Marsha Timothy adalah seorang pelaku seni yang sudah malang melintang kiprahnya di dunia peran. Aktris berbakat ini kembali didapuk untuk mengambil peran sebagai Vina dalam film terbarunya yang berjudul “Bebas”.

Film Bebas adalah film produksi Miles Films dan CJ Entertainment bekerjasama dengan Ideosource Entertainment dan BASE Entertainment yang akan dirilis pada 3 Oktober mendatang. Film bertabur bintang ini adalah sebuah adaptasi dari film box office hit Korea berjudul “Sunny”.

Film yang mengisahkan persahabatan enam orang remaja Jakarta di tahun 1995/1996 yang terpisahkan selama 23 tahun ini membuat Marsha mengenang masa SMA.

Film Bebas menampilkan karakter Vina ada dua yakni, pada saat remaja dan dewasa. Marsha memerankan karakter Vina pada usia dewasa, sedangkan Vina pada usia remaja diperankan oleh Maizura.

Berkisah dari Vina siswi baru pindahan dari kota kecil di Jawa Barat. Saat pindah ke SMA Negeri bergengsi di Jakarta, Vina alami bully dari teman-teman sekolahnya lantaran logat bicaranya. Beruntung, Vina ditolong dan dibantu oleh empat cewek dan seorang cowok yang bisa dibilang disegani di sekolah. Akhirnya, terbentuklah geng yang dinamakan geng Bebas.

Ketika dewasa, Vina berusaha kembali mencari anggota geng Bebas lainnya. Selama pencarian tersebut, Vina alami gejolak hidup yang kemudian membuat dirinya sadar akan kehidupan. Untuk menghidupkan karakter Vina, diakui Marsha, dirinya hanya menggali cerita dari pengalaman hidup orang.

“Mungkin dari pengalaman, denger cerita, baca tentang pengalaman hidup orang itu banyak memperkaya saya untuk menghidupkan karakter Vina ini,” terang Marsha saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan. Selain itu, kata dia, sutradara Riri Reza dan Mira Lesmana juga menggelar pelatihan atau workshop untuk para pemain selama tiga bulan.

“Jadi dengan proses latihan dan banyak diskusi sama sutradara dan kita beruntung banget karena proses kita workshop latihan menuju proses syutingnya sama mas Riri tuh cukup lama. Tiga bulanan workshop, kita sering ketemu satu sama lain dengan kaya gitu membuat jadi kita lebih deket dengan karakter.” katanya. Bagi Marsha, kenangan di masa sekolah berseragam putih abu-abu memang sulit untuk dilupakan. Banyak sekali kejadian lucu dan unik saat dirinya masih SMA.

Ia berkisah, “SMA Tarakanita terkenal dengan banjir, jadi kalau mulai hujan sedikit aja, agak lama 3 jaman gitu kita udah was-was. Ini besok sekolah ga ya, tapi seneng besok banjir nih ga sekolah.” kenang Marsha.
Hal lucu lainnya, sambung Marsha, jika malam hari hujan turun, saat pagi hari ia dan sahabatnya saling menelpon dan memastikan apakah mereka bakal masuk sekolah atau tidak.

“Telepon ke sekolah, saking seringnya Tarakanita banjir, jadi ada answering machine ‘hari ini sekolah libur karena banjir’. Kocak sih,” katanya sambil senyum mengenang cerita lucu bersama sahabatnya semasa di SMA.
Dan ketika banjir hanya sampai jalanan depan sekolah, sambung Marsha, “Jadi kita tetep masuk harus sekolah dengan copot kaos kaki, copot sepatu, harus jalan kaki masuk ke dalam (sekolah). Itu sih yang selalu lucu saat masa SMA,“ katanya.

Marsha merasa bersyukur hingga saat ini ia masih tetap menjalin komunikasi dengan sahabat-sahabatnya semasa di SMA. “Untungnya saya dan temen-temen SMA saya sampai sekarang masih tetep keep contact. Jadi masih berhubungan terus. Walaupun pasti jarang ketemunya ya gak sering lagi seperti dulu,” ungkap Marsha. Menurut Marsha, kisah film Bebas ini begitu menghangatkan, serta bisa membawa penonton pada masa remaja yang indah bersama para sahabatnya semasa SMA.

“Cerita di film ini bagus sekali, sangat menghangatkan, ketika menonton film ini kita mengharapkan bisa sampai ke penonton bahwa kita jadi kangen banget ketemu temen yang sudah lama ga ketemu, yang mungkin dengan kesibukan apapun kita jadi ga mikirin temen-temen itu, padahal kita butuh temen di kehidupan ini.” katanya.

“Terutama di film ini, kenapa segitu pentingnya pertemuan mereka, karena memang mencari teman sahabat sejati itu susah dan yang sudah kita temukan dan bener rasanya seperti keluarga, yang rasanya susah seneng ditanggung keluarga itu susah, jadi pertemuan kembali mereka itu sesuatu yang luar biasa dan istimewa,” pungkasnya.