KabariNews – Christie Suharto (45) ingat stroke menyerangnya saat dia bersama keluarga pergi ke San Fransisco, Amerika Serikat. Separuh tubuhnya lumpuh dalam sekejap. Tubuh sebelah kanannya tak lagi berfungsi secara normal. Tangan kanan yang biasa untuk menggambar sketsa rancang bangunan tak lagi dapat digunakan. Begitu juga kaki kanannya yang susah digerakkan.

Dulu Christie dipercaya sebagai salah satu dari tim yang mendesain aneka bangunan dan menangani langsung pengerjaan sejumlah proyek properti, seperti Central Park di Jakarta Barat Braga City Walk – Bandung, Senayan City Mall, dan yang lainnya. Kini, setelah terserang stroke, hidupnya praktis tak lagi sama.

Namun bagi Christie, tak ada istilah putus asa dalam kamusnya. Christie tidak menyerah pada keadaan yang ada. Pancaran energi positif selalu menyinarinya. Selain aktif menulis sebagai bagian dari proses pemulihan pasca stroke, salah satu energi yang membuatnya terus bersemangat mengarungi bahtera kehidupan adalah lembaran kertas berupa surat-surat hasil korespondensi yang dilakukannya sewaktu kecil. “Setelah sakit, saya mulai kembali melihat-lihat surat-surat koleksi sama perangko saya,” tuturnya.

Di sebuah food court di kawasan Central Park, Jakarta, Christie mulai bercerita soal hobi korespondensi dan perangkonya. Hobi ini sudah dilakukannya tatkala ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Awalnya, sang ibu yang menulari dia agar suka dengan surat dan perangko. Christie kecil mendapat didikan yang keras. Tidak boleh bermain di luar rumah. Jadi, sepulang sekolah diharuskan untuk langsung pulang ke rumah.

262818_2280677937879_1216569_n

Salah satu surat Christie ke tokoh dunia

Di rumah daripada tidak ada yang bisa dilakukan, mulailah Christie mengumpulkan perangko dan menulis surat. “Dulu saya suka majalah bobo. Di sana ada sahabat pena dan di kelas 5 SD mulailah surat-suratan dengan banyak orang, termasuk mereka yang berada di luar negeri,” kata Christie kepada Kabarinews.com beberapa waktu yang lalu.

Berbekal majalah, dia mencari teman-teman untuk korespodensi. Kelas 3 SD Christie belajar Bahasa Inggris a la kadarnya. Kelas 5 SD di tahun 1980-an, Bahasa Inggris sudah lumayan dan mencoba mulai menulis surat ke orang-orang terkenal di dunia dengan menggunakan bahasa Inggris. Saat itu adalah zaman Lady Diana sedang booming. Christie juga kepincut akan kecantikan sang putri Inggris yang tewas di Perancis itu sampai ingin sekali bertemu dengannya.

Namun, ibu dua anak ini berpikir, bagaimana mungkin? Lantas tebersit cara terbaik untuk itu yaitu dengan mengirim surat. Dengan kata-kata bahasa Inggris standar layaknya anak SD, Christie kemudian mengirim surat ke Lady Diana. Setiap hari Christie harap-harap cemas menunggu kedatangan Pak Pos alih-alih mungkin surat ke Lady Diana dapat terbalaskan.

Sampai beberapa minggu kemudian Pak Pos datang dengan sepucuk surat. Hanya saja belum terpikir olehnya, bahwa surat itu ternyata dari Lady Diana, sebab perangko yang tertera dalam surat tersebut sekilas seperti perangko biasa. Namun setelah dibuka, bukan kepalang senang hatinya bahwa surat itu datangnya dari Lady Diana yang dikirim dari Inggris, negara di mana Lady Diana tinggal. “Perangkonya itu jika dilihat ternyata ada lambang Kerajaan Inggris,” katanya.

Surat terbalas, Christie pun menjadi kecanduan mengirim surat ke tokoh-tokoh dunia lainnya. Isi suratnya bermacam—macam. Ditulis dengan tangan dan biasanya hanya berisikan beberapa buah kata sederhana dengan menggunakan Bahasa Inggris, seperti kalimat Hello, my Name is Christie from Indonesia, saya bilang suka sama dia dan maukah dia bersahabat dengan saya, dan sebagainya.

Dari Raja Sampai Presiden Amerika

Terhitung dari tahun 1980 sampai 1988, kira-kira delapan tahun Christie mendapat 88 surat jawaban dari orang-orang terkenal di dunia, mulai dari Raja Eropa sampai mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan George Bush, Ferdinand Marcos, serta tujuh anggota Kerajaan Inggris. Selain Putri Diana (Princess of Wales), dia juga mendapat balasan dari Ratu Elizabeth II, pemegang mahkota Kerajaan Inggris sejak 1952 yang juga merupakan ibunda Pangeran Charles. Lalu, surat dari Pangeran Philips, Pangeran Albert, Pangeran Edward, Putri Margareth, dan Prince of York.

Dari Kerajaan Belanda, Christie menerima dua kali surat balasan dari Ratu Beatrix, lalu dari Pangeran Bernhard dan Putri Margarette. Dia juga menerima surat balasan dari penguasa Eropa lainnya seperti Ratu Fabiola dari Belgia, Ratu Silvia dan Raja Guztav dari Swedia, Ratu Margarethe dari Denmark, Pangeran Franz Joseph II dari Lichtenstein, serta Duke and Duchess dari Luksemburg. Dari Eropa, Christie juga menerima beberapa pucuk surat balasan. Misalnya, dari Margaret Thatcher, The Iron Lady. Semua surat balasan itu ditulis dalam kertas berkop resmi kerajaan dan disertai foto.

Lantas bagaimana Christie bisa mendapatkan alamatnya? Christie mengatakan sederhana saja. Dulu ada satu toko buku yang berlokasi di Melawai, Jakarta Selatan. Dia selalu pergi ke sana untuk membeli majalah yang memuat cerita orang-orang terkenal dan ada alamatnya. Apabila negarawan, dia hanya membubuhi surat yang akan dikirimnya dengan nama negara dan kota tujuan. Hanya butuh Rp 150 perak yang dirogoh dari uang saku sekolahnya untuk mengirim surat-surat itu ke luar negeri.

Dari banyaknya surat-surat yang masuk, selain surat dari para tokoh dunia, Christie juga mengumpulkan perangko-perangko dari surat tersebut. “Saya gunting-gunting perangko dari surat sahabat pena saya dan saya kumpulin semuanya,” katanya. Sekarang sudah tak terhitung lagi berapa banyak jumlah koleksi perangko yang dimilikinya.

10600552_10205022257137573_696975027631540042_n

Christie menerima penghargaan MURI

Yang unik dari koleksi perangkonya, Christie juga mengoleksi perangko khusus tokoh-tokoh Disney seperti Micky Mouse, Donald Duck, dan yang lainnya. Kata Christe, dulu perangko mahal dan jarang. Jadi, dia tukar-tukaran perangko dengan sahabat penanya. Dari situlah dia mulai mendapatkan perangko dengan gambar tokoh-tokoh Disney.

Selain perangko, Christie juga mengoleksi banyak pernik Disney, mulai dari boneka yang jumlahnya ratusan buah sampai kartu pos, surat, boneka, snow ball, buku, tempat pensil, gantungan kunci, replika karakter, dan yang lainnya. Alhasil, atas koleksi Disney yang jumlahnya segudang itu, pada 2014 dia mendapatkan penghargaan dari MURI atas rekor ‘Kolektor Disney Terbanyak dan Terlengkap’.

Ke depan, Christie punya angan-angan ingin membuat family gallery. “Ibu saya adalah seorang pelukis di mana lukisannya di rumah sangat banyak. Ditambah dengan koleksi surat-surat dan perangko. Jika ada dana atau sponsor, saya ingin membuat galeri di mana semua orang dapat melihat, terutama anak-cucu nanti,” pungkasnya.

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/74122

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

lincoln

 

 

 

 

Kabaristore150x100-2