Makanan yang satu ini bisa dibilang makanan dimana mulut orang Indonesia sangat familiar dengannya. Yup! Kerupuk, kerupuk yang biasa kriuk dimakan sebagai pelengkap menu tambahan ini memiliki jenisnya yang beraneka rasa. Mulai dari Kerupuk bawang, Kerupuk kulit, Kerupuk gendar, sampai Kerupuk Ikan Tenggiri.

Bicara soal Kerupuk Ikan Tenggiri, ada satu wilayah di Indonesia yang identic dengannya yaitu Cilacap. Kabpitane ini merupakan daerah penghasil ikan terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Banyak unit usaha di Cilacap yang mengolah ikan Tenggiri menjadi kerupuk. Salah satunya adalah Kerupuk Ikan Tenggiri King Naya.

Kerupuk Ikan Tengiri  King Naya sudah berdiri sejak 2004 lalu.  Andy Yoesrianto, Owner Kerupuk King Naya mengatakan usaha ini dirintis selepas dirinya bekerja sebagai sales marketing. Pun dengan didorong dari pihak keluarga untuk membuat usaha. Maka jadilah usahan Kerupuk ikan Tengiri King Naya dengan modal awal sekitar 6 juta rupiah di tahun 2004.

Dipilihnya kerupuk olehnya didasari oleh kenyataan bahwa kerupuk ikan Tenggiri merupakan makanan dan oleh-oleh khas dari Cilacap.  “Kalau yang banyak konsumsi dari oleh -oleh jadi yang terkenal dari daerah Cilacap kan kerupuk ikan tengiri, dan kita saja coba menjalani usaha ini,” tuturnya kepada KABARI.

Sementara nama King Naya diambil dari nama cucu pertama dari anak pertama, namanya Nayaka. “Namanya dipakai untuk merk dan orang tuanya setuju, ya udah jadi kita pakai nama cucu yang pertama.  Tahun 2004 Nayaka baru lahir dan tinggal bersama sang kakek dan neneknya di Cilacap,” cerita Andy.

Ikan Tenggiri yang digunakan Andy merupakan ikan yang berkualitas.  Andy menjelaskan  kerupuk Ikan Tenggiri yang diproduksi melalui proses yang higienis.

“Dari ikan di kerok dan dipotong kemudian diambil dagingnya (filed) setelah itu digiling lalu dikasih bumbu dan didiamban selama kurang lebih satu jam supaya mengembang, setelah ngembang dicampur sama tepung tapioca. Dan setelah itu diaduk lalu dibentuk memanjang lalu di potong – potong kecil bentuknya bulat lalu di goreng, jadi bahannya basah,” tuturnya.

Nah, Kerupuk Ikan Tengiri  King Naya sejauh ini telah didistribusikan ke sejumlah kota besar di Indonesia. Mulai dari Cilacap, Bandung, Jakarta, Bekasi, dan sejumlah kota lainnya. “Hanya saja  belum menjangkau seluruh kota di Jawa.”

Berjalan dari 2004 hingga sekarang, bisnis kerupuk Andy tak dipungkiri kerap menghadapi kendala. Kendala itu terutama soal bahan baku, yaitu ikan Tenggiri. Ketersediaan Ikan Tenggiri sifatnya musiman.

“Kalau anginnya besar berarti kan nelayan tidak melaut jadi bahan bakunya kebanyakan kosong dan itu bisa sampai dua, tiga minggu mengalami kekosonga atau tidak ada persediaan ikan tengiri, dan kami terpakasa istirahat, itu kendala yang paling utama,” kata Andy.

Artikel ini juga dapat dilihat disini.

Simak wawancara Kabari dengan Andy Yoesrianto.