Dr IkrarOleh: Dr Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA)

Penegakan diagnosa dalam usaha pengobatan penyakit-penyakit otak merupakan area yang sangat penting dalam usaha penyembuhan penyakit neurologi. Penyakit atau kelainan otak bermanifestasi sangat kompleks dan susah disembuhkan. Dewasa ini para dokter dan ilmuwan dibidang neurosains sedang berjuang untuk menemukan dan memahami lebih jauh tentang neurosains. Sehingga neurosains menjadi bidang ilmu yang sangat menarik dan menantang, khususnya yang berhubungan dengan penyebab penyakit (pato-etiologi) dan mekanisme munculnya penyakit (patofisiology), serta metode pengobatannya.

Kedokteran nuklir merupakan spesialisasi kedokteran yang menggunakan atau menerapan zat radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Dalam prosedur kedokteran nuklir, radionuklida ini dikombinasikan dengan unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa kimia, atau dikombinasikan dengan senyawa farmasi yang ada, untuk membentuk radiofarmasi.

Alat pendeteksi kelainan otak

Radiofarmasi ini, pada saat diberikan kepada pasien, dengan sasaran organ spesifik yang mengandung reseptor seluler khusus. Properti radiofarmasi memungkinkan kedokteran nuklir memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran yang luas terhadap proses penyakit dalam tubuh, yang didasarkan pada fungsi sel dan fisiologi, dan berpatokan pada perubahan fisik dalam anatomi jaringan. Dalam beberapa penyakit, penelitian kedokteran nuklir dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pada tahap yang sangat awal sehingga dapat dilakukan pencegahan penyakit.

(gambar 1: Contoh alat pendeteksi kelainan otak yang menggunakan kedokteran nuklir)

Demikian pula, kedokteran nuklir ini dapat diaplikasikan dalam bidang neurosains.

Pemanfaatan Kedokteran Nuklir Dalam Bidang Neurosains

Teknik penggunaan kedokteran nuklir pada neurosains

Perkembangan neurosains, memberikan banyak kemajuan dalam pemahaman fungsi otak manusia. Pemahaman fungsional, anatomi dan struktur otak menjadi landasan dalam pemahaman awal perkembangan penyakit-penyakit otak, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam upaya pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi gangguan fungsional otak.

(gambar 2: teknik pengguna kedokteran nuklir pada neurosains)

Dalam mengikuti perkembangan neurosains, dewasa ini kedokteran nuklir juga berkembang dan mengalami kemajuan yang luar biasa. Dalam kedokteran masa depan, pemanfaatan nuklir sebagai Obat molekuler. Bahkan beberapa pemanfaatan kedokteran nuklir telah menjadi kenyataan, terhadap penegakan diagnosa dan pengobatan penyakit-penyakit neurologi, sebagai berikut:

dokter ahli saraf melakukan operasi

a). Radiologi Intervensi, di mana neuroradiologists mampu secara tepat mengambarkan struktur otak, strukur kepala, leher dan tulang belakang, serta dapat dilakukan prosedur invasive. Neuroradiologists menggunakan teknik intervensi untuk “melihat” gumpalan darah di dalam otak, akibat stroke sehingga gumpalan tersebut dapat dikeluarkan dengan menggunakan kateter.

(gambar 3: dokter ahli saraf melakukan operasi dengan bantuan kedokteran nuklir)

Hasil Scanning pada MRI

b).Neuroradiologists dapat menggunakan pencitraan canggih untuk mendiagnosa dan mengevaluasi aneurisma dan malformasi arteri vena di otak, sehingga bantuan pencitraan otak tersebut dengan menggunakan radioisotope jenis nuklir, dapat membantu mengatasi kelainan otak.           c). Ultrafast CT Scanning & Magnetic Resonance Imaging (MRI). Teknik diagnostik yang menggunakan pemindaian (pemetaan) nuklir, yang dapat menunjukkan metabolisme otak, yang memberikan informasi tentang arteri karotis, transesophageal, dan menggambarkan informasi berharga tentang fungsi jantung, magnetic resonance angiography, serta menyediakan gambar pembuluh darah di dalam otak tanpa perlu menyuntikkan agen radioaktif, dan CT angiografi. Kemampuan alat ini, sangat berharga untuk menentukan pengobatan kelainan otak tersebut.

(gambar 4: hasil scanning pada MRI)

d). Positron Emission Tomography(PET) scan adalah teknik yang menggunakan kedokteran nuklir yang sangat canggih, sehingga memberikan informasi berharga tentang fungsi organ dan struktur Otak secara terperinci dan menyeluruh. Sehingga mempermudah para dokter dalam melihat kelainan otak atau gangguan neurologi yang berhubungan dengan aliran darah, gangguan fungsi otak, dan mendeteksi tumor otak. Bahkan dapat digunakan untuk mengevaluasi gangguan gerak seperti penyakit parkinson, serta penyakit alzheimer. Demikian pula dapat digunakan untuk memperlihatkan struktur dan fungsi otak pada penderita autism ataupun pada gangguan belajar dan gangguan berpikir, seperti pada penyakit anak dengan ketidakmampuan belajar dan gangguan perhatian, termasuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Kesimpulan:

Sehingga pemanfaatan kedokteran nuklir, dalam ilmu neurosains mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan tersebut mulai tahap mengetahui atau menegakkan diagnosa penyakit, pengobatan kelaian otak, rehabilatasi akibat gangguan neurologi atau sistim saraf, bahkan hingga penggunaan kedokteran nuklir untuk mencegah penyakit-penyakit gangguan saraf.

Demikian pula neurosain nuklir ini, bermanfaat dalam mendeteksi gangguan berpikir pada anak-anak sekolah. Akhirnya dengan penggunaan neurosains nuklir, dimasa depan ilmuwan neurosains dan dokter ahli saraf bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang paripurna. (1005)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?58389

Untuk melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported by :

Asuransi Kesehatan