6 November mendatang Amerika Serikat akan melangsungkan Pemilihan Presiden. Partai Demokrat dengan incumbernt Presiden Obama akan berhadapan dengan Mitt Romney, Gubernur Massachusetts, dari Partai Republik. Setiap orang pasti penasaran dan bertanya-tanya siapa yang bakal terpilih dan dilantik menjadi Presiden AS empat tahun ke depan.

Empat tahun lalu Amerika Serikat dihantam krisis ekonomi dahsyat yang diwariskan pemerintahan Bush (Republikan). Kandidat Obama dielu-elukan dengan semboyan “Harapan” dan “Perubahan” dan akhirnya menang telak terhadap pasangan Republikan John McCain dan Sarah Palin.

Mungkin Anda memilih Obama di tahun 2008. Sebagai orang Indonesia, tidak susah untuk punya ikatan sentimental dengan Obama yang pernah tinggal di Indonesia di masa mudanya. Sebab, dalam sejarah dunia, kapan lagi ada Presiden AS yang bisa menyapa ‘apakabar, doyan bakso dan gemar emping’, bukan? Cuma Obama! Bagaimana dengan 2012?

Bakso dan emping mungkin kurang menarik perhatian Anda. Tapi, coba kita daftar apa saja yang sudah dilakukan Presiden Barack Obama selama empat tahun terahir. Presiden Obama berhasil menghentikan depresi, mereformasi Wall Street dengan aturan untuk mencegah korporasi nakal pemicu krisis ekonomi, mereformasi Health Care (Layanan Kesehatan) di AS, berhasil memburu Osama bin Laden, otak di balik September 11, sukses memburu Gaddafi bersama koalisi internasional, membawa AS keluar dari Irak, menangguhkan deportasi anak-anak muda tapi gelap (Deferred Action), menyelamatkan industri mobil AS yang nyaris bangkrut, menempatkan 2 perempuan di Mahkamah AS, memungkinkan riset “stem cell“, menghentikan kebijakan “Don’t Ask Don’t Tell” di militer, menghentikan praktek penyiksaan (torture), equal pay (penggajian sama) untuk perempuan, mereformasi pinjaman mahasiswa (Student Loan) agar tetap terjangkau.

Daftar prestasi Obama tadi barangkali kurang mengesankan untuk orang-orang yang sedang menganggur. Tingkat pengangguran di AS selama empat tahun terakhir ini memang membandel di kisaran 10 persen dan sektor ekonomi mengkuatirkan banyak warga Amerika Serikat. Banyak yang mengeluh, mengapa harapan dan perubahan tidak datang dalam sekejap di era Obama.

Berbicara soal pengangguran, menarik sekali apa yang diungkapkan oleh Presiden Bill Clinton sebelum nominasi ulang Obama sebagai Presiden dalam Konvensi Partai Demokrat 2012. Sejak 1961, 52 tahun terahir, Republikan memerintah Gedung Putih selama 28 tahun dan Demokrat 24 tahun. Bagaimana dengan skor lapangan kerja yang diciptakan? Republikan menciptakan 24 juta dan Demokrat 42 juta lapangan kerja!

Clinton mengingatkan, bahwa tidak ada satupun Presiden yang bisa mengatasi krisis ekonomi AS yang terparah sejak Depresi Besar 1930-an dalam satu term saja.

Lebih jauh, secara simpatik Clinton berkata, “Presiden Barack Obama menawarkan jalan yang lebih baik ke depan untuk negeri yang akan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, bukan mentalitas “winners takes all” (pemenang mendapatkan semuanya) yang ditawarkan Republikan”.

Clinton membingkai Pemilihan Presiden pada November mendatang dengan pilihan apa yang diinginkan oleh rakyat Amerika. “Kalau anda mendambakan masyarakat yang “elo-elo, gue-gue” (you are on your own), Anda mesti pilih Republikan, tetapi kalau Anda merindukan negeri dengan kemakmuran dan tanggung jawab bersama, Anda mesti pilih Barack Obama dan Joe Biden””, kata Clinton.

Obama atau Romney?

Awalnya, jajak pendapat dalam Pilpres AS angka Presiden Obama relatif stabil. Obama memimpin Romney sekitar 2 persen di survei pendapat nasional. Bahkan, pol terhadap Obama mengalami kenaikan 5 sampai 6 persen setelah Konvensi Demokrat di Charlotte, NC.

Romney yang Mormon ini kalah populer, karena dianggap kandidat super kaya yang tidak mempedulikan 47 persen warga AS yang kurang mampu. Bain Capital, perusahaan yang dipimpinnya, dinilai sebagai bisnis yang mengirim banyak lapangan kerja AS keluar negeri.

Tetapi, peta pertarungan Obama melawan Romney segera berubah setelah Romney unggul dalam debat pertama 3 Oktober lalu di Denver, CO. Dalam debat yang ditonton lebih dari 60 juta penonton di AS ini, Romney menjanjikan 12 juta pekerjaan bila terpilih sebagai Presiden, meski tanpa rincian jelas. Kemenangan Romney dalam debat pertama ini segera mendongkrak popularitas Romney dalam jajak pendapat nasional, yang sempat merekam popularitas Romney dan Obama berada di peringkat sama, 47 persen!

Dua hari kemudian, 5 Oktober keluar laporan Biro Statistik Perburuhan AS. Laporan menunjukkan, bahwa angka pengangguran di AS turun menjadi 7.8 persen di bulan September. Angka ini sangat penting, karena selama kampanye kubu Romney berulangkali mengingatkan bahwa tingkat pengangguran tidak kunjung turun dari 8 persen selama Obama memerintah sejak 2009. Rata-rata ada tambahan 146,000 pekerjaan setiap bulannya di AS.

Ada satu blog bernama FiveThirtyEight banyak dilirik orang sebagai acuan bagus untuk penghitungan electoral votes untuk Pilpres AS. Penulisnya adalah Nate Silver, ahli statistik muda yang berhasil memetakan electoral votes dalam Pemilu 2008 lalu, nyaris tanpa salah. Oleh majalah Time, lulusan Universitas Chicago ini dinobatkan sebagai 100 orang paling berpengaruh tahun 2009.

Menurut Silver, di tengah perubahan hasil pol yang terus menerus, ada baiknya orang mengacu pada hal-hal yang fundamental dalam pemilihan Presiden. Menurutnya, angka pengangguran (hal fundamental) jelas akan menguntungkan Obama.

Berdasar asumsi sementara hasil Pilpres dari 41 non swing-state, Obama diperkirakan memenangkan 237 electoral votes dan Romney diperkirakan memenangkan 191 electoral votes. Amerika Serikat memang tidak melakukan pemilihan Presiden langsung, dan 270 electoral votes diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan. Sembilan negara bagian di mana Obama dan Romney akan bertarung sengit memperebutkan 110 electoral final adalah Ohio, Florida, Iowa, Nevada, Wisconsin, New Hampshire, Virginia, North Carolina dan Colorado.

Sebagai orang Indonesia yang punya hak pilih di AS, apalagi jika Anda tinggal di salah satu swing-state di atas, suara Anda akan sangat menentukan hasil Pemilihan Presiden AS. Satu suara Anda akan menentukan siapa pemimpin AS berikutnya. Selamat memilih. (1006)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?49718

Untuk melihat artikel Amerika / Exclusive lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :