KabariNews – Selasa (17/11) malam secara resmi Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kebijakan ini menurut presiden sangatlah berat. “Dari waktu ke waktu, kita sebagai sebuah bangsa kerap dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Meski demikian, kita harus memilih dan mengambil keputusan” kata Presiden di Istana Negara.

Didampingi oleh Wakil presiden Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan menteri lainnya, Jokowi menjelaskan, keputusan berat ini diambil karena negara membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk membiayai infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Adapun, lanjut Jokowi, sebagai konsekuensinya dari pengalihan itu dia menetapkan harga BBM naik Rp 2.000. Harga baru ini berlaku mulai 18 November pukul 00.00 WIB. Harga BBM Untuk Premium yang awalnya Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, dan solar yang sebelumnya Rp 5.500 menjadi Rp 7. 500.

Pidato presiden yang juga disiarkan di televisi swasta ini langsung mendapat respon dari masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang mengkritik kebijakan presiden yang belum genap 100 hari itu. Ida (35) menyaksikan pidato presiden dengan raut wajah kecewa. Sebagai ibu rumah tangga dia merasa keberatan dengan kebijakan tersebut. “Siap-siap deh besok harga sayuran naik” celetuknya. “Kalau tahu mau dinaikan, mending ngga usah dipilih (pilih Jokowi)” katanya melanjutkan. Menyauti komentar Ida, adiknya Trisna menanggapi. “Mau presidennya Jokowi, Jokowow, atau Joko Joko yang lain BBM sudah pasti naik mbak. Jadi sama saja, kita jadi rakyat ya harus terima” katanya.



Pro kontra kenaikan BBM

Banyak yang menilai kenaikan BBM bukanlah solusi yang tepat, pasalnya akan berdampak pada sejumlah kebutuhan lainnya seperti sembako, dan tarif angkutan umum. Hanya berselang beberapa menit dari pengumuman resmi Istana, komentar tentang kenaikan BBM pun membanjiri media sosial. “Pasrah aja jadi wong cilik… BBM naik IRT ngejeriiiiiiit harga sembako juga naik… Haduuuuuh makkk!” unggah salah satu pengguna Facebook dengan akun Siti May.

Ada juga yang mengeluh kenapa kenaikan BBM tidak dibarengi dengan kenaikan gaji karyawan “Kapan gaji naik? BBM naik otomatis tarif angkutan juga naik. Bos naikin gaji doong” unggah Irene Wari di media sosial Path. Adapun pengguna media sosial yang bersikap netral, seperti Firman menuliskan kalimat di statusnya untuk melebur pro kontra kenaikan BBM. “Ngga usah ngeluh harga BBM naik, kalau mau irit naik sepeda aja bro”.

Kendati dana subsidi akan dialihkan untuk kepentingan rakyat, namun banyak yang mengeluhkan bahwa bantuan pemerintah tidak cukup untuk memenuhi harga kebutuhan yang juga naik. “Percuma, dapat uangnya ngga seberapa, tapi harga-harga melambung. Jokowi bohong, katanya pro rakyat tapi kok tega” omel seorang kakek. Hal serupa pun diungkapkan Heru (50) tukang becak yang mengaku sangat keberatan. Ayah lima anak ini menilai presiden Jokowi sama dengan presiden-presiden sebelumnya, bahkan lebih parah. “Masa baru jadi presiden udah naikin harga sih? Katanya membela wong cilik, kok malah menyengsarakan kita. Kenapa tidak usut para koruptor, miskinkan mereka. Itu baru adil” selorohnya.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72800

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :

jason_yau_lie