KabariNews – El Nino telah menyebabkan kekeringan panjang di Nusa Tenggara Timur. Beberapa daerah terancam rawan pangan dan kesulitan air bersih. Terkait kondisi ini, sejak akhir April 2016, Plan International Indonesia menurunkan tim Emergency Response mendistribusikan air bersih di 39 desa di 2 kabupaten, yaitu di Kabupaten Nageko dan Timor Tengah Selatan (TTS).Pendistribusian air bersih ini dilakukan untuk mengurangi dampak kekeringan panjang akibat fenomena El Nino, di NTT.

“Kekeringan panjang di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya NTT, telah mengurangi kualitas hidup masyarakat di sana. Beberapa desa di Nagekeo dan TTS terjadi krisis air bersih dan rawan pangan,” kata Myrna Remata Evora, Country Director Plan International Indonesia, Sabtu (2/4).

Untuk membantu mengurangi dampak El Nino di NTT, sejak akhir Maret 2016 tim tanggap darurat (Emergency Response Team – ERT) Plan International Indonesia diterjunkan ke 39 desa yang paling terkena dampak kekeringan, guna mendistribusikan air bersih. Setiap desa mendapatkan 5.000 liter air setiap hari selama 30 hari ke depan. Kegiatan tanggap darurat ini didukung oleh Start Fund, dana dari multidonor, untuk meresponse dampak El Nino di Indonesia.

“Jumlah pasokan itu memang belum ideal. Air minum yang didistribusikan tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan air  minum, bukan untuk kebutuhan domestik rumah tangga,” kata Wahyu Kuncoro, Program Advisor Pengelolaan Risiko Bencana Plan International Indonesia.

Wahyu menjelaskan, sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus pada pemenuhan hak anak, Plan International Indonesia ingin memastikan bahwa air bersih yang didistribusikan di 39 desa itu bisa diperoleh anak-anak dengan mudah. “Kesehatan anak-anak menjadi prioritas kami. Dalam pendistribusian air ini, kami berkoordinasi dengan pemerintah di level desa, dan juga relawan desa, agar mendahulukan kepentingan anak,” katanya.

Pendistribusian air dilakukan menggunakan truk tangki, yang disebar ke desa-desa. Setiap desa terlebih dulu diberikan dua tangki air berkapasitas 2.200 liter, yang dilekatkkan di kantor desa atau di tengah pemukiman penduduk.

Berdasarkan pantauan tim ERT Plan International Indonesia di Kecamatan Aesesa dan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, kekeringan panjang akibat El Nino telah mengakibatkan terjadi gagal panen. “Pantauan kami ini juga diperkuat dengan data dari BPBD Kabupaten Nagekeo, yang menyebutkan bahwa 3 desa di Kecamatan Aesesa terjadi gagal panen 100 persen. Sedangkan dua desa di Kecamatan Aesesa Selatan terjadi kerusakan lahan hingga mencapai 50 persen,” kata Yahya Ado, Program Unit Manager Plan International Indonesia di Nagekeo.

Selama 30 hari ke depan, bantuan air bersih yang didistribusikan Plan International Indonesia akan menjangkau 26 ribu jiwa lebih di Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dari jumlah itu, sekitar 15 ribu adalah anak-anak. (1009)