Nama Aipda Muzakki, anggota Satuan Brimob Polda NTB, kini menjadi pahlawan di tengah masyarakat Dusun Kerandangan, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat.

Muzakki, yang lahir pada tahun 1984, berhasil membangun Yayasan Riyadlul Wardiyah dengan fokus pada pendidikan anak-anak kurang mampu di Desa Senggigi.

Abdul Mugni, Kepala Sekolah MI Yayasan Riyadlul Wardiyah, menceritakan bahwa pembangunan yayasan ini dimulai oleh Muzakki pada tahun 2004.

Yayasan yang memiliki luas 3.000 meter persegi ini dibangun di atas lahan yang disumbangkan oleh keluarga Muzakki pada tahun 1996.

“Lahan ini merupakan warisan dari kakeknya yang disumbangkan untuk pembangunan yayasan pendidikan,” ujar Mugni.

Pada tahun 2004, masyarakat setempat dengan semangat gotong-royong turut serta membantu membangun tiga gedung yayasan. Setelah berdiri, Muzakki kemudian dipercayakan sebagai ketua yayasan pada tahun 2005.

“Saat itu, dia baru saja lulus sebagai anggota polisi. Muzakki mendampingi kami dalam pengelolaan yayasan dari awal hingga sekarang,” cerita Mugni.

Mugni menjelaskan bahwa Yayasan Riyadlul Wardiyah awalnya didirikan karena banyak anak di Dusun Kerandangan yang kesulitan mengakses pendidikan gratis. Yayasan ini kemudian menjadi solusi bagi anak-anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan tanpa biaya.

“Muzakki terus membantu mengelola keuangan yayasan ini. Kami menampung anak-anak yang kesulitan mengakses pendidikan gratis,” tambahnya.

“Niat awalnya karena Senggigi banyak dikunjungi orang Barat, kami ingin anak-anak di sini tidak terpengaruh oleh budaya Barat,” lanjut Mugni.

Sebelum mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada tahun 2010, pendanaan yayasan berasal dari sumbangan para dermawan. Antara tahun 2006-2009, biaya pendidikan dan gaji guru diperoleh dari sumbangan para pengusaha di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat.

“Saya ingat betul, bersama Muzakki, kami mengajukan proposal ke berbagai pengusaha. Awalnya, kami mendapatkan Rp 6 juta untuk biaya operasional,” kenang Mugni.

Setelah diajukan ke dinas pendidikan, pada tahun 2010, seluruh siswa akhirnya dapat menerima dana BOS. Dengan dana tersebut, Mugni menjelaskan bahwa biaya operasional pendidikan dapat berjalan normal.

“Memang anak-anak yang sekolah di sini kurang mampu. Oleh karena itu, kami tidak memungut biaya apapun,” tegasnya.

Sumber foto:ntb.polri.go.id

Baca Juga: