Aneka Permen

Tak hanya anak-anak, remaja hingga orang tua pun menyukai permen. Kendati tak mengandung gizi dan tidak bermanfaat bagi kesehatan, tetap saja permen diburu dan disukai. Fakta yang membeberkan efek negatif permen bagi kesehatan pun seolah diabaikan. Permen terlanjur dicintai banyak orang sejak ribuan tahun yang lalu. Alhasil, produk permen kini menjadi sebuah industri besar berskala internasional.

Seputar Permen

Permen terdiri dari berbagai jenis dengan pilihan rasa yang beragam. Permen biasa atau yang keras, permen karet, permen kristal, permen jeli, permen empuk, permen cokelat atau permen karamel dan masih banyak lagi. Selain rasa, bentuk, tekstur, berbagai warna permen pun membuat orang tertarik untuk mencoba dan pada akhirnya menyukainya.

Aneka Permen-1

Dalam sebutir permen, hanya terkandung kalori sehingga ada yang memasukkan permen dalam kategori makanan sampah atau junk food. Sebutir permen mengandung sekitar 20 – 30 kalori. Namun ukurannya yang kecil, rasanya yang segar dan manis membuat orang cenderung mengkonsumsi permen lebih dari satu. Walhasil, kalori dari permen bisa menumpuk di dalam tubuh. Tumpukan kalori dan gula di dalam tubuh akan memicu timbulnya penyakit diabetes dan jantung.

Pembuatan permen secara sederhana adalah mengolah atau mengkristalisasi gula atau coklat dan air. Berbagai tambahan dan rasa pun ditambahkan untuk memberikan rasa, tekstur dan aroma tertentu. Komponen utama pembuatan permen adalah gula atau sukrosa. Selain itu dalam sebutir permen juga terkandung: glukosa untuk melembutkan, pemanis buatan untuk memperkuat rasa manis, asam malat atau asam sitrat untuk memberikan rasa asam dan segar, pewarna untuk mempercantik permen, serta zat tambahan lain misalnya susu, ekstrak kopi, lemak nabatin, lecitin, zat serat, dan lain-lain.

Ditinjau dari bahan bakunya, permen terbagi dua yakni permen dan cokelat. Bahan baku utama permen adalah gula, sedangkan cokelat berbahan utama cokelat. Dari teksturnya ada permen keras, permen kunyah, permen kapas, permen jeli, dan permen karet. Sebagian besar permen yang beredar di pasaran adalah permen jeli dan permen karet.

Asal Mula Permen

Permen

Para ahli menemukan permen pada masa manusia purba di Mesir. Menurut perkiraan, permen tersebut berumur sekitar 3500 tahun. Selain itu ada pula gumpalan madu kering yang diduga merupakan permen manusia purba pada saat itu.

Diperkirakan, kegemaran mengkonsumsi permen pada manusia purba tersebut pada awalnya hanya iseng. Perkembangan selanjutnya mendorong masyarakat di berbagai bangsa mulai Mesir, Arab, dan Tiongkok kuno membuat racikan manisan madu dengan berbagai macam rasa. Kebiasaan makan cokelat dari suku Indian, Aztec, dan Maya memberikan pengaruh besar bagi perkembangan permen selanjutnya.

Para ahli menemukan resep permen yang terdapat di makam Firaun Tutankhamen dan Ramses yang hidup 40 abad silam. Pada saat itu permen dibuat dari madu, rempah-rempah ditambah biji-bijian supaya gurih. Ditemukan pula permen primitif berupa tangkai tanaman yang dicelup ke madu dicampur dengan rempah-rempah.

Semarak di Hari Natal

Permen-1

Candy Cane atau permen berbentuk tongkat menjadi salah satu camilan yang diburu saat perayaan Natal terutama di Amerika. Selain dikonsumsi, permen Natal yang berasal dari Amerika ini kerap dijadikan hiasan dengan digantung di pohon natal. Permen bergaris-garis dengan rasa mint ini biasa disajikan saat menjelang perayaan Natal.

Permen tongkat pada awalnya hanya berbentuk lurus dan berwarna putih. Namun permen itu berubah berkat seorang kepala paduan suara Katedral Koln. Ia memiliki ide untuk mengubah permen lurus ini menjadi seperti tongkat. Mulanya, ia kesulitan untuk menenangkan anak – anak yang ribut saat misa berlangsung. Ide itu muncul ketika ia berada di toko permen dan melihat permen berbentuk tongkat lurus berwarna putih. Ia berpikir pastinya anak-anak akan tenang jika diberi permen saat misa berlangsung. Permen berukuran panjang bisa dimakan dalam waktu yang lama.

Permen-2

Dibuatlah permen itu menjadi berbentuk bengkok seperti tongkat gembala. Barulah pada tahun 1920, Bob Mc Comick dari Georgia, Amerika Serikat menemukan cara memilin permen tongkat berwarna merah sehingga permen menjadi bergaris merah putih.

Berbeda dengan di Amerika yang sangat menggemari dan mentradisikan permen tongkat bergaris ini, di Indonesia sendiri tidak demikian halnya. Namun, tidak perlu khawatir, karena toko kue dan permen besar di Mall berbagai kota menyediakan permen tongkat bergaris untuk menyemarakkan perayaan Natal tahun ini. (1008)

Untuk share artikel ini klik www.kabariNews.com/?60527

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

greatpremium