Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Kartini dalam membela hak-hak perempuan. Lewat surat-suratnya, Kartini menyuarakan gagasan besar tentang pentingnya pendidikan dan pemberdayaan perempuan.

Di bulan April ini, Kabari mendapat kesempatan istimewa, berbincang dengan Kartini muda Indonesia, yakni Kalya Mahiya Pravina. Gadis belia ini, memiliki segudang talenta. Kalya, siswi kelas 10 dari SMA Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta ini, menguasai puluhan tari tradisional Indonesia. Tak hanya gemilang menguasai tarian tradisional, Kalya juga istimewa dalam prestasi akademik.

Yang teranyar, belum lama ini, Kalya mewakili Asia  di ajang National High School Model United Nations (NHSMUN) 2025 yang diadakan di New York City, Amerika Serikat. Kalya merupakan delegasi Kiny Cultura Indonesia.

Dikisahkan Kalya, mengikuti NHSMUN 2025 merupakan pengalaman yang unik dan tak terlupakan. “Melalui kegiatan ini, saya bisa berinteraksi dengan berbagai delegasi dari seluruh dunia, belajar tentang isu-isu global serta mengembangkan ketrampilan debat dan diplomasi,” ujar Kalya yang lahir pada 1 Oktober 2009 ini.

Kalya bersyukur melalui NHSMUN 2025, banyak pengalaman yang Kalya petik. “Pengalaman terbesar yang saya petik adalah kemampuan untuk berpikir kritis dan bernegosiasi. Saya juga belajar bagaimana bekerjasama dalam tim dan memahami berbagai perspektif. Hal ini membantu saya untuk lebih percaya diri dalam berbicara di depan umum dan mengembangkan ketrampilan kepemimpinan,” ungkap Kalya yang merupakan murid terbaik saat wisuda SD dan SMP Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta.

Salah satu prestasi menonjol yang Kalya dapatkan melalui NHSMUN 2025 adalah mendapatkan penghargaan sebagai Single Delegate Achievement. Penghargaan ini diberikan kepada Kalya, karena partisipasi dan keaktifannya saat mengikuti NHSMUN 2025.

Diakui Kalya, saat mengikuti NHSMUN 2025, ada beberapa kendala yang dialami, seperti perbedaan bahasa dan budaya yang mungkin membuat komunikasi sedikit menantang di awal. “Namun, pengalaman tersebut justru memperkaya interaksi dan membantu saya belajar lebih banyak tentang perspektif teman-teman dari berbagai negara lain. Secara keseluruhan, bertemu dengan teman baru dari berbagai negara adalah bagian yang sangat menyenangkan,” tukas Kalya yang pada Juli 2024 meraih Grand Champion Absolute Winnner di Georgia bersama tim misibudaya SMA Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta.

Sebelum NHSMUN 2025 digelar, Kalya mempersiapkan secara khusus beberapa bulan sebelumnya. Banyak hal yang Kalya pelajari. “Saya mempelajari isu-isu yang akan dibahas di NHSMUN, melakukan riset tentang negara yang diwakili, dan berlatih berbicara di depan umum. Saya juga berdiskusi dengan teman-teman dan mentor dari Globy untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas dan mempersiapkan argumen yang kuat,” jelas Kalya yang pada Oktober 2024 meraih 1st place the folk dance solo category & winning the grand prix at Mediterranean Folk Fest Lloret De Mar, Spanyol.

Lalu apa makna Kartini bagi Kalya? Kartini sangat menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan sebagai jalan untuk membebaskan diri dari belenggu tradisi dan mencapai potensi penuh mereka. Kartini juga mendorong perempuan untuk percaya diri dan tidak takut untuk berkarya dalam berbagai bidang. Ia ingin perempuan Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. “Kisah hidup dan perjuangan Kartini terus menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya perempuan, untuk terus berjuang demi kesetaraan dan kemajuan bangsa,” kata Kalya.

Mengakhiri perbincangan dengan Kabari, Kalya mau berbagi pesan bagi generasi muda saat ini. “Milikilah cita cita yang besar dan teruslah berkembang serta maju dari waktu ke waktu , tanpa menghilangkan  jatidiri dan budaya Nusantara,“ pungkas Kalya yang telah menulis buku berjudul Story of Kalya.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 213

Simak wawancara Kabari bersama Kalya Mahiya Pravina dibawah ini