KabariNews – Sosok yang menjadi ikon gerakaan film komunitas indie ini tak sulit ditemui tapi sulit dikorek isi dalam kepalanya. Kenyataan yang melahirkan sentimen kebersamaan luar biasa ini telah malang melintang di dunia karya sinematografi dalam kesendirian dan kebersamaan. Ada kesombongan yang disimpan, agar eksistensinya tak pernah goyah. Tendensi yang dibangun dan dirawat merupakan siasat cerdas menghindari campur tangan konsep dan gagasan liarnya. Dari perjalanan panjang dan kebersamaan melahirkan berbagai karya bukan saja ide dan karya, tapi strategi, trik dan cara menyiasati kondisi dan situasi agar mimpi-mimpinya terus merambah pada arah yang dibidiknya.

Bagaimana keyakinan itu kukuh tak tergoyahkan pada saat apa yang dimiliki tinggal busana kucel membungkus gestur tampannya? Laki-laki pejantan cerdik ini tak pernah mengatakan usai sebelum dia melihat mimpinya bertatap dihadapannya. Semestinya Aria Kusumadewa (yang nama itu harus ditulis langsung), bisa menoleh mengatakan apa yang pernah digeluti bersama keringat dijuntai jambangnya yang tanggung. Memandangi pahit getir, romantic dan bahagia, karya-karyanya kini bergentayangan di mana-mana, dan menjadi model para sineas indie yang tengah bergelut mewujudkan mimpinya.

Baca artikel selengkapnya di Kabari Digital