Akhir-akhir ini salah satu TV swasta Indonesia yang sering berseberangan dengan pemerintah, menayangkan rekaman wawancara tim reporter mereka dengan Antasari Azhar (AA), dari balik jeruji penjara. Wawancara eksklusif ini ditayangkan berkali-kali lengkap dengan teks percakapannya yang dalam rekaman memang terdengar kurang jelas.

Yang membuat menarik dari rekaman wawancara itu adalah, pengakuan AA bahwa ia pernah didatangi oleh Gubernur BI (Bank Indonesia) Boediono pada bulan Oktober 2008 – selisih beberapa bulan sebelum Pemilu dan Pilpres (Pemilihan Presiden) 2009 – untuk membahas rencana bailout (memberi pinjaman) terhadap bank Indover, anak perusahaan milik Bank Indonesia yang beroperasi di Belanda. Bank yang saat itu sedang sekarat membutuhkan suntikan dana Rp. 4,7 triliun. Antasari tegas menolak rencana tersebut.

Tapi rupanya, gagal dengan usulan memberi pinjaman Bank Indover, pemerintah justru mengajukan nama Bank Century untuk diberi pinjaman. Dalam pengakuannya, Antasari bahkan menceritakan, sempat ada pertemuan lanjutan yang bertempat di ruang kerja Presiden. Antasari mengungkap : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin rapat untuk membahas rencana pencairan dana Rp 6,7 triliun untuk Bank Century.

Saat itu, sebagai Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Antasari diundang Presiden SBY ke Istana dalam pertemuan tertutup yang dihadiri Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan beberapa pejabat lainnya.

Dan seperti diketahui, bahwa Bank Century ternyata secara diam-diam menerima dana sejumlah Rp. 6,7 triliun. Nilai itu lebih dari 10 x lipat dana yang dibutuhkan dan disetujui. Alasannya : kalau bank ini sampai bangkrut akan menimbulkan dampak yang cukup besar. Padahal, sampai saat itu nama Bank Century nyaris tak terdengar, bukan sebuah bank besar yang kegoyahannya bisa menimbulkan orang beramai-ramai menarik dananya (rush). Faktanya pun Bank Century memang tak termasuk dalam daftar 15 bank yang berdampak serius.

Akibat pengakuan Antasari Azhar itu adalah : SBY tahu, bahkan ikut merencanakan pinjaman terhadap Bank Century, padahal selama ini SBY selalu mengaku dirinya tak pernah tahu menahu akan hal tersebut karena sedang berada di Amerika untuk menghadiri KTT G-20. Padahal, Boediono dan Sri Mulyani punya jalur komunikasi langsung kepada SBY. Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla (JK) tidak dilibatkan dalam pembahasan itu. JK baru mendapat laporan 2 hari kemudian, setelah dana Rp, 6,7 triliun dikucurkan begitu saja.

Terdapat banyak keanehan, sebab proses pinjaman Bank Century berlangsung 4 tahap. Tahap pertama, bank yang sudah jatuh itu menerima Rp 2,7 triliun pada 23 November 2008. Tahap kedua pada 5 Desember 2008 sebesar Rp2,2 triliun. Tahap ketiga tanggal 3 Februari 2009 sebesar Rp1,1 triliun. Tahap keempat, 24 Juli 2009 sebesar Rp630 miliar.

Alasan diberikan dana adalah agar CAR (Capital Adequacy Ratio atau Rasio Kecukupan Modal) bank tersebut bisa mencapai angka 8. Padahal, sebelum pinjaman dana, Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan kebijakan yang menurunkan batas CAR dari yang semula positif 8 menjadi 0 (nol) saja, asal tidak minus.

Ada hal menarik, jika pengakuan Antasari itu benar. SBY bukan hanya mengetahui rencana dan proses pinjaman Bank Century, tetapi ia juga sangat mengerti bahwa tindakan itu berpotensi melanggar hukum. Itu sebabnya ia telah membuat langkah cepat dengan mengundang Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri serta Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan bahkan Ketua BPK. Dalam pertemuan itu menurut pengakuan Antasari, ia menolak rencana pinjaman (bailout) akan menyidik jika Pemerintah melakukan tindakan bailout : SBY tahu betul tindakan itu tak boleh dilakukan. Karenanya ia mengusahakan meredam dampaknya dengan mengundang dan melibatkan Ketua KPK. Hanya saja, selang 6 bulan kemudian Antasari dituduh dalang intelektual pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dan langsung ditahan.

Saat ini orang-orang dekat SBY dengan cepat menolak pengakuan Antasari. Andi Mallaranggeng mengaku tidak pernah ada pertemuan di istana membahas masalah Century. Begitu juga Denny Indrayana, yang saat itu staf ahli Presiden bidang Hukum, menyatakan bahwa pengakuan AA soal Bank Century adalah fitnah.

Masalahnya, siapa yang akan mengecek kebenaran testimoni Antasari? Siapa yang berani membenarkan, meski misalnya benar mereka turut ada di sana saat itu? Mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji? Mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri? Mantan Menko Polhukam Widodo AS? Kalau Hatta Rajasa sebagai besan, jelas tak bisa diharapkan berpihak pada Antasari.
Tampaknya, jalan masih cukup berliku bagi Antasari untuk menguak yang sebenarnya terjadi. Posisinya saat ini berada di balik jeruji, sedang yang dihadapinya sedang berkuasa, pun juga nama-nama yang disebut, meski tak lagi menjabat masih butuh “keamanan”.

Di sisi lain, KPK jilid 3 ini punya janji akan menuntaskan kasus Century dalam tempo setahun. Ini janji Abraham Samad. Seharusnya, pengakuan Antasari ini bisa menjadi bukti baru untuk ditelusuri. Kasus Century memang benar-benar gelap. Bahkan Jusuf Kalla yang saat itu Wapres pun tak tahu banyak. Untung saja JK saat itu bertindak cepat dengan memerintahkan Kapolri untuk menangkap dan menahan Robert Tantular. Jika tidak, mungkin mereka yang menikmati dana Century menari-nari di atas penderitaan nasabah dan rakyat.

Apapun akhir dari cerita Antasari ini, kepercayaan terhadap Presiden SBY kini tengah mengalami ujian terberat. Sukar dipercaya jika saat ini Indonesia sedang dipimpin oleh Presiden yang ikut merencanakan peminjaman dalam jumlah besar dana negara untuk sebuah bank swasta yang diambil oleh pemiliknya sendiri (Tantular bersaudara)?

Sedikitnya, terjawab teka-teki kenapa saat itu SBY ngotot sekali menggandeng Boediono sebagai Cawapres pada Pilpres 2009. Nyanyian dari balik jeruji besi, meski sumbang, tapi perlu didengar dan ditelusuri, agar jelas dendangnya. Rasanya kasus Centry memang terlalu lama untuk didengar. (1002)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?47870

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :