Pada bulan April ada satu hari yang spesial. Hari yang diperingati sebagai momen istimewa bagi kaum perempuan di Indonesia. Lantaran di tanggal itu diperingati sebagai Hari Kartini. Kartini sebagaimana yang kita ketahui dan kenal adalah pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Melalui pemikiran yang tertuang dalam karyanya, Kartini membawa semangat perubahan dan menjadikannya sebagai sosok penting emansipasi bagi perempuan Indonesia.

Semangat Kartini lekang abadi, tetap menyala tak pudar oleh waktu. Sosoknya hingga sekarang tetap dielu-elukan dan dikagumi. KABARI pun merangkum pendapat dari berbagai kalangan, mulai dari desainer sampai tokoh organisasi, mengenai Kartini di mata mereka.

Kartini di Mata Sylviana Murni

Bagi Sylviana Murni yang merupakan mantan Walikota Jakarta Pusat, sosok Kartini adalah pejuang emansipasi perempuan tetapi emansipasi perempuan yang bernuansa Indonesia.

“Emansipasi perempuan ala Indonesia artinya perempuan yang tidak boleh melupakan kodratnya. Seorang perempuan utama dan pendidik pertama bagi generasi penerus. Boleh setinggi prestasi atau apapun yang dicapai oleh perempuan tetapi harus sadar bahwa dia adalah seorang perempuan dan ibu yang harus melayani suami dan anak-anaknya,” katanya.

Jika pun, lanjut Sylviana, perempuan harus berada di ruang publik untuk bekerja hal ini sah-sah saja tetapi tidak boleh melupakan tugas utamanya. Hal ini yang diperjuangkan oleh Kartini, bukan emansipasi perempuan yang artinya harus sama betul dengan laki-laki dalam segala hal yang mana hal itu dapat mengabaikan kodratnya. Perempuan tidak boleh melupakan dia adalah tetap perempuan yang sesuai dengan kodratnya.

Kartini Sosok Modern dari Masa Lalu

Susan Ramadhani, pemilik Beautycare Nabila seorang melihat sosok Kartini sebagai simbol perjuangan hak-hak perempuan untuk melawan ketidakadilan dan diskriminasi. Kartini adalah sosok modern dari masa lalu, yang mandiri dan mampu berjuang dari balik kungkungan adat dan tradisi yang mengekang perempuan pada zamannya.

Menurutnya, semua wanita Indonesia bisa menjadi role model atau panutan. Terlepas apakah dia wanita yang mempunyai karir yang bagus, atau ibu rumah tangga biasa. Semua wanita hebat, semua wanita tangguh dan kuat, yang selalu menyebarkan positive vibes, selalu berjuang menaikkan derajat keluarga, berjuang menggapai cita-cita untuk diri sendiri, keluarga dan orang sekitarnya.

“Sosok wanita yang ideal adalah wanita yang mandiri, tidak tergantung pada laki-laki namun tidak melampaui batas, tetap ingat kodratnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya,” tuturnya.

Kita Harus Menjadi Kartini yang Hebat

Rosaline Irene Rumaseuw yang berprofesi sebagai dokter dan perancang busana mengatakan berkat semangat dan nilai-nilai Kartini yang membuat dirinya bisa seperti sekarang.

“Kita harus menjadi Kartini yang hebat. Tidak hanya selalu vokal dalam mengoreksi pemerintah tetapi juga menjadi pelaku pembangunan dan penikmat pembangunan. Jangan banyak bicara tetapi tidak ada action karena itu sama saja. Bicaralah dan berbuat. Kita harus mengisi kemerdekaan dengan pola yang baik dan benar dan menjadi kartini yang diharapkan oleh pahlawan Kartini.”

Kartini Berani Membawa Perubahan

Michelle Hadip, desainer muda berbakat, mengatakan Kartini bagi dirinya adalah salah satu tokoh perempuan Indonesia yang pintar dan inspiratif, yang berani membawa perubahan.

“Kartini adalah seorang wanita yang punya visi dan keinginan untuk maju, dia percaya kaum perempuan setara dengan kaum laki-laki and that women can also have roles in building the nation with their own abilities,” katanya.

Peran Kartini masa kini yaitu menjadi versi terbaik dari dirinya, bekerja sama dengan laki-laki, menggunakan pikiran, kata-kata dan tindakan mereka untuk ikut membangun dan memajukan bangsa. Memberikan waktu, tenaga, karya terbaik sesuai talenta dan perannya masing-masing. Juga tidak lupa untuk terus mengingat, memperjuangkan dan membuktikan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.