Terapi Stem Cell

Terapi stem cell adalah jenis terapi yang
mempunyai prinsip dasar pengobatan baru dengan menggunakan stem cell untuk mengobati sel-sel jaringan yang rusak, baik yang disebabkan
oleh penyakit maupun cedera. Dalam dunia medis banyak ilmuan percaya bahwa stem cell memiliki potensi pengobatan
penyakit kronis untuk meringankan penderitaan manusia. Kemampuan stem cell ini, karena potensinya untuk
memperbaharui diri dan beregenerasi, sehingga berpotensi besar untuk
menggantikan sel-sel sakit dan rusak di dalam tubuh, dengan resiko penolakan lebih
kecil, jika dibandingkan dengan transplantasi organ.

Stem Cell

Gambar
1
: Memperlihatkan diferensiasi
dari jaringan embrional (Blastocyt) lewat pluripotent menjadi sel-sel pembentuk
jaringan jantung, system saraf dan system pertahanan tubuh secara langsung.
(Ilustrasi bersumber National Institute of Health, USA).

Sejumlah terapi stem cell yang telah dianggap sukses,
misalnya transplantasi sumsum tulang, pencangkokan hematopoietic. Stem cell
memberikan harapan baru untuk pengobatan penyakit-penyakit kronis yang sampai
sekarang sangat sulit diobati dengan obat-obatan kimia. Penyakit tersebut
misalnya kanker, diabetes mellitus tipe 1, Parkinson, Huntington’s,kerusakan otot dan neurological disorders, gagal jantung yang diderita oleh jutaan
umat manusia.

Dalam perkembangannya,
stem cells dari embrio dapat
berdiferesiasi ke semua jenis sel-sel khusus pada janin. Sedangkan dalam
organisme dewasa, stem cell bertindak
sebagai regenerator dan memperbaharui jaringan, seperti; darah, sel-sel kulit
atau usus.

Dewasa ini, stem cell telah dapat dikembangkan di
laboratorium secara invitro, yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi sel
khusus dengan karakteristik yang sesuai dengan sel dari berbagai jaringan
seperti otot atau sel saraf. Stem cell
ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk umbilical cord, darah, dan sumsum tulang.

Profil Penyakit Jantung dan Potensi Stem Cell

Penyakit Cardiovascular
(CVD), yang mencakup hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal
jantung congestive, aritmia (gangguan
irama jantung), mendapat peringkat nomor satu sebagai penyebab kematian di
Amerika Serikat setiap tahunnya. Hampir 2.600 orang Amerika mati dari CVD setiap
hari, kira-kira satu orang setiap 34 detik. Hal ini disebabkan oleh karena gaya
hidup dan kondisi masyarakat yang berubah secara dramatis, dan terjadi
peningkatan prevalensi faktor risiko cardiovascular,
seperti kegemukan dan diabetes tipe 2, olehnya cardiovascular menjadi perhatian penting bidang kesehatan di abad
21 ini.

Penyakit
jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah, dapat menyebabkan
kekurangan oksigen jaringan (Ischemic),
sehingga menyebabkan kematian sel otot jantung (cardiomyocytes). Hal ini memicu kerusakan jaringan yang bisa mengganggu
irama dan aktivitas jantung. Demikian pula terjadi pembentukan jaringan parut
yang berakibat penurunan fungsi jantung, dan kelebihan aliran darah balik,
serta tekanan kapasitas (Overstretching)
sel jantung, sehingga menimbulkan kelelahan dalam mempertahankan output-nya, yang akhirnya terjadi gagal
jantung dan kematian penderita.

Stem cells mempunyai potensi untuk
menyembuhkan Penyakit Gagal Jantung di masa depan (Treatment of Heart Disease). Stem
cells
dapat memulihkan kerusakan jaringan otot jantung, melalui perbaikan
atau regenerasi. Hasil uji klinik yang dilakukan dalam jumlah terbatas pada
manusia–biasanya pada pasien yang menjalani operasi jantung terbuka–menunjukkan
bahwa stem cells yang disuntikkan ke
dalam sirkulasi atau langsung ke dalam jaringan jantung, mengalami peningkatan
fungsi jantung dan menimbulkan pembentukan pembuluh kapiler-kapiler yang baru.

Mekanisme
untuk perbaikan ini tetap menjadi perdebatan oleh para ahli jantung, namun
fakta ilmiah menunjukan bahwa teknik ini bisa menjadi harapan masa depan. Pada
pasien yang mendapatkan pengobatan dengan stem
cell
, memperlihatkan penyembuhan bekas operasi yang lebih baik pada jaringan
jantung. Hasil uji klinik ini memperlihatkan hasil yang yang bervariasi.

Photobucket

Gambar 2: (Ilustrasi
sebelah kiri): Merancang sel-sel jantung sehat dan normal di laboratorium dan
selanjutnya ditranplantasikan ke dalam Jantung pasien penderita Penyakit
Jantung Menahun. Selanjutnya di sebelah kanan atas uji pendahuluan pada tikus
memperlihatkan sel-sel stromal yang berasal dari sumsum tulang, kemudian transplantasikan
kedalam jantung yang rusak, akan memberikan manfaat perbaikan jaringan jantung
yang rusak, demikian pula men-stimulasi pertumbuhan jaringan pembuluh darah (new
blood vessels) dan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan oleh perbaikan jaringan
jantung yang rusak. (Illustrasi: National Institute of Health)

Pemanfaatan stem cell sebagai alternatif terapi bagi penderita penyakit
jantung, didasarkan pada potensi stem
cell
untuk memperbaharui jaringan jantung dengan cara:

• Regenerasi dari
sel otot jantung

• Stimulasi
pertumbuhan pembuluh darah baru (blood
vessels)

• Sekresi faktor
pertumbuhan,

Tantangan dan Keterbatasan Pemanfaatan Stem Cell

Untuk lebih
meyakinkan stem cell sebagai terapi
unggulan masa depan, para ilmuwan harus mampu memanipulasi sel embrional. Sehingga
sel-sel ini memiliki karakteristik yang diperlukan untuk kesuksesan dalam berdiferensiasi,
transplantasi, dan engraftment.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para peneliti
untuk menjamin keberhasilan pengobatan, yaitu: a). ilmuwan harus berusaha untuk
bisa mengendalikan perkembangan sel-sel tersebut, b). selanjutnya hasilnya dapat
digunakan dalam uji klinik untuk kepentingan transplantasi, dan c). menstimulasi
sel embrional supaya bisa memperlihatkan reproducibly
yang tinggi, sehingga proses penyembuhan akan lebih terjamin.

Teknik
pengobatan ini menyisakan tantangan yang masih harus ditelusuri sehingga
pengobatan dengan stem cell
benar-benar memberikan manfaat yang lebih besar 
dibanding pengobatan konvensional. Demikian pula perlu dicari solusi untuk
menghindari masalah penolakan kekebalan tubuh pasien terhadap stem cell yang ditransplantasikan.

Yang
Jelas stem cell memberikan harapan yang
besar sebagai alternatif pengobatan masa depan, yang semoga teknik ini dapat
secara maksimal dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia dalam bertarung
melawan penyakit yang semakin kompleks, sehingga kualitas kehidupan manusia
akan semakin meningkat.

Penulis: Dr. Taruna Ikrar, MS,
PhD

(Postdoctoral Scholar, University
of California, School
of Medicine, Irvine, CA, USA)

Profil
Penulis
: TARUNA IKRAR(www.medicals.multiply.com)

Lahir di Makassar, 15
April 1969 dari pasangan (Alm) Abubakar dan Hasnah Lawani. Anak ke 5 dari 10
bersaudara ini melewati pendidikan SD, SMP, SMA hingga menyelesaikan pendidikan
dokternya (M.D) di Universitas Hasanuddin, Makassar (1997). Kemudian
merampungkan pendidikan Master Farmakologi (M.Pharm.) di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta (2003), PhD (Philosophy of Doctor) dengan
keahlian ilmu penyakit jantung (Cardiology), diraih di School of Medicine,
Niigata University, Japan (2008), dan sekarang sedang mengikuti (Postdoctoral
Scholar) di Inter Departmental of Neurosciences, University of California, US
America (2008-2011).

Hobby berorganisasi,
menulis dan berpidato mengantarkannya menjadi Juara I Lomba Minat Baca Tulis
tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1987 dengan karya “Hidup Perlu Akar”
dan “Pemanfaatan Kompos Sebagai Bahan Bakar Alternatif”, dan Juara lomba pidato
tingkat SMA se-Sulawesi Selatan 1988 dengan judul “Kemerdekaan Indonesia
Tercipta Atas Kepemimpinan Pemuda Indonesia”. Berbekal prestasi dan semangat
tersebut, tulisannya sering mewarnai surat
kabar Harian Fajar, Detik dan Kompas.

Dalam konteks Nasional
pernah memegang posisi strategis, sebagai Ketua MPA ISMKI (Majelis Pertimbagan
Agung Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) 1994-1996, Ketua PB HMI
Periode 1997-1999, dan Wakil ketua PB IDI 2000-2003. Dalam aktivitas
internasional berperan aktif di CFIS (Center For Interregional Study), KAPIJA
(Alumni of Friendships the Japan International Cooperation Agency), APHRS (Asia
Pacific Heart Rhythm Society), ISHR (International Society for Heart Research),
IHTP (International Health Training Program), dan International Society for
Neurosciences (SFN).

Dalam pengembaraan
menuntut ilmu, telah dua penemuannya yang mendapatkan patent yaitu: Novel
mutation for Long QT Syndrome (JCE 2008-19-5), dan High Resolution and fast
functional Imaging in Brain Slice through a novel combination of voltage
sensitive dye Imaging Laser Scanning Photos-timulation (2009-623-1)
 

Dokter yang
menyelesaikan wajib kerja sarjana dan pengabdian profesinya, dimulai sebagai
Kepala Puskesmas Kel. Jatinegara, DKI Jakarta 2000-2003, kemudian Staf Badan
POM RI, sedang hidup berbahagia bersama istri Dr. Elfi Wardaningsih dan telah
dikaruniai sepasang anak Aqilla Safazia Ikrar dan Athallah Razandhia Ikrar.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33167

Untuk melihat Berita Indonesia / Kesehatan lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Kesehatan