Kabari News – Sebuah lembaga riset terkemuka Amerika Serikat, Quake Finder dari Stellar Solutions Inc., menggandeng Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk penelitian kegempaan yang mereka geluti. Vice president Quake Finder, Mr. Thomas Edward Bleier dan stafnya, Mr. Roberto Balajadia Camins Rabu (8/10) melakukan pertemuan dengan para pimpinan Unsyiah untuk merealisasikan kerja sama riset tersebut.

Seperti dikutip unsyiah.ac.id, Jumat, (10/10), Pihak Unsyiah yang terhubung langsung dengan penelitian ini adalah Pusat Studi Veteriner Tropis (Pusvetrop). Sebelumnya, dalam bulan April 2014, Pusvetrop telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan lembaga riset tersebut. Naskah MoA itu ditandatangani langsung oleh direktur eksekutif Pusvetrop, Dr. drh. T Reza Ferasyi, M Sc, dan Vice president Quake Finder, Mr. Thomas Edward Bleier, serta diketahui oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

Penelitian antara Quake Finder dengan Pusvetrop dilakukan untuk pencarian metode alternatif peramalan gempa di Aceh. Oleh karena itu, dalam pertemuan tersebut pihak Quake menyerahkan hibah peralatan penelitian kegempaan sebanyak empat unit senilai USD 206.010 atau setara dengan 2.4 milyar rupiah untuk proyek penelitian tersebut. Sebagian besar dari peralatan penelitian ini adalah magnetometer system.

Pihak Quake Finder juga sudah menempatkan logo Unsyiah di web-sitenya. Dalam pelaksanaan penelitian nanti. Quake Finder bersama dengan Pusvetrop akan menempatkan ke-empat unit magnetometer system di empat lokasi, yaitu di kawasan Lhok Nga, Lamno, Lhok Kruet dan Teunom. Ke semua alat tersebut akan ditempatkan di sekitar tower yang dimiliki oleh perusahaan Tower Bersama. Untuk perizinan penempatannya, pihak Quake Finder telah melakukan kerjasama secara terpisah dengan perusahaan tersebut.

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dibagikan kepada siapa saja yang berminat untuk melakukan analisis guna memperkaya khasanah ilmu peramalan gempa di masa yang akan datang. “Bagi yang ingin memperoleh data tersebut, boleh menghubungi pihak Pusvetrop Unsyiah,” kata Reza Faresyi, direktur eksekutif Pusvetrop.

Rektor Universitas Syiah Kuala mengharapkan agar kerjasama yang akan berlangsung selama 5 tahun tersebut akan dapat membawa manfaat bagi kedua pihak. Khususnya, bagi Unsyiah, semoga dapat meningkatkan keahlian dosen untuk penelitian dalam bidang terkait dan menambah jumlah publikasi internasional. Selain itu, Rektor juga menyampaikan bahwa pemilihan tempat penelitian di Aceh sangat tepat karena merupakan salah satu wilayah yang rawan bencana gempa. Sehingga akan sangat memperkaya data yang dibutuhkan dalam rangka merancang metode alternatif peramalan gempa. Unsyiah sendiri telah menetapkan penelitian bidang kebencanaan sebagai salah satu bagian road-map penelitiannya ke depan.

Setelah pertemuan tersebut, Thomas Edward Bleier masih menyempatkan diri memberi kuliah umum di depan ratusan mahasiswa teknik Geologi dan Teknik Geofisika Unsyiah. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?71458

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported by :