Vivi Herviany dan Handry Wahyudi jatuh bangun membesarkan KAHLA.   Suka duka dan usaha mereka lalui. Tempe Crispy KAHLA yang didirikannya beberapa tahun yang lalu tetap eksis dan siap berekspansi ke luar negeri.

Vivi teringat sekira 2008 silam perusahaan tempat dan dia dan suaminya bekerja di Jakarta harus gulung tikar.  Hilang pekerjaan, mereka berdua memutuskan untuk pulang ke Kampung Nagrak di Sukabumi.

Sebelum memulai  usaha KAHLA, keduanya menjajal membuka konter penjualan handphone dan pulsa untuk menyambung hidup. Namun apes, usahanya bangkrut karena sepi peminat.  Tadinya pikir Vivi, di Jakarta sudah ramai orang menggunakan handphone dan  akan berimbas ke Sukabumi. Namun, prediksinya ternyata salah. Usaha konternya tutup di tahun 2009.

Mereka kemudian mencoba mencari kerja. Sukabumi tidak juga seperti Jakarta, lowongan pekerjaan di kota ini terbilang sulit. Hingga ada satu lowongan yang mereka terima yaitu sebagai  sales rokok.  Melakoni profesi sebagai sales rokok, suami Vivi pun diangkat menjadi supervisor.

Lama-kelaman keduanya merasa bosan menjadi karyawan. Bermodal yakin dan relasi yang dibina sewaktu menjadi sales di toko-toko,  akhirnya mereka buka usaha sendiri. Perlahan keduanya satu kata berhenti kerja. Fokus membesarkan usahanya.

“Waktu itu saya berpikir, ngapain promosiin barang orang. Kenapa saya tidak coba membuat produk sendiri. Selain itu, saya juga ingin membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang sekitar sini,” kata  Vivi kepada KABARI.

Tempe Crispy KAHLA lahir kemudian di tahun 2014. Vivi dan suami mulai memproduksi keripik tempe saat itu dalam jumlah yang terbatas. Penjualannya pun hanya untuk warga sekitar rumah. Pada saat mulai, Vivi dan Handry mengerjakan semuanya sendiri. Mulai dari membeli tempe, membumbuinya, mengolahnya menjadi keripik gurih, hingga menjadikannya ke warung-warung di sekitar kampung. Mereka menjualnya dalam bungkus kecil-kecil, seharga seribu rupiah per bungkusnya.

Kenapa menjual tempe? Vivi berujar tempe adalah salah satu jenis panganan  yang hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu dan pernah merasakannya.”Tempe ini termasuk panganan yang digemari di Indonesia, bisa untuk cemilan, juga untuk bersama makan nasi.”

Produk tempe yang bernama KAHLA ini memilih arti yaitu berkah dari langit. Vivi dan suaminya berharap usaha ini mendapatkan keberkahan dari Allah SWT tidak hanya untuk mereka tetapi juga berkah untuk orang-orang di sekelilingnya.

Bisa buat orang bule jadi suka Tempe

Sejauh ini respon pasar untuk produk tempe KAHLA, Vivi berkata sangatlah baik terlebih KAHLA rajin mengikuti pameran yang digelar di dalam negeri maupun luar negeri. Mereka yang tadinya tidak suka tempe khususnya orang luar negeri, tetapi ketika mencoba keripik tempe jadi suka dan akhirnya menjadi buyer dari produk KAHLA.

Vivi bahkan bercerita salah satu temannya yang tinggal Norwegia, suaminya sama sekali tidak menyukai tempe, tetapi ketika mereka beli suaminya yang tadi tidak suka jadi suka dengan tempe. Vivi jadi berkeyakinan produk tempenya berpotensi untuk dipasarkan ke luar negeri. “Melihat orang yang tidak suka dan jadi suka memberikan saya semangat  untuk membesarkan dan terus memasarkan produk tempe ini,” tuturnya.

Dalam memasarkan produknya, KAHLA tidak pilih-pilih soal market karena selain menyasar market atas, KAHLA juga  merambah market bawah. Distribusinya sudah menjalar kemana-mana, hampir ke seluruh Indonesia melalui sistem reseller dan distributor. KAHLA pun sudah keluar batas negara sampai ke Australia, Belanda, Jepang, Malaysia, Kanada, sampai Hongkong.

Kaya dengan varian

Rahasia kesuksesan produk KAHLA Tempe Crispy bukan hanya dari strategi branding maupun promosi yang dijalankan Vivi. Cita rasa unik yang lezat dari produk ini juga merupakan modal utama. Produk tempe KAHLA berbeda, mulai dari varian yang beraneka ragam hingga bahan yang digunakan adalah bahan yang premium.

Semua produk KAHLA berbasis tempe. Dari awalnya hanya membuat tempe crispy yang original, Vivi kembangkan lagi menjadi  10 rasa mulai dari rasa rendang, ayam geprek, jagung bakar, coklat spicy hot, ayam bawang dan rasa lainnya.

Setelah itu, Vivi terus berinovasi dengan menambah varian produk, ada tempe sambel towel yang didalam bungkusannya telah diisi dengan sambel terasi. Ada pula produk tempe bumbu rujak, dimana ada tiga varian rasa, dari sambel rujak nanas, manga dan lainnya. Ada pula produk inovasi dari KAHLA yaitu seblak tempe, yang mana belum ada yang buat seblak tempe seperti KAHLA.

Nah, perihal rencana kedepan, KAHLA akan mencoba untuk eksport dalam jumlah besar ke luar negeri.

“Saya juga akan kembangkan produk cemilan di market bawah dengan harga Rp. 2000. Kenapa ke market bawah? Banyak pabrikan besar yang menyasar market di bawah. Jadi kita jangan gengsi atau malu produk kita dipasarkan dengan harga yang murah. Sebab perputarannya lebih cepat tetapi memang modalnya juga harus besar karena membutuhkan segala sesuatunya mulai dari mesin packing, dan lainnya sehingga kita akan nabung dulu untuk mewujudkan rencana ini,” pungkasnya.

Artikel ini juga bisa dilihat di Majalah Digital KABARI 188