Sebagai salah satu perempuan Indonesia, tentunya bangga dengan adanya Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tahun. Meski pun di Indonesia dan di Amerika belum menjadi hari libur nasional seperti di beberapa negara lain. Tetapi ini sudah menjadi langkah kemajuan perempuan di seluruh dunia. Dan merupakan keberhasilan awal perjuangan perempuan sejak tahun 1900-an.

International Women’s Day mulai dirayakan sejak tahun 1975 oleh PBB setiap tanggal 8 Maret. PBB juga memutuskan berpusat pada satu tema atau isyu tertentu setiap tahunnya. Tahun 2023 ini bertema DigitAll : Innovation and technology for gender equality. Menurut PBB, “Membawa wanita ke dalam teknologi menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan memiliki potensi lebih besar untuk inovasi yang memenuhi kebutuhan wanita dan mempromosikan kesetaraan gender.”

Sesungguhnya sejak tahun 1908, para perempuan sudah mulai memperjuangkan kesetaraan mereka. Saat itu ribuan perempuan pekerja turun ke jalan melalui New York City untuk menuntut jam kerja, gaji, dan hak suara yang setara dengan pria. Setahun kemudian, atas saran salah satu aktivis Amerika, Theresa Serber Malkiel, mencanangkan setiap tanggal 28 Februari sebagai Hari Perempuan Nasional.

Di tahun 1910 bertepatan dengan Konferensi Perempuan Sosialis Internasional di Kopenhagen, Denmark, diubah menjadi Hari Perempuan Internasional. Selanjutnya disepakati diperingati tiap tanggal 8 Maret.

Salah satu yang merayakannya adalah International Women’s Group di Greensburg, Pennsylvania. Ini merupakan perkumpulan grup perempuan dari berbagai negara yang tinggal di Amerika. Perkumpulan ini bertemu tiap bulan sekali di kantor YWCA. Disinilah tempat berkumpul berbagi pengalaman hidup saat tinggal di negara asal, belajar memahami dan beradaptasi dengan budaya baru di Amerika, serta saling membantu dan menghargai sesama imigran. Beradaptasi dengan budaya baru bukanlah hal yang sungguh mudah.

Tahun ini dirayakan dengan masing-masing menceritakan tentang negara asal dan bagaimana mereka beradaptasi. Dilanjut dengan makan siang dengan menu khas berbagai negara yang mereka bawa. Meja di tata dengan miniatur boneka berpakaian adat mewakili negara asal. Lengkap dengan bendera dan hiasan pita warna ungu, warna yang berkaitan dengan hak-hak perempuan. Perkumpulan perempuan seperti sangatlah penting. Karena memberdayakan perempuan, memberi dukungan yang positif, serta mendengarkan suara dan mempertahankan hak mereka.

Lain tempat, lain cara merayakannya. Di beberapa negara menjadi hari libur dan dirayakan semacam Mother’s Day. Mereka mendapat bunga dari anak-anak. Sedangkan negara lain dengan aksi turun ke jalan memberikan suara dengan masalah  yang berhubungan dengan hak perempuan. (1004)

Artikel ini juga dapat dilihat di Majalah Digital Kabari 187

Baca Juga: