bendera, hasilnya lumayan dikumpulkan untuk pulang ke kampung menengok keluarga. “Jualan yang lagi ramai saja, hidup di Jakarta kan harus kreatif jadi mana yang laku saya jalanin” katanya.

Kendati pedagang bendera menjamur, ia tak khawatir kalah saing. Toh, kata dia  meski jarak pedagang satu dan lainnya berdekatan tapi namanya rezeki pasti ada saja. Rata-rata harga yang dibandrol pedagang hampir sama, tergantung penawaran pertama. “Saya buka harga bendera plastik per 10 lembar harganya Rp 10.000, kalau ditawar ya bisalah turun sedikit” pungkasnya.