Konsentrasi gas berbahaya (CO2) di Kawah Timbang Pegunungan Dieng Jawa Tengah meningkat sampai 100% dari semula 0,1% volume kini mencapai 1% volume.

”Berdasarkan hasil rapat BNPB dengan bupati dan PVMBG di Banjarnegara, dihasilkan satu kesepakatan menaikkan status Dieng menjadi siaga level tiga,” ungkap Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Syamsul mengutip Antara (31/5). Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo meminta pihak vulkanologi terus memantau secara cermat kondisi gunung. ”Arah angin juga harus diperhatikan dan dievaluasi tiap jam, sehingga bisa dianalisis arahnya dan berapa kecepatannya karena gas ini terbawa angin,”paparnya.

”CO2 di atas 1% sudah berbahaya. Walaupun penduduk di sana lebih jarang dibanding di Gunung Merapi, tapi saya kira untuk Dieng lebih berbahaya dari pada Merapi. Karena gas tidak kelihatan tapi dapat mematikan, “ kata Bibit Waluyo.

Warga Trauma

Erupsi kawah-kawah Dieng membuat warga di sekitar Pegunungan Dieng trauma. Erupsi pernah terjadi di Kawah Sinila pada tahun 179 dan menewaskan 149 warga. Kawah-kawah yang berada di area Dieng terdiri atas Sileri, Sinila, Siglagah, Condrodimuko, Sikidang dan Timbang.

Dia menuturkan, saat ini sebanyak 1.176 jiwa dari kecamatan Wanayasa, Pejawaru dan Batur mengungsi ke daerah yang lebih aman. Mereka mulai terserang penyakit.

Kebanyakan warga mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare.”Ada 86 orang yang menjalani pengobatan ISPA,” kata Yulianti, salah seorang petugas kesehatan di Posko SMA Batur, Banjarnegara. Petugas,lanjutnya,sudah memberikan pengobatan seadanya kepada para penderita. Para pengungsi saat ini membutuhkan peralatan bayi,masker, dan selimut.

Fasilitas para pengungsi masih minim. ”Di sini kami hanya beralaskan tikar dan tenda plastik. Jadi terasa sangat dingin,”kata Muidah, 27, warga Dusun Serang, Desa Sumberrejo,Kecamatan Batur di tempat pengungsian SMA Negeri 1 Batur. Menurut dia, ada selimut namun sangat tipis,sehingga anaknya yang masih berusia dua tahun merasakan kedinginan dan tidak mau tidur. ”Dia terpaksa tidur dalam gendongan di punggung saya,” katanya.

Mereka merupakan warga Dukuh Simbar dan Dukuh Serang, Desa Sumberrejo, Kecamatan Batur. Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Permana mengatakan, jumlah itu masih bisa berubah karena bersifat fluktuatif. ”Jadi masih bisa bertambah terus.Yang pasti, kita terus lakukan pemantauan dan pendataan pengungsi,”ujarnya kepada SINDOtadi malam. Sarwa mengakui, sesuai rekomendasi PVMVG, radius 1 kilometer dari Kawah Timbang harus steril. ”Karena itu, kita ungsikan warga yang berada di radius tersebut.Ini semua demi keamanan dan keselamatan warga,”jelasnya.

Menurut Sarwa, sejumlah lokasi pengungsian telah disiapkan. Lokasinya berupa tempat-tempat umum seperti sekolahan, balai kelurahan, ataupun perkantoran pemerintahan.” Logistik juga sudah disiapkan. Baik itu dari Dinas Sosial, PMI, maupun instansi terkait,” jelasnya. Kepala Bagian Humas Setda Pemkab Banjarnegara Wahyono mengatakan, lokasi pengungsian warga berada di Kecamatan Batur. ”Kalau nanti tempatnya tidak muat, tempat evakuasi akan ditambah di Kecamatan Wonoyoso dan Pejawaran,” terangnya.

Untuk share artikel ini klik
www.KabariNews.com/?36813

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :