Tanpa disadari listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan
yang tidak bisa dihindari. Energi listrik sangat vital dalam kehidupan
sehari-hari, mulai dari bangun tidur sampai dengan isirahat pada malam
harinya, semua orang membutuhkan listrik, misalnya saja untuk hal
terkecil yaitu penerangan.

Listrik bisa menjadi teman yang dibutuhkan, tapi kadang bisa
mematikan. Kesalahan penggunaan listrik, bisa membahayakan, bahkan bisa
menghilangkan nyawa seseorang. Namun ditangan Jazuli (44) seorang
terapis listrik, energi listrik bisa dirubah menjadi energi penyembuh
penyakit. Arus listrik yang dialirkan melalui jari-jari tangan Jazuli
mengandung ion listrik yang bisa mengobati penyakit, khususnya bagi yang
berhubungan dengan gangguan pada urat syaraf, seperti darah tinggi,
kesemutan, sakit pinggang, terkilir, stroke, vertigo, reumatik, nyeri
persendian, asma, maag, migran dan juga untuk yang sulit memiliki
keturunan.

Secara prinsip,terapi listrik merupakan pemindahan energi listrik ke
dalam tubuh si penderita dan di keluarkan melalui jari-jari untuk
menyentuh simpul-simpul saraf,dan mendorong aliran darah yang terhambat
oleh endapan kotoran sehingga menjadi lancar.

Di Jalan Percetakan Negara XI Gg.Bochoor Rt 02/05 No 20 Rawasari,
Jakarta Pusat ada klinik sederhana yang menawarkan pengobatan alternatif
dengan metode terapi listrik. Di rumah sederhana, ruang tamu disulap
menjadi ruang praktek dengan tempat tidur (ranjang) berukuran 1x 2
meter yang dialasi matras dan selembar alumunium foil untuk elemen
pengantar listrik.

Untuk menangkal arus listrik yang dialirkan ke pasien, Jazuli sengaja
mendesign khusus tempat tidurnya. Tempat tidur dengan tinggi ½ meter
dialasi dengan 2 lembar matras, baru dilapisi kain sprei agar terlihat
rapi. Di ujung bagian bawah ditaruh selembar alumunium foil untuk
menghantarkan listrik. Alumunium foil dipakai untuk menghantarkan
listrik sekaligus jadi pemutus jika arus yang bisa diatur oleh si
pasien.

“Alumunium foil saya pakai untuk penghantar listrik. Pasien sendiri
yang bisa mengatur arus listrik yang saya alirkan. Jadi kalau merasa
terlalu besar, pasien bisa mengurangi arus dengan mengangkat kaki
sedikit demi sedikit,” ujar Jazuli saat ditemui di tempat prakteknya.

Dalam satu hari biasanya Jazuli bisa menangani lebih dari 10 orang.
Pasien datang dengan permasalahan bermacam-macam, mulai dari asam urat,
reumatik, pegal-pegal, asma sampai yang menginginkan keturunan.

“Kemarin ada suami-istri yang datang kesini, mereka menikah sudah 15
tahun tapi belum dikaruniai keturunan. Alhamdulillah sekarang istrinya
sudah ngisi (mengandung, red) satu bulan setelah 3 kali terapi,”
ungkapnya

Jazuli mengenal ilmu pengobatan ini sejak ia duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan baru sekitar 3
tahun lalu ia mencoba mendalami dan bertekad membantu masyarakat yang
kurang mampu dengan membuka klinik sederhana dirumahnya sejak satu bulan
lalu. Terapi listrik dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 -21.00 WIB setiap hari.

“Saya prihatin, kalau banyak warga tidak mampu bingung berobat.
Apa-apa sekarang sudah mahal. Kasihan mereka mau sembuh, tapi tidak
punya uang untuk berobat,” ujarnya.

Awalnya pengobatan ini hanya tersiar dari mulut ke mulut, karena
terbukti dapat meringankan penyakit, kini rumah Jazuli jika pagi sesak
oleh antrian calon pasien. Banyak orang datang untuk membuktikannya
sekaligus berobat.

Meski kehidupannya pas-pasan, tapi pria yang dulunya bekerja sebagai
pemborong ini tidak mematok harga. Berapa pun yang diberikan pasien
Jazuli mengaku ia menerima dengan ikhlas. “Biaya suka rela,
berapapun saya terima, asalkan tidak membebani mereka. Saya memang
berniat menolong. Jadi tidak ada harga khusus untuk berobat,” ungkapnya
santai.

Menurut Jazuli terapi ini serupa dengan akupuntur. Ibaratnya kalau
akupuntur dalam mengobati pasien menggunakan jarum, terkadang juga
dialiri arus listrik terukur, namun bagi seorang terapis listrik, jarum
yang menakutkan cukup diganti dengan sentuhan jari tangan yang mampu
memancarkan gelombang arus listrik terukur, dan tidak berbahaya bagi
pasien

“Kalau akupuntur pakai jarum, sedangkan terapi listrik dengan
sentuhan jari yang mengeluarkan listrik. Titik-titik syarafnya sama saja
kok,” paparnya.

Sekali pengobatan terapi listrik biasanya menghabiskan waktu sekitar
15-30 menit per pasien. “Untuk terapi listrik, titik-titik syaraf yang
terganggu akan dialiri listrik melalui jari untuk menghancurkan darah
yang menggumpal sehingga aliran darah lancar. Untuk pasien dengan
penyakit yang agak berat bisa sampai 30 menit, tapi kalau yang biasa
cukup 15 menit saja.” jelasnya.

Manfaat terapi listrik :

  • Melancarkan sirkulasi darah di dalam seluruh tubuh.
  • Menjaga kesehatan agar tetap prima.
  • Membantu mengurangi rasa sakit dan kelelahan.
  • Melancarkan produksi hormon endorfin yang berfungsi untuk relaksasi
    tubuh.
  • Mengurangi beban yang di timbulkan akibat stres.
  • Menyehatkan dan menyeimbangkan kerja organ-organ tubuh.
  • Menyingkirkan toksin atau racun dalam tubuh.
  • Kekuatan dan kelenturan pikiran,tubuh dan emosi bisa di tingkatkan.
  • Rekturisasi tulang,otot dan organ dapat di bantu.
  • Tidur bisa lebih nyenyak dan puas.
  • Terapi listrik juga dapat meningkatkan vitalitas tubuh dan membantu
    penyembuhan penyakit seperti:
  • stroke
  • kelumpuhan (bukan akibat dari kecelakaan)
  • darah tinggi
  • diabetes
  • maag
  • obesitas
  • vertigo
  • rematik
  • asam urat
  • saraf kejepit,badan pegal,letih,lesu.kesemutan
  • keturunan
  • Kanker

Untuk share
artikel ini, Klik
www.KabariNews.com/?34727

Untuk

melihat Berita Indonesia / Kesehatan lainnya,
Klik

disini

Klik disini untuk

Forum Tanya Jawab

Mohon
beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported

by :