Ketoprak tobong2Istilah ketoprak di Indonesia biasa mengacu kepada dua pengertian. Pertama, ketoprak sebagai salah satu jenis makanan yang biasa dijajakan di pinggiran jalan atau pedagang keliling. Kedua, ketoprak sebagai salah jenis pertunjukan rakyat yang keberadaannya kini di titik nadir, khususnya Ketoprak Tobong atau Ketoprak Tonil.

Ketoprak Tobong atau Ketoprak Tonil mempunyai riwayat sejarah yang panjang. Seni pertunjukan ini tumbuh dan berkembang pada masa penjajahan Belanda dan menjadi semacam ajang kalangenan atau sarana hiburan bagi masyarakat pada saat itu. Tentu dalam perjalanannya, kesenian tradisional ini mengalami pasang surutnya. Di awal kemunculannya, seni pertunjukan ini menjadi alternatif hiburan bagi rakyat kecil. Pada tahun 1960 sampai 1980-an jenis kesenian ini menjadi salah satu kesenian tradisional yang cukup menyita perhatian penggemarnya. Kehadiran Ketoprak Tobong di berbagai pedusunan di Jawa Tengah dan DIY pada tahun-tahun tersebut menyemarakkan kehidupan kesenian ini dan tentu saja, bersama dengan seniman-senimannya.

Kemajuan teknologi yang dalam hal ini berkaitan erat dengan tata lampu, tata panggung, dan apa yang disebut sebagai tonil turut memberi sentuhan estetika yang menarik bagi kesenian ini. Pertonilan bahkan kemudian menjadi unsur yang tidak bisa ditinggalkan oleh Ketoprak Tobong. Tonil yang dipadukan dengan tata lampu demikian penting karena terbukti mampu memberikan sentuhan suasana atau latar belakang pengadeganan dengan baik. Misalnya adegan di tengah hutan, di dalam kraton, di dalam pagelaran kraton, di dalam rumah pedesaan, bahkan di alam kubur dapat ditampilkan dengan teknik pertonilan ini.

Tonil yang pada intinya lebih mengandalkan pada lukisan realis menjadikan seniman lukis turut berperan dalam pementasan Ketoprak Tobong. Bahkan tampilan tobong pada dinding muka juga diberi lukisan yang menumbuhkan ingatan orang akan candi, kraton, dan sebagainya. Tonil yang pada intinya adalah berupa lukisan besar yang dapat digulung dan digelar dengan sistem roda (roll) dapat disusun urut-urutannya sesuai dengan pengadeganan yang direncanakan sutradara ketoprak.

Ketoprak Tobong atau Ketoprak Tonil dalam pementasannya banyak memberikan nilai – nilai yang disisipkan dalam setiap dialog dan kisah, antara lain tentang cerita panji, kisah kerajaan Mataram hingga Majapahit bahkan terkadang juga mengadopsi kisah lain sesuai dengan perjalanan sejarah Nusantara yang berinteraksi dengan para saudagar Timur Tengah dan daratan cina.

Ketoprak tobongTak heran seni pertunjukan di masyarakat Jawa di masa lalu ini mampu mengundang banyak penonton dan pendengar di pelbagai pelosok negeri. Hal ini disebabkan oleh penampilan ketoprak sebagai ‘ teater tradisional ’ mampu menggambarkan cerita yang membumi dan mengakar dalam kehidupan masyarakat. Seni pertunjukan ini dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, pementasan diadakan dengan berkeliling dalam kurun waktu tertentu. Perpindahan tersebut bukan hanya dari sisi pemain, tapi juga dengan membawa seluruh perlengkapan pentas, semisal kostum, dekorasi panggung, kursi, gamelan, sound system, diesel, juga tobong, yaitu bangunan untuk pentas sekaligus menjadi tempat tempat tinggal para pemainnya.

Hal semacam ini pada masa lalu menjadi tontonan yang sangat disukai di Jawa. Pada masa lalu ada beberapa kelompok Ketoprak Tobong yang terus melakukan pentas berkeliling untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Sekarang, di tempat kelahirannya di tanah Jawa sekalipun, Ketoprak Tobong yang masih bertahan mungkin sudah sangat sulit kita temukan. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?65999

Untuk melihat artikel Seni lainnya,Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Rumah