Setiap jam makan siang, kedai Mie Keriting Luwes, demikian namanya, selalu disesaki pembeli. Pembelinya pun banyak orang kantoran yang necis dan berdasi.   Harga seporsi Mie Keriting Luwes yang Rp 15.000 memang pas di kantong mereka.

Bandingkan dengan harga semangkuk mie pangsit di kedai lain atau di penjual mie keliling yang paling banter Rp. 5.000 rupiah saja. 

Namun H. Wagimin, sang pemilik kedai Mie Keriting Luwes mengungkapkan, mie pangsit keriting bikinannya dijamin enak, gurih, hiegenis dan tanpa bahan pengawet.

Mie keriting buatannya memang berbeda dari mie biasa yang masih awet disimpan tiga hingga lima hari. “Mie keriting buatan saya selain lembut, juga sekali pakai. Jadi harus habis hari itu juga, kalau  tidak rasanya jadi tidak enak.” tutur H. Wagimin.

Mie sejatinya memang harus seperti itu. Mie yang baik justru tidak awet disimpan berlama-lama. Jika lebih 1 hari mie tersebut akan basi dan terasa tidak enak.

Mungkin karena keunggulan itulah kedai Mie Keriting Luwes selalu disesaki pembeli.

Setiap hari, H. Wagimin mengaku mampu menjual hingga 300 porsi. Mie keriting buatannya itu memnag tampak lebih keriting dari mie biasa. Tapi meski keriting, rasa dan teksturnya tetap lembut alias luwes sesuai namanya.

Berlokasi di daerah elit, langganannya orang kantoran serta rasanya yang enak, membuat  H. Wagimin sah-sah saja mematok harga yang lumayan tinggi.

Saat Lebaran kemarin, kebetulan kedainya tetap buka, H. Wagimin bahkan sampai kewalahan melayani pelanggan. Ia mengaku mendapat omset hingga 12 juta rupiah selama dua hari lebaran.

Seperti pedagang-pedagang sukses lain. H. Wagimin memulai usaha ini mulai dari nol. “Saya dulu sempat kerja jadi satpam, lalu  alih profesi berdagang mie ayam keliling.” ujarnya membuka cerita.

“Selama setahun keliling, akhirnya saya mangkal di daerah jalan Blora.”  Di jalan Blora,  mie keriting H. Wagimin mulai laris hingga akhirnya ia merekrut satu ponakannya dari Solo untuk membantunya.

Kemudian usahnya semakin berkembang, ia pun membuka warung mie di Jalan Panarukan sekarang. Kini  H. Wagimin mengaku punya empat cabang  dan 12 orang karyawan. Semua cabang itu tetap menggunakan gerobak.

Dari gerobak-gerobak mie itulah H. Wagimin sekarang punya 3 rumah, beberapa bidang tanah, satu mobil, mampu pergi haji dan memiliki tabungan yang tak sedikit.

Lihat videonya di sini

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?32077

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket