Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto mengungkapkan kunjungan kerja Secretary of Commerce Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross ke Indonesia menunjukkan komitmen AS dalam mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia, sekaligus mendorong investasi di sektor industri utama Indonesia. Kunjungan Secretary Ross ke Indonesia berlangsung pada 5—6 November 2019 merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya di kawasan Asia Tenggara, sekaligus membalas kunjungan Menteri Perdagangan RI saat itu ke AS pada 2018.

Pada kunjungan ke Indonesia ini, Secretary Ross diterima para Menteri Ekonomi Indonesia, diantaranya Menteri Koordinator bidang Perekononomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, serta didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. Beberapa isu yang dibahas yaitu terkait investasi dan kerja sama AS di Indonesia, terutama di bidang kesehatan, penerbangan, pertambangan, jasa keuangan, dan jasa telekomunikasi.

“Kunjungan ini menandakan Indonesia masih menjadi fokus pemerintah AS dalam peningkatan ekonomi dan hubungan perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Bertepatan dengan perayaan 70 tahun hubungan diplomatik RI-AS, kunjungan ini menjadi momen penting dalam meningkatkan kerja sama kedua negara ke jenjang yang lebih tinggi, salah satunya melalui kemudahan investasi bisnis AS di Indonesia,” jelas Mendag

Pada kunjungan ini, Secretary Ross juga membawa serta Delegasi Bisnis ternama AS, diantaranya American Council of Engineering Companies, Baxter, Bechtel, Bell Textron, Boeing, Carlyle Group, Cheniere, Citibank, Honeywell, Lockheed Martin, Qualcomm, Securiport LLC., Tellurian Inc., Tesla Inc., dan Varian Medical System.

Mendag menjelaskan, pertemuan ini menjadi kesempatan penting bagi pelaku usaha AS berdialog langsung dengan para pembuat kebijakan di Indonesia, sekaligus menyampaikan rencana kerja sama dan hambatan dalam berinvestasi di Indonesia. Diharapkan, langkah ini dapat mendorong para pelaku usaha AS memanfaatkan iklim ekonomi Indonesia yang kondusif dan menanamkan investasi di Indonesia.

“Kami mengharapkan para pelaku usaha AS dapat memanfaatkan momentum kunjungan ini untuk mempercepat realisasi investasi yang telah disampaikan. Saat ini Indonesia juga sedang mendorong peningkatan negosiasi perdagangan internasional sebagai bagian dari upaya peningkatan reformasi ekonomi. Untuk itu, nantinya hubungan dagang dengan pelaku usaha AS diharapkan dapat mendorong perdagangan internasional dan peningkatan investasi di Indonesia,” tegas Mendag.

Sekilas Perdagangan Bilateral Indonesia-AS

Total perdagangan Indonesia-AS pada 2018 mencapai USD 28,6 miliar atau meningkat 10,42 persen dari tahun sebelumnya yang senilai USD 25,9 miliar. Sementara pada periode Januari– Agustus 2019, total perdagangan Indonesia-AS telah mencapai USD 17,8 miliar dengan ekspor Indonesia USD 11,6 miliar dan impor USD 6,2 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar USD 5,3 miliar. Ekspor utama Indonesia ke AS pada 2018, diantaranya udang-udangan (krustasea) segar (USD 930 juta); karet alam (USD 848 juta); alas kaki (USD 747 juta); jerseys, cardigans (USD 667 juta); new pneumatic ban karet (USD 615 juta), udang-udangan (krustasea) siap pakai (USD 585 juta); dan lain-lain. Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari AS tahun 2018, yaitu kedelai (USD 1,1 miliar); kapas (USD 639 juta); residu pabrik tepung dan gula (USD 242 juta); bagian pesawat (USD 237 juta); gandum (USD 236 juta); serta helikopter dan satelit (USD 200 juta).