Natasha Ajani and FriendCantik, ceria, dan cerdas adalah tiga kata yang melekat pada figur Natasha Ajani. Ia model, sekaligus duta produk kosmetik kenamaan di Indoensia. Tapi, siapa sangka kalau masa lalunya penuh dengan air mata. Setelah orang tua bercerai, ia hidup berdua dengan ibunya. Tetapi saat usia remaja ibundanya berpulang kepada-Nya. Keturunan Padang-Inggris ini hampir saja menyerah, tapi segera bangkit berkat duukungan keluarga besarnya.

 

Natasha Ajani anak semata wayang pasangan beda bangsa. Ibunya, Nelly Fariani Surin asal Padang, Sumatera Barat. Sedangkan ayahnya berkebangsaan Inggris. Orang tuanya bercerai saat ia masih kecil, sekira usia 7 tahun. Ia pun terpaksa tinggal terpisah dari ayahnya, karena ia ikut ibunya ke Indonesia. Untuk melepaskan kerinduan, perempuan kelahiran 31 Maret 1987 ini berkomunikasi dengan ayahnya melalui telepon. Namun, intensitas komunikasi tersebut ini berangsur turun hingga akhirnya terputus sama sekali pada saat usianya beranjak 9 tahun.

Di masa remaja, Natasha tipikal gadis yang tak pernah jauh dari ibu tercintanya. Kemana-mana Natasha selalu didampingi dan di bawah pengawasan sang ibu. Mulai dari berangkat-pulang selalu dengan ibunya setiap hari hingga menemaninya menonton bioskop atau jalan-jalan bersama teman-teman sekolahnya. Untungnya, si ibu berjiwa muda sehingga bisa menyesuaikan diri ketika berkumpul dengan anak-anaknya.

Sebagai anak yang tumbuh besar, Natasha bingung mengapa ibunya tidak mengizinkannya pergi sendiri. Apa kata sang Ibu? Ia rupanya semata ingin menjaga anaknya dari gangguan lelaki iseng. Bertambah besar, duduk di SMA, model yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Singapura dan Filipina ini sempat merasa risih akan sikap protektif ibunya. Terlebih ketika sang Ibu tahu kalau ia hendak jalan dengan teman pria. Sempat juga Natasha protes karena masih juga dijemput dan ditunggui ibunya di pintu gerbang sekolah.

Natasha sempat bilang juga, kalau memang Ibu mau menjemput, tidak perlu masuk sampai ke pintu gerbang sekolah. Cukup dari jauh, nanti ia yang mendatangi. Nada suaranya agak tinggi ketika itu, dan sempat dilihatnya kekecewaan di wajah ibunya. Ia mengerti dan bersyukur sekali niat ibunya melindungi putrinya.

Meski bersikap protektif, Natasha tetap mendapat kebebasan menjalankan hobinya, yaitu modeling.
Bahkan saat sebuah agensi model meminangnya untuk bergabung, ibunya mengizinkan dan memberinya dukungan penuh. Ia tahu sekali bakat Natasha. Setelah mengikuti sejumlah casting, pada umur 14 tahun, Natasha mendapat pekerjaan iklan yang pertama. Sejak penampilan itu, tawaran untuk iklan dan pemotretan datang membanjirinya.

Dari kegiatan modeling, Natasha bisa menghasilkan uang untuk membantu biaya hidup berdua dengan ibunya. Juga dapat memperoleh penghasilan sendiri di usia masih remaja. Ini menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi Natasha. Rasa bangganya jadi bertambah setelah tahu kalau profesi model itu merupakan cita-cita ibunya di masa kecil.

Natasha tak menyangka kalau bakat dan minatnya di dunia modeling diturunkan dari Ibunya. Kareananya, ia memutuskan menjadi seorang peragawati atau model profesional, sehingga membanggakan hati ibunya.

Ditinggal Ibu

Awal Januari tahun 2004 menjadi masa paling sulit yang harus dihadapi Natasha. Ibunda tercinta yang selama hidupnya berada di sisinya itu meninggal dunia. Ia menyerah pada penyakit berat yang selama bertahun-tahun telah menderanya.

Rasa sedih dan terpukul semakin menyelimuti Natasha begitu tahu ibunya mulai harus keluar masuk rumah sakit sejak akhir 2003. Ia tak habis pikir mengapa Ibu yang selalu dekat dirinya merahasiakan tentang penyakit yang mematikan tersebut.

 

Natasha tak menemukan jawabnya, mengapa Ibunya tak pernah bercerita soal penyakit yang dideritanya. Mungkin karena beliau tak ingin hal itu membebani pikirannya yang masih remaja. Entahlah, yang pasti Natasha menjadi seorang piatu ketika saat masih duduk di bangku kelas 1 SMA, sang ibu menghadap kepada Yang Maha Kuasa.

Dengan mendiang ibunda.

Natasha sempat tidak terima dengan wafatnya sang ibu. Butuh waktu lama baginya untuk menenangkan hati dan pikiran dalam menghadapi kenyataan pahit tersebut. Tak ingin Natasha larut terus dalam kesedihan, keluarga besarnya menerbangkan Natasha ke Tiongkok. Di Negeri Tirai Bambu tersebut, Natasha tinggal bersama bibi dan pamannya.

Ternyata keputusan meninggalkan Indonesia tak berhasil juga menghapus kesedihan hati Natasha. Tinggal di negara tetangga dengan bahasa dan kebiasaan yang berbeda justru membuatnya merasa asing. Keluarganya, bibi dan paman, melimpahkan kasih sayang kepadanya, tetapi ia tetap merasa kesepian. Hanya satu bulan ia bertahan hidup di sana, setelah itu kembali ke Tanah Air.

Tekad Sukses Demi Ibunda D

Sepulang dari Tiongkok, Natasha tinggal bersama adik ibunya. Kembali ke lingkungan yang dikenalnya, pelan-pelan Natasha mulai menata ulang hidupnya. Untuk mengalihkan kesedihan, perempuan berzodiak Aries ini kembali terjun ke dunia modeling.

Tak lagi didampingi ibunya, Natasha merasa lebih mandiri untuk mengatur hidupnya. Tak ada yang mengekang, meski ia juga tetap menjaga batasan-batasan yang telah diajarkan almarhum ibunya. Ia juga mulai belajar mengelola uang yang diperolehnya dari hasil modeling. Ketika itu ia masih duduk di kelas 2 SMA. Di usia semuda itu ia sudah memiliki banyak uang, bahkan dapat membeli mobil sendiri dari penghasilannya itu, meski dengan mencicil.

Bisa menikmati penghasilan sendiri, Natasha pun makin getol berkiprah di dunia model. Panggilan pemotretan di hari sekolah yang dulu selalu ditolak karena dilarang Ibu, mulai dijalani olehnya. Diam-diam, ia mulai bolos sekolah untuk pekerjaan modeling yang digelutinya. Kritik dan keluhan dari pihak keluarga bermunculan atas sikap Natasha yang jadi keras kepala dan sukar dinasihati.

Hingga suatu ketika, Natasha sadar bahwa dirinya telah berbuat terlalu jauh dan melanggar komitmennya kepada Ibu. Pesan Ibu agar sekolah menjadi prioritas nomor satu telah diabaikannya. Setahun melanggar pesan Ibu membuat dirinya merasa malu dan bersalah.
Sadar akan kesalahan yang diperbuatnya, Natasha mulai berbenah diri. Sesuai pesan Ibu, pendidikan harus menjadi bekal hidup yang utama. Ia lantas tidak lagi mengambil kerja modeling di hari sekolah. Beruntung, Look Model selaku agensi model yang menaungi Natasha bisa mengerti alasan tersebut.

Untuk mengejar ketertinggalannya, saat duduk di kelas 3 SMA, Natasha ikut bimbingan belajar. Di tahun terakhirnya di SMA itu, penyuka pelajaran IPA ini berkonsentrasi belajar demi mendapatkan ‘tiket’ masuk ke universitas favoritnya. Agendanya sehari-hari adalah belajar. Tekad dan ketekunan Natasha pun berbuah manis. Pada 2006, ia berhasil masuk di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia melalui jalur SPMB.

Berhasil mewujudkan amanat Ibu, Natasha semakin bersemangat untuk belajar. Ia menjalani masa perkuliahan dengan penuh totalitas. Setiap kelas perkuliahan diikutinya sesuai jadwal. Pemotretan dan sesi wawancara hanya dilakoninya saat libur kuliah atau akhir pekan.

Begitu pun saat terpilih sebagai brand ambassador Sari Ayu, produk kecantikan tradisional Indonesia, ia membuat perjanjian terlebih dulu. Yakni, ia bisa mengikuti kegiatan saat akhir pekan saja. Selebihnya, waktunya hanya untuk kuliah dan belajar. Natasha bersyukur sekali, semua kliennya tak mempermasalahkan hal itu. Semua ini, disadarinya benar, karena Tuhan begitu sayang padanya. Jadi, di balik kesedihan yang selama ini dirasakannya, ternyata ada buah yang manis kini dinikmatinya.

Hikmah Hidup

Di situ ada tekad, di situ pula ada jalan untuk keberhasilan. Menjalani kuliah selama hampir empat tahun, akhirnya pada 2010 Natasha berhasil lulus dengan nilai memuaskan. Sebuah pekerjaan di bidang IT yang diidambakannya sejak SMA juga sudah diraihnya. Penilaiannya kepada sikap ibunda almarhum yang dirasanya begitu mengekang saat ia masih remaja baru dirasakan hikmahnya. Berkat didikan almarhumah, ia berhasil meraih kesuksesan di bidang modeling dan pendidikan sekaligus.

Dulu sang Ibu melarang Natasha bergaul dengan sembarang orang, tak lain karena ingin agar ia tidak terjun ke pergaulan bebas. Ibunya juga sangat menginginkan dirinya mengutamakan sekolah karena ingin dirinya menjadi wanita mandiri. Bisa mencari uang sendiri sehingga secara keuangan, ia mampu mandiri.

natasha_tante2

Kini, setelah usianya bertambah dewasa, ia merasakan hikmah tiada tara dari larangan-larangan yang Ibundanya berikan. Semuanya benar sekali. Jadi, ibarat obat, rasanya pahit tapi bila diminum obat itu dapat menghilangkan penyakit sehingga badan sehat kembali. Tetapi sesuatu yang manis bisa membahayakan kesehatan, makanya jangan langsung ditelan.

Kini lebih dari 10 tahun sudah ibundanya berpulang, berarti sekian lama itu pula Natasha hidup sendiri. Namun, ada satu kegiatan bersama Ibu yang tidak bisa dilupakannya hingga sampai saat ini, yaitu malam takbiran, sehari jelang Lebaran. Misalnya, bagaimana sejak kecil ia membantu ibunya memasak menu khas Iedul Fitri. Kebetulan, sebagai suku asli Padang, mendiang ibunya sangat terampil memasak masakan daerah asalnya yang terkenal enak dan pedas.

Sampai kini kenangan itu pun masih terus menari di benak Natasha, bagimana nikmatnya masakan racikan ibunda. Untuk menggantikan momen-momen indah tersebut, ia biasanya mengunjungi makam ibunya sebelum dan sesudah Ramadhan. Tak lupa ia juga selalu mengunjungi rumah bibi dan pamannya. Demikian, bersilaturahmi, amanat ibunya. Tali silaturahmi dengan keluarga tidak boleh terputus.

Meski sedih kehilangan ibu yang menjadi inspirasi terbesarnya, Natasha tetap bersyukur kepada Tuhan. Ia lega bisa mengambil hikmah dari setiap fase kehidupan yang dilewatinya. Natasha juga belajar, bahwa menjadi anak tunggal tanpa orang tua bukan berarti sendirian dalam hidup di dunia. Ia tetap percaya dan meski ibunya telah tiada secara fisik, tapi ia selalu hidup di dalam hatinya, dan menyaksikan apa yang dilakukannya. Karena itu, Natasha bertekad melakukan yang terbaik dalam hidup ini seperti yang diajarkan almarhum ibundanya. (1003)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?66121

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan