Jakarta, KabariNews.com – Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming) saat ini telah dirasakan hampir di seluruh negara.

Eksploitasi hutan secara besar-besaran, penambangan liar, pencemaran
udara dari asap kendaraan bermotor dan pabrik, merupakan beberapa contoh
nyata kegiatan yang memicu terjadinya pemanasan global sehingga
berdampak negatif bagi kelestarian alam dan masa depan generasi
berikutnya.

Temperatur bumi yang terus meningkat, tidak hanya di siang hari namun
juga di malam hari, naiknya permukaan air laut dan potensi punahnya
keanekaragaman hayati terjadi akibat perubahan iklim.

Berbagai program dan kebijakan, baik yang dilakukan oleh pemerintah
di berbagai negara di seluruh dunia, hingga organisasi internasional dan
lembaga swadaya masyarakat terus dilakukan sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya percepatan pemanasan global.

Gaya hidup konsumtif, khususnya masyarakat di kota-kota besar, tanpa
kita sadari ternyata juga turut berperan akan terjadinya kondisi yang
tidak hanya mengancam bumi saja, namun juga kehidupan penghuni di
dalamnya.

Krisis energi fosil akibat penggunaan yang berlebihan demi memenuhi
kebutuhan rumah tangga, seperti untuk pasokan arus listrik, semakin
memperburuk kondisi ini.

Pembangkit listrik yang kebanyakan menggunakan bahan bakar minyak
yang dihasilkan dari energi fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas
alam ini setiap harinya terus meningkat tajam.

Selain itu, penggunaan peralatan listrik yang sia-sia seperti
membiarkan layar monitor komputer menyala sepanjang hari tanpa
digunakan, atau membiarkan lampu menyala di ruangan yang tidak
dibutuhkan merupakan kebiasaan buruk yang mengakibatkan terjadinya
perubahan iklim.

“Setelah Satu Jam, Jadikan Gaya Hidup”


Dimulai pertama kali di Australia pada tahun 2007 silam, sebuah
organisasi yang peduli akan lingkungan dan kondisi bumi, saat ini terus
menyuarakan kampanye gerakan hemat energi dengan cara mematikan lampu
selama satu jam penuh secara serentak.

Gerakan yang lebih dikenal dengan sebutan Earth Hour ini diharapkan dapat menghemat konsumsi listrik dan penggunaan bahan bakar fosil serta mengurangi resiko dari pemanasan global.

Di Indonesia, World Wide Fund (WWF)
Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu,
pemerintah hingga korporasi untuk turut serta melakukan kampanye hemat
energi tersebut demi mengurangi laju pemanasan global dan dampak dari
perubahan iklim yang juga telah dirasakan di Indonesia.

Sejak disuarakan tiga tahun silam, sudah lebih dari 1,3 miliar orang
dari 4616 kota di 128 negara ikut serta ambil bagian dari gerakan
tersebut, termasuk di Indonesia.

Pada tahun 2011 ini, kampanye Earth Hour 2011 yang berlogo
60+ dengan mengusung slogan “Setelah Satu Jam, Jadikan Gaya Hidup” ini
diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk lebih
hemat dalam menggunakan segala kebutuhan rumah tangga yang memerlukan
daya listrik.

Kegiatan ini nantinya akan dapat menghemat konsumsi bahan bakar yang
dibutuhkan pembangkit listrik dan mengurangi pasokan arus listrik untuk
kepentingan lainnya.

Director Climate and Energy WWF
Indonesia, Nyoman Iswarayoga menuturkan, bahwa kegiatan yang akan
berlangsung pada tanggal 26 Maret 2011 di seluruh dunia pada pukul 20.30
– 21.30 (waktu setempat/lokal) secara serentak, termasuk di Indonesia,
diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk turut mematikan lampu demi
menghemat penggunaan energi.

“Kita harapkan tahun ini lebih dari 80 Mega Watt listrik yang dapat
kita hemat. Dengan logo 60+ ini kita juga berharap agar kegiatan ini
dapat dijadikan gaya hidup kita sehari-hari,” ucap Nyoman.

Diakui Nyoman, bahwa Indonesia saat ini juga telah disebut-sebut
sebagai salah satu dari tiga negara di dunia yang paling banyak
menyumbang terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim, hal ini
tidak lain karena semakin banyaknya hutan Indonesia yang hilang akibat
penebangan liar dan alih fungsi hutan.

Earth Hour Indonesia – Jakarta

Kegiatan Earth Hour 2011 di Indonesia sendiri dipusatkan di Jakarta, tepatnya di Balai Kota Jakarta dan Bundaran Hotel Indonesia.

Pada tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah berkomitmen untuk mendukung kegiatan Earth Hour
dengan cara memadamkan lampu di lima titik yang menjadi ikon Kota
Jakarta pada hari Sabtu, 26 Maret 2011, mulai pukul 20.30-21.30 WIB. Hal tersebut ditegaskan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Kelima ikon kota Jakarta ini adalah Bundaran Hotel Indonesia dan air
mancurnya, Tugu Monumen Nasional (Monas), Air Mancur Arjuna Wiwaha,
Patung Pemuda, serta Balai Kota dan gedung-gedung pemerintahan terkait.

Penerapan Hari Bebas Kendaraan Bermotor setiap bulan di minggu ketiga oleh Pemprov DKI
Jakarta di sejumlah ruas jalan utama Ibukota juga merupakan bentuk
nyata dari program kelestarian lingkungan, serta langkah awal mengatasi
dampak dari percepatan pemanasan global di Indonesia. (arip)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36572

Untuk

melihat artikel Sana-Sini lainnya, Klik

di sini

Mohon beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________

Supported

by :